Jaisyullah, Usman Azka (2017) Program Pengelolaan Emisi Gas Rumah Kaca di TPA Benowo. Undergraduate thesis, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya.
Preview |
Text
Tugas Akhir 3313100079 Usman Azka J..pdf - Published Version Download (2MB) | Preview |
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk menghitung potensi emisi gas rumah kaca yang dihasilkan dari penimbunan sampah di TPA Benowo dan merekomendasikan program pengelolaan emisi gas rumah kaca. Gas rumah kaca yang dihitung adalah gas metan. Metode yang digunakan untuk menghitung emisi gas rumah kaca yaitu IPCC Guidelines 2006 sedangkan untuk menentukan program pengelolaan emisi gas metan menggunakan metode Analytical Hierarcy Process.
Metode IPCC digunakan untuk menghitung emisi gas metan yang dihasilkan dari sampah yang ditimbun di TPA Benowo. Perhitungan emisi gas metan menggunakan 3 skenario yaitu skenario pertama dengan kondisi eksisting yang ada saat ini di TPA Benowo, skenario kedua dengan reduksi dengan metode komposting di sumber, dan skenario ketiga dengan reduksi oleh metode komposting dan pemilahan di sumber. Pemilihan pengelolaan terbaik mempertimbangkan aspek teknis dan aspek lingkungan menggunakan metode AHP dengan bantuan software Expert Choice.
Proyeksi gas metan dari perhitungan menggunakan metode IPCC Guidelines 2006 tier 2 yang untuk kondisi sampah eksisting memiliki total sebesar 180,047 Gigagram. Proyeksi gas metan sebesar 172,216 Gigagram dan 69,014 Gigagram jika menggunakan skenario proses komposting sampah di sumber. Proyeksi gas metan sebesar 170,796 Gigagram dan 62,285 Gigagram jika menggunakan skenario proses komposting dan pemilahan sampah di sumber.Hasil perhitungan menggunakan metode Triangular Method yaitu sebesar 100,166 Gigagram. Perbandingan terjadi antara metode IPCC dan Triangular Method dikarenakan adanya perbedaan asumsi terkait estimasi gas metan.
Pemilihan teknologi pengelolaan emisi gas metan dilakukan menggunakan metode AHP dibantu dengan software expert choice. Perbandingan dilakukan antara teknologi konversi gas metan menjadi listrik menggunakan Internal Combustion Engine, konversi gas metan menjadi biogas, dan penghancuran gas metan menggunakan metode Enclosed Flaring dan penilaian teknologi mempertimbangkan aspek teknis dan lingkungan. Hasil total dari penilaian dengan mempertimbangkan aspek teknis dan lingkungan didapatkan bahwa teknologi konversi gas metan menjadi listrik lebih baik dibandingkan teknologi konversi gas metan menjadi biogas dan flaring. Teknologi listrik menjadi yang pertama dikarenakan nilai pada kriteria pemanfaatannya yang tinggi dan diharapkan mampu removal emisi gas metan secara penuh. Program pengelolaan emisi gas metan yang dipilih adalah menggunakan teknologi konversi gas metan menjadi listrik pada tahun ke 8 dan dari tahun pertama menggunakan teknologi flaring untuk menghancurkan gas metan.
Kata kunci : AHP, IPCC, Gas Rumah Kaca, Landfill, Metan,TPA Benowo.
===============================================================================================
The purpose of this experiment are to calculate the emission from landfill gas produced by degradation process of solid waste in Benowo landfill and decide green house gas management program. Green house gas that calculate in this experiment is methane. Method use in this experiment is IPCC Guidelines 2006 and to decide the best program the method use in this experiment is Analytical Hierarcy Process.
The methane emission for IPCC use three scenarios there are first scenario the existing, second scenario with reduce solid wst from the source by composting, and the third scenario by combine composting and recycling from the source. Enviromental and technical aspect are the consideration for determine the best program.
Projection of methane gas emission using IPCC Guidelines 2006 tier 2 method for existing scenario are 180,047 Gigagram. Projection of methane gas emission are 172,216 Gigagram and 69,014 Gigagram if use scenario that have composting of solid waste in source. Projection of methane gas emission are 170,796 Gigagram and 62,285 Gigagram if use scenario that have composting and recycling of solid waste in source. The result from triangular method are 100,166 Gigagram. There are difference between IPCC and triangular method because of different assumption of methane emitted.The method to determine the best technology for managing methane emission is Analytical Hierarcy Process with the help of Expert Choice software. This method help compare 3 different technologies between conversion of methane become electricity using Internal Combustion Engine, conversion of methane become biogas, and destroy methane with enclosed flaring system. Comparison between those 3 technologies have consideration of technical and environmental aspect. The result of AHP method are conversion of methane emission become electricity are better than conversion of methane emission become biogas and flaring. Enclosed flaring become the last because this method destroy the potential of methane gas as a renewable energy but this technology have advantages in operational and maintenance that easy and cheap. Program manage methane emission from landfill are use conversion technology of methane become electricity at the 8th year and from the first year use flaring to destroy methane emission from landfill.
Keywords : AHP, IPCC, GHG, Landfill, Methane TPA Benowo,
Item Type: | Thesis (Undergraduate) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | AHP, IPCC, Gas Rumah Kaca, Landfill, Metan,TPA Benowo |
Subjects: | G Geography. Anthropology. Recreation > GE Environmental Sciences T Technology > TD Environmental technology. Sanitary engineering |
Divisions: | Faculty of Civil Engineering and Planning > Environment Engineering > 25201-(S1) Undergraduate Thesis |
Depositing User: | Usman Azka J. |
Date Deposited: | 08 Nov 2017 06:50 |
Last Modified: | 05 Mar 2019 06:15 |
URI: | http://repository.its.ac.id/id/eprint/42598 |
Actions (login required)
View Item |