Aji, Muh. Arif Wisnu (2017) Studi Eksperimental Pengaruh Komposisi Pelet Biokomposit (Polypropylene, Serat Sisal, Maleic Anhydride Polypropylene) Terhadap Sifat Thermal dan Struktur Potongan Melintang Untuk Mencari Material Alternatif Produk Plastik. Undergraduate thesis, Institut Teknologi Sepuluh Nopember.
Preview |
Text
2112100175-Undergraduate_Theses.pdf - Published Version Download (3MB) | Preview |
Abstract
Pada tanggal 20 Oktober 2008 Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) melalui FAO mencanangkan tahun 2009 sebagai International Year of Fibers. Hal tersebut terkait dengan pemanfaatan berbagai serat alam menjadi sumber bahan baku dalam berbagai produk industri. Dengan pemanfaatan tersebut diharapkan dapat menanggulangi dua hal yaitu sebagai solusi terhadap perubahan iklim dan dampaknya terhadap kelestarian lingkungan. Serat sisal (Agave Sisallana Perrine) dipilih karena memiliki kekuatan yang baik dan elastis sehingga berpotensi sebagai bahan komposit yang murah, ringan dan kuat serta mudah dibudidayakan. Dengan mengkaji beberapa eksperimen yang dilakukan sebelumnya, masih perlu dilakukan eksperimen berkaitan dengan komposit serat sisal mengingat bahwa masih banyaknya biodiversitas serat alam yang ada di Indonesia, sedangkan eksperimen sebelumnya menghasilkan pelet biokomposit serat sisal yang belum sempurna Data yang akan diambil dalam eksperimen adalah temperatur leleh serta prosentase void biokomposit sebagai properti yang penting dalam pemanfaatan serat sisal sebagai filler biokomposit.
Atas dasar permasalahan diatas maka dilaksanakan studi eksperimental pengaruh komposisi pelet biokomposit terhadap sifat thermal dan struktur potongan melintang. Metode yang digunakan pada penelitian tugas akhir ini adalah membuat campuran Polypropylene (PP), Maleic Anhydride Polypropylene (MAPP) dan Serat Sisal dengan komposisi sebagai berikut: Biokomposit A terdiri dari 90% material PP, 5% material serat sisal, dan 5% MAPP, biokomposit B terdiri dari 85% material PP, 10% serat sisal, 5% MAPP, biokomposit C terdiri dari 80% material PP, 15% serat sisal, 5% MAPP, biokomposit D terdiri dari 75% PP, 20% serat sisal, dan 5% MAPP. Bahan biokomposit kemudia dicetak sehingga berbentuk pelet. Selanjutnya pelet diukur temperatur lelehnya dengan DSC (Differential Scanning Calorimetry). Kemudian dilanjutkan dengan pengamatan dengan mikroskop untuk melihat kualitas setiap pelet biokomposit berdasarkan prosentase voidnya di laboratorium Metallurgi Teknik Mesin ITS.
Hasil yang didapatkan adalah bahwa setiap pelet dengan variasi komposisi memiliki titik leleh yang berbeda dan tidak bertambah seiring dengan penambahan komposisi serat sisal dengan titik leleh tertinggi yaitu biokomposit B pada 164.53°C. Prosentase void yang diperoleh beragam dan bertambah seiring dengan penambahan komposisi serat sisal pada biokomposit. Pelet dengan prosentase void terkecil adalah biokomposit A. Prosentase void pada pelet biokomposit dapat dikurangi dengan cara menambah waktu pemanasan material biokomposit serta penambahan tekanan dalam proses pembuatan pelet.
======================================================================
On October 2008 the United Nations (UN) Agency through FAO declared 2009 as the International Year of Fibers. This related to the utilization of natural fibers as a source of raw materials in various industrial products. With the utilization is expected to cope with climate change and its impact on environmental sustainability. Sisal fiber (Agave Sisallana Perrine) is choosen because of its good strength, elasticity and its potential as a good, cheap, light and strong composite material. By examining experiments done before, its still needs to be done with sisal fibers considering the previous experiments are still incomplete. Data needs to be taken are melting temperature and void percentage as an important properties in the utilization of sisal fiber as a biocoposite filler.
Based on the problems above, experimental study of biocomposite pellet variation on composition to thermal properties and cross section structure are carried out. The method used in this experiment is to make Polypropylene (PP), Maleic Anhydride Polypropylene (MAPP) and Sisal Sisal with the following composition: biocomposit A consists of 90% PP material, 5% sisal fiber material and 5% MAPP, biocomposite B consists of 85% PP material, 10% sisal fiber, 5% MAPP, biocomposite C consists of 80% PP material, 15% sisal fiber, 5% MAPP, biocomposite D consists of 75% PP, 20% sisal fibers, and 5% MAPP. The biocomposite material is then molded to form a pellet. Further pellet measured melting temperature with DSC (Differential Scanning Calorimetry). Then proceed with microscope observation to see the quality of each biocomposite pellet based on the percentage of void in Metallurgy Laboratory of Mechanical Engineering ITS.
The result of this experiment is that each pellet with a variation of the composition has a different melting point and does not increase as the addition of sisal fiber composition with the highest melting point is B biocomposite at 164.53 ° C. The percentage of voids obtained varies and increases with the addition of sisal fiber composition to the biocomposite. Pellets with the smallest percentage of voids is biocomposite A. The percentage of voids in biocomposite pellets can be reduced by increasing the heating time of the biocomposite material as well as the addition of pressure in the pellet-making process.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Polypropylene, Serat Sisal, Maleic Anhydride Polypropylene, Biokomposit |
Subjects: | T Technology > TJ Mechanical engineering and machinery T Technology > TS Manufactures |
Divisions: | Faculty of Industrial Technology > Mechanical Engineering > 21201-(S1) Undergraduate Thesis |
Depositing User: | Muh. Arif Wisnu Aji |
Date Deposited: | 04 Dec 2017 07:05 |
Last Modified: | 06 Mar 2019 06:36 |
URI: | http://repository.its.ac.id/id/eprint/46743 |
Actions (login required)
View Item |