Pratama, Gede Bayu Bandis (2017) Desain Dual Fuel LNG Carrier untuk Suplai Bahan Bakar LNG di Alur Pelayaran Barat Surabaya (APBS). Undergraduate thesis, Institut Teknologi Sepuluh Novemper.
Preview |
Text
4113100022-undergraduate_Theses.pdf - Published Version Download (4MB) | Preview |
Abstract
Kebutuhan masyarakat dunia akan sumber energi terus meningkat dari tahun ke tahun, baik bahan bakar minyak maupun gas. Saat ini bahan bakar minyak sudah banyak digantikan dengan bahan bakar gas seperti LNG dan LPG. Kelebihan dari LNG yaitu memiliki potensi ekonomi yang lebih murah dibandingkan dengan bahan bakar minyak apabila digunakan sebagai bahan bakar penggerak kapal, LNG memenuhi sebagian besar persyaratan emission control area (ECA), teknologi yang digunakan sudah terbukti dan sudah banyak dipakai, dan memiliki fleksibilitas dalam hal bunkering. Meningkatnya jumlah kunjungan kapal di Alur Pelayaran Surabaya Barat akan berbanding lurus dengan polusi yang akan dihasilkan oleh gas buang dari kapal. Oleh karena itu, banyak pemilik kapal mulai berpidah dari mesin diesel ke mesin dual fuel. Untuk mempermudah dalam transfer bahan bakar LNG dari LNG Bunkering Onshore ke kapal yang membutuhkan bahan bakar LNG, maka dari itu dalam tugas akhir ini mengusulkan Desain Dual Fuel LNG Carrier untuk suplai bahan bakar LNG di alur pelayaran barat Surabaya, dengan adanya Kapal LNG Carrierini dapat mempercepat dan meningkatkan fleksibilitas kapal untuk proses pengisian bahan bakar. Payload dari Dual Fuel LNG Carrier ini didapatkan berdasarkan data kunjungan kapal di Pelabuhan Tanjung Perak yang dihitung kebutuhan bahan bakar LNG untuk setiap harinya. Kemudian ditentuakan ukuran tanki LNG yang sesuai untuk mencari ukuran utama kapal, sehingga didapatkan ukuran utama kapal dari layout tangki LNG type C 1500 m^3. Setelah itu dilakukan perhitungan teknis berupa perhitungan berat, trim, freeboard, dan stabilitas. Ukuran utama yang didapatkan adalah Lpp =52 m; B = 14,8 m; H = 6,2 m; T = 3,5 m. Tinggi freeboard minimum sebesar 613,08mm, besarnya tonnase kapal adalah 1539,376 GT, dan kondisi stabilitas Dual Fuel LNG Carrier memenuhi kriteria Intact Stability (IS) Code Reg. III/3.1.Analisis ekonomis yang dilakukan adalah memperhitungkan biaya pembangunan (investasi), biaya operasional, serta estimasi Breakeven Point (BEP). Biaya pembangunan Dual Fuel LNG Carrier ini sebesar Rp.37.837.629.171dan estimasi BEP pada bulan ke-53 dengan estimasi pengambilan keuntungan bersih sebesar Rp 726.737.621,15. Penggunaan bahan bakar dual fuel (LNG dan MDO) lebihhemat 70% dibandingkan dengan menggunakan bahan bakar konvensoinal yaitu MDO.
=====================================================================
The need of the world community on energy sources increases from year to year, both oil fuel and gas. Currently, oil fuel has been replaced with many gas fuels such as LNG and LPG. The advantage of LNG is that it has a cheaper economic potential compared to fuel oil when used as a ship propulsion fuel, LNG meets most of the emission control area (ECA) requirements, the technology used has been proven and widely used, and has flexibility in terms of bunkering. The increasing number of ship visits in the West Surabaya shipping line will be directly proportional to the pollution that will be generated by exhaust gasses from the vessel. Referring to these circumstances, many shipowners began to move from diesel engine to dual fuel engine. To facilitate the transfer of LNG fuel from LNG Bunkering Onshore to vessel that requires LNG fuel, therefore in this final project proposes Dual Fuel LNG Carrier Design to supply LNG fuel in West Surabaya shipping line, in the presence of Carrierini LNG Vessel can accelerate and increase the flexibility of ships for refueling. Payload from Dual Fuel LNG Carrier was obtained based on ship visit data at Port of Tanjung Perak which calculated the needs of LNG fuel for every day. Then, it was determined the appropriate size of LNG tank to find the main size of the ship, and it was obtained the main size of the vessel from the layout of LNG tank type C 1500 m3. After that, technical calculation was done in terms of weight, trim, freeboard, and stability. The main size obtained was Lpp = 52 m; B = 14.8 m; H = 6.2 m; T = 3.5 m. The height minimum freeboard was 613.08 mm, the ship's tonnage was 1539,376 GT, and the stability condition of Dual Fuel LNG Carrier meets the criteria of Intact Stability (IS) Code Reg. III / 3.1.Tht economic calculation and analysis such as building cost, operational cost and Break Even Point (BEP) estimation. The building cost is estimated at Rp.37.837.629.171and BEP within 53 months with estimated revenue at Rp 726.737.621,15. The use of dual fuel (LNG and MDO) is more cheaper 70% than using conventional fuel (MDO).
Item Type: | Thesis (Undergraduate) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Alur Pelayaran Barat Surabaya (APBS), Dual Fuel, LNG, MDO ,LNG Carrier. |
Subjects: | V Naval Science > VM Naval architecture. Shipbuilding. Marine engineering |
Divisions: | Faculty of Marine Technology (MARTECH) > Naval Architecture and Shipbuilding Engineering > 36201-(S1) Undergraduate Thesis |
Depositing User: | Gede Bayu Bandis Pratama |
Date Deposited: | 08 Jan 2018 02:21 |
Last Modified: | 06 Mar 2019 02:00 |
URI: | http://repository.its.ac.id/id/eprint/45373 |
Actions (login required)
View Item |