Wijaya, Filipus Ardian (2015) Simulasi Numerik Distribusi Temperatur dan Kecepatan Udara Ruang Consession 1 Pada Lantai 2 Terminal 2 Bandar Udara Juanda, Sidoarjo. Undergraduate thesis, Institut Teknologi Sepuluh Nopember.
Preview |
Text
2109100112-Undergraduate Thesis.pdf - Published Version Download (7MB) | Preview |
Abstract
Pertambahan penduduk yang begitu pesat membuat
kebutuhan jasa transportasi semakin besar, terutama transportasi
udara. Bandara Internasional Juanda Sidoarjo telah mengalami
over capacity pada tahun 2013 dengan total 17,662,593. Untuk
memenuhi kapasitas terminal, maka dilakukan pemanfaatan
kembali terminal lama Bandara Juanda. Pemanfaatan yang
dilakukan oleh PT Angkasa Pura I, yaitu dengan mendirikan
Terminal baru, yang dimana Terminal ini akan diberi nama
“Terminal 2 Bandara Juanda”. Terminal 2 Bandara Juanda
Surabaya telah resmi beroperasi pada tanggal 14 februari 2014.
Bandara juanda ini merupakan wujud upaya PT Angkasa Pura I
untuk mewujudkan terminal baru berkelas Internasional dan
diharapkan dapat memberikan pelayanan yang lebih baik kepada
seluruh penguna jasa. Terminal 2 ini di harapkan memberikan
kenyamanan yang baik bagi para para pengguna jasa.
Kenyamanan pada terminal 2 harus didukung sistem
pengkondisian udara yang baik, agar penumpang yang berada di
ruang tunggu merasa nyaman. Dalam pengkondisian udara
ruangan, salah satu hal yang perlu diperhatikan adalah
temperatur serta distribusinya di dalam ruangan tersebut. Di
setiap ruangan memiliki distribusi temperatur yang berbedabeda,
maka diperlukan adanya analisa temperatur pada ruangan.
Ruangan yang akan dianalisis adalah ruang consession 1, yang
dimana ruangan ini bertempatan di lantai 2 hall keberangkatan.
iv
Untuk menganalisa temperatur dan kecepatan fluida didalam
ruangan, maka perlu dilakukannya permodelan simulasi.
Proses permodelan simulasi ini dilakukan dengan
menggunakan metode numerik dengan software CFD. pemodelan
ini merupakan permodelan tiga dimensi dengan aliran steady
dan penyelesaian turbulence model dengan standard k-ε. Dimana
kondisi batas yang diberikan adalah inlet sebagai velocity inlet
dan outlet sebagai outflow. Selanjutnya pemodelan yang
dilakukan pada analisa data yang disimulasikan berdasar dari
desain PT. WASKITA KARYA yaitu pada Ruang Consession 1
lantai 2 Terminal 2 Bandar Udara Internasional Juanda Sidoarjo
sebagai model uji.
Hasil yang diperoleh dari analisa data tersebut,
didapatkan kesimpulan bahwa Pada kedua variabel pada bagian
kiri dan kanan, udara dingin yang keluar dari inlet diffuser tidak
dapat mengkondisikan ruangan sebesar 25±20C. Pada bagian
kiri, RAG yang terletak di lantai menghisap udara dingin yang
turun dan pada bagian kanan, dikarenakan udara langsung
keluar menuju pada ruang hampa, sehingga udara tidak sempat
memenuhi ruangan. Pada Vektor Kecepatan, nilai kecepatan
vektor sebesar 0,25-0,74 m/s. Pada grafik variabel ketinggian
1,5 m dan 2 m, pada posisi -6,695 hingga 0,5 memiliki tingkat
kontur kenaikan grafik yang sama. Pada posisi 3,7 - 5,5 kontur
grafik pada variabel malam hari cenderung meningkat lebih
cepat, hal ini dikarenakan beban pendinginan pada malam hari
lebih besar dari siang hari. Pada ketinggian diffuser pada semua
variabel cenderung sama, yaitu , tiang kiri posisi -6,695 m pada
temperatur 18,3oC meningkat terus hingga posisi 0,5 m pada
temperatur 29oC dan Tiang kanan posisi +6,795 m pada
temperatur 18,3oC grafik meningkat terus hingga posisi 0,5 m
pada temperatur 29oC. Hal ini menunjukkan bahwa
pendistributian temperatur diffuser simetris.
