Lamoni, Luthfan Natakesuma (2018) Pengaruh Jumlah Lipatan Baja JIS SUP 9 dan Baja 0,5CCrMnSi Terhadap Nilai Kekerasan, Struktur Mikro, dan Pattern Pada Permukaan Pisau. Undergraduate thesis, Institut Teknologi Sepuluh Nopember.
Preview |
Text
2113100148-Undergraduate_Theses.pdf - Accepted Version Download (10MB) | Preview |
Abstract
Pisau sebagai salah satu jenis alat potong terus berkembang seiring dengan semakin beragamnya kebutuhan manusia. Kualitas pisau yang tinggi ditinjau dari segi kekerasan, ketangguhan, maupun ketajamannya ditentukan oleh bahan dan proses pembuatannya. Pada umumnya pisau