Kurniastuti, Agustin (2015) Studi Numerik Pengaruh Temperatur Udara Primer Terhadap Potensi Terjadinya Self Combustion Di Coal Pulveriser Mill. Masters thesis, Institut Teknologi Sepuluh Nopember.
Preview |
Text
2112204808-Master Theses.pdf - Published Version Download (5MB) | Preview |
Abstract
Dalam sistim PLTU, kapasitas coal pulveriser mill dalam menyuplai bahan
bakar di dalam furnace sangat menentukan terhadap tercapainya pembakaran yang
sempurna. Serangkaian proses yang terjadi di dalam coal pulveriser mill, yang
meliputi grinding, drying dan classifying ditentukan oleh beberapa faktor. Salah
satu faktor tersebut adalah ketersedian udara primer dengan temperatur yang cukup
tinggi di dalam coal pulveriser system.
Coal pulveriser mill di PLTU Rembang didesain untuk beroperasi
menggunakan batubara kalori menengah (MRC). Keterbatasan pasokan MRC
menyebabkan coal pulveriser mill dipaksa untuk beroperasi menggunakan batubara
kalori rendah (LRC). LRC yang digunakan pada coal pulveriser mill di PLTU
Rembang merupakan tipe subbituminus. Karakteristik batubara LRC ini adalah
tingginya moisture serta volatile matter yang terkandung di dalamnya. Untuk
mendapatkan batubara yang siap terbakar di dalam furnace, kandungan moisture di
dalam pulverized fuel (PF) yang disuplai tidak boleh terlalu tinggi. Hal ini akan
menyebabkan terjadinya delayed combustion di dalam furnace. Salah satu cara
untuk menghindari delayed combustion ini adalah dengan memberikan suplai udara
primer dengan temperatur yang cukup tinggi untuk proses drying di dalam coal
pulveriser mill. Tingginya kandungan volatile matter di dalam LRC menyebabkan
viii
batubara tipe ini mudah ter-self combustion. Oleh karena itu penambahan
temperatur udara primer harus dilakukan dengan hati-hati.
Pada penelitian ini, dilakukan simulasi untuk menentukan nilai maksimal
temperatur udara primer yang diperbolehkan tanpa memicu terjadinya self
combustion di dalam coal pulveriser mill. Dengan menggunakan software Fluent,
dilakukan tiga variasi seting temperatur udara primer. Metode yang digunakan
untuk suplai batubara pada simulasi ini adalah injeksi pada surface bowl dengan
diameter partikel batubara fine. Distribusi rosin-rammler digunakan untuk
menentukan persebaran partikel di dalam simulasi. Dari simulasi yang telah
dilakukan diperoleh bahwa temperatur udara primer pada nilai 448°K
menghasilkan mill outlet temperature (MOT) sebesar 336°K. Hasil tersebut sudah
mendekati nilai MOT yang diijinkan pada operasi coal pulveriser mill yaitu 338°K.
Jika temperatur udara primer dinaikkan lagi, maka dikhawatirkan akan
membahayakan pengoperasian coal pulveriser mill. Hasil lainnya yang diperoleh
dari simulasi ini adalah kenaikan nilai temperatur udara primer sebesar 463°K
dengan kondisi flowrate udara dan batubara pada nilai yang konstan akan
berdampak pada kenaikan nilai MOT sedangkan kandungan moisture di dalam
batubara tidak mengalami penurunan yang signifikan.
===============================================================================================
In coal fired power plant, the capacity of coal pulverizer mill to supply
pulverized coal (PF) are play an important role to achive efficient combustion
inside furnace. Grinding, drying and classifying which occur inside coal pulverizer
mill are determined by some condition. The primary air supply with high enough
temperature are important during drying process inside coal pulveriser mill.
In Rembang power plant, coal pulverizer mill are installed to operate with
medium coal rank (MRC). Limitation of MRC supply in Rembang power plant has
compelled the coal pulverizer mill to operate using Low Rank Coal (LRC). LRC
which are in subbituminus class have certain characteristic, they have high
moisture and volatile matter content. These characteristic are causing LRC have
high propensity to self combust. In order to prevent this, the increasing in primary
air temperature must be done with care.
The simulation in this researh have purpose to determine the optimal value
of primary air temperature that allowed to enter coal pulverizer mill but also
prevent self combustion to occur. Three value of primary air temperature are
simulate using fluent. Fine coal particle are injected from the bowl surface.
Parameter of Rosin-Rammler distribution are calculated using size particle
distribution data. From this simulation, with setting the primary air temperature in
448°K it can reach MOT value to 336°K. This MOT value has approach the
permissible value in actual operate condition of coal pulverizer mill. More than
that primaery air temperature, can danger coal pulverizer operation. Another
result is increasing primary air temperature to 463°K have the impact in increasing
the MOT value but unfortunately the moisture content inside coal particle can’t
reduce much.
Item Type: | Thesis (Masters) |
---|---|
Additional Information: | RTM 662.629 Kur s |
Uncontrolled Keywords: | coal pulveriser mill, self combustion, drying, moisture |
Subjects: | Q Science > QC Physics > QC271 Temperature measurements |
Divisions: | Faculty of Industrial Technology > Mechanical Engineering > 21101-(S2) Master Thesis |
Depositing User: | Mr. Tondo Indra Nyata |
Date Deposited: | 21 Jun 2017 07:03 |
Last Modified: | 24 Aug 2018 03:32 |
URI: | http://repository.its.ac.id/id/eprint/41803 |
Actions (login required)
View Item |