===============================================================================================
The increasing of population growth inflicts the
consumption of transportation service and it is greater than the
old days, especially air transport. Juanda International Airport
has already experienced an over capacity in 2013 with total
17,662,593 people. For fulfilling the terminal capacity, PT.
Angkasa Pura uses the old Juanda airport which is named by
“Terminal 2 Juanda Airport.” Terminal 2 Juanda Airport was
officially opened on 14th February 2014. This airport is a form of
Angkasa Pura 1 hard work to build an airport with international
standard which gives their best service for the entire customer.
For giving the best service for customer, it should be supported
by a good air conditioning system so that the thethe passengers
who were in the waiting room feel comfortable. For a good air
conditioning, we have to pay attention for the temperature and its
distribution in that room. Every room is different in term of the
distribution of temperature, so they need the analysis of
temperature in each room. A room that is analyzed by the writer
is the concession room 1 where it is placed in the second floor of
departure hall. For analyzing the temperature and fluid velocity
inside the room, it is necessary to make a model simulation.
Process modeling in the simulation is carried out using
numerical methods with CFD software. This modeling is a
vi
modeling of three-dimensional steady flow and settlement with
turbulence models with standard k-ε. Where the boundary
conditions are given as the inlet velocity inlet and outlet as
outflow. Further modelling analysis conducted on these data is
three-dimensional, steady flow, with turbulence model used
standard k-ε are simulated based on the design of PT. WASKITA
KARYA in Consession 1 Room 2nd floor of Terminal 2 Sidoarjo
Juanda international airport as a model test.
The results obtained from the analysis of these data,
obtained the conclusion that on both the variables on the left and
the right, cold air comes out of the inlet diffuser can not
customize the room of 25 ± 2oC. On the left, RAG on the floor
sucking cold air coming down so that cold air has not had time to
satisfy the room. On the velocity vector, vector speed value of
0.25 – 0.74 m/s. Where the velocity vector area extents on
variable night was smaller than during the day. This is because
the load of cooling at night is greater than the cooling loads
during the day. On the graph variable height of 1.5 m and 2 m, at
position-6,695 up to 0.5 degree contour increment the same
graph. On the position of the 3.7-5.5 contour graph on evening
variables tend to increase more rapidly, this is due to the cooling
load is greater at night than during the day. At the height of the
diffuser on all variables tend to be the same, that is, the left pole
position -6,695 at temperature of 18,3oC increase continues until
position 0.5 m at temperature of 29oC and the right Pole position
at 6,795 m at temperature of 18,3oC, graphs increased steadily
until the position of 0.5 m at temperature of 29oC. This indicates
that the temperature of the diffuser pendistributian symmetric
distribution of either the left or right pole.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) |
---|---|
Additional Information: | RSM 536.502 87 Wij s |
Uncontrolled Keywords: | Distribution of temperature and velocity vector; CFD software; Cooling Load; Inlet Diffuser; standard k-ε |
Subjects: | Q Science > QC Physics > QC271 Temperature measurements |
Divisions: | Faculty of Industrial Technology > Mechanical Engineering > 21201-(S1) Undergraduate Thesis |
Depositing User: | Mr. Tondo Indra Nyata |
Date Deposited: | 21 Jun 2017 02:36 |
Last Modified: | 24 Aug 2018 07:34 |
URI: | http://repository.its.ac.id/id/eprint/41784 |
Actions (login required)
View Item |