Kemal, Andi Anakaji (2017) Perencanaan Timbunan Jalan Kereta Api Sta Km 88+ 700 - Km 90+300 Jalur Makassar - Pare-Pare, Barru, Sulawesi Selatan. Undergraduate thesis, Institut Teknologi Sepuluh Nopember.
Preview |
Text
3110100092-Undergraduate_Theses.pdf - Published Version Download (7MB) | Preview |
Abstract
Barru merupakan sebuah kota kabupaten di provinsi Sulawesi Selatan, terletak di Pantai Barat Sulawesi Selatan.. Memiliki daerah topografi pesisir pantai yang datar sehingga kondisi tanah sekitar wilayah ini tergolong lunak.. Pada wilayah Barru timbunan akan dibangun lintasan rel kereta api dengan timbunan yang relative tinggi pada STA 88+700 sampai STA 90+300 dengan tipe jalur ganda (double track), yang memiliki lebar dan tinggi timbunan yang bervariasi dengan panjang lintasan ±1.7 km.
Hal yang perlu diperhatikan dalam perencanaan jalur ganda rel kereta api yang dibangun diatas tanah lunak adalah kemungkinan terjadi kelongsoran dan penurunan tanah dasar, hingga ini membutuhkan perkuatan pada timbunan dan proses konsolidasi terhadap tanah dasar. Tolak ukur timbunan dan tanah dasar untuk dapat menerima beban rencana adalah kestabilan kontruksi bawah terhadap pengaruh gaya-gaya eksternal yang dapat menyebabkan keruntuhan guling, keruntuhan geser, serta keruntuhan daya dukung tanah, maupun terhadap gaya-gaya internal yang dapat menyebabkan retak pada kontruksi karena tidak mampu menahan beban.
Pada Tugas Akhir ini, akan menjelaskan penyelesaian permasalahan dengan memberikan beberapa pilihan perencanaan. Direncanakan tinggi timbunan yang bervariasi antara 4 meter, 6 meter, 8meter dan 10 meter dengan menggunakan beberapa alternatif metode perkuatan tanah timbunan. Alternatif pertama adalah pemasangan kombinasi keystone wall dengan geogrid, alternatif kedua adalah kombinasi pemasangan sheetpile dengan geotextile, alternatif ketiga adalah kombinasi retainig wall beton dengan geotextile dan alternatif terkahir adalah pemasangan geotextile dengan timbunan bebas tanpa adanya retaining wall.
Dari hasil analisa yang telah dilakukan, didapatkan kesimpulan bahwa diperlukan adanya pemasangan PVD pola segitiga dengan jarak 1 m pada tanah dasar. Untuk timbunan tegak pada ketinggian 4 meter lebih baik memakai alternatif pemasangan kombinasi retaining wall geotextile seharga Rp. 33,781,702,592.00. Untuk tinggi 6 meter, 8 meter dan 10 meter lebih baik memakai kombinasi sheetpile geotextile dengan harga Rp47,518,345,600.00 untuk tinggi timbunan 6 meter , Rp64,523,751,600.00 untuk tinggi timbunan 8 meter dan Rp91,157,105,050.00 untuk tinggi timbunan 10 meter. Untuk timbunan miring yang berbentuk trapesium menggunakan geotextile berjumlah 26 lembar untuk tinggi 4m, 44 lembar untuk tinggi 6m, 93 lembar untuk tinggi 8m,dan 106 lemar untuk tinggi 10m.
=================================================================
Barru is a regency city in the province of South Sulawesi, located near the west coast of South Sulawesi. This region has a flat coastal topography which makes the soil condition around the area is quite soft. In the area of Barru, a railway track will be contructed with relatively high embankment from STA 88+700 to STA 90+300 consist of double track way which have various width and height properties with a span of ±1.7 km.
Things that must be considered in double track railway design contructed above soft ground is the possibility of slide and settlement, hence the need of soil reinforcement and consolidation process of the ground. Embankment and ground soil capability to withstand the design load depends on the stability of lower ground construction against the impact of external forces which can cause collapse, shear collapse, and the soil support capability failure, as well as against the forces that can cause crack to the construction because of its inability to withstand load.
This Thesis will explain the solution by giving out some design alternative. The Embankment will be designed with various height properties between 4 meter, 6 meter, 8 meter, and 10 meter and various alternative of soil reinforcement method. First alternative is using the combination of keystone wall and geogrid. Second alternative is using sheetpile and geotextile combination. Third alternative is using concrete retaining wall and geotextile combination. And for the last alternative is using the combination of geotextile and lone ground embankment without using retaining wall.
The result from the analysis concluded that triangular pattern PVD installation is required with a distance of 1m from above ground soil. For the vertical embankment with the height of 4 meter is considered better to use the reinforcement alternative of retaining wall and geotextile combination at the price of Rp33,781,702,592.00. For the height of 6 meter, 8 meter, and 10 meter, it is better to use the combination of sheetpile and geotextile at the price of Rp47,518,345,600.00 for the 6 meter height, Rp64,523,751,600.00 for the the 8 meter height, and Rp91,157,105,050.00 for the 10 meter height. For the diagonal embankment in the shape of trapezoid, will be designed with 26 sheets of geotextile for 4 meter height, 44 sheets for 6 meter height, 93 sheets for 8 meter height, and 106 sheets for 10 meter height.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) |
---|---|
Additional Information: | RSS 624.151 362 Kem p |
Uncontrolled Keywords: | Kata Kunci: Sulawesi Selatan, Jalan Kereta Api, Daya Dukung Tanah, Preloading Surcharge, PVD, Geotextile, Geogrid, Retaining Wall, Sheetpile, Keystone Wall, Sulawesi Selatan, Railway Track, Soil Strenght. |
Subjects: | T Technology > TA Engineering (General). Civil engineering (General) > TA749 Soil stabilization T Technology > TF Railroad engineering and operation |
Divisions: | Faculty of Civil Engineering and Planning > Civil Engineering > 22201-(S1) Undergraduate Thesis |
Depositing User: | Kemal Andi Anakaji |
Date Deposited: | 14 Dec 2017 08:16 |
Last Modified: | 05 Mar 2019 07:46 |
URI: | http://repository.its.ac.id/id/eprint/47924 |
Actions (login required)
View Item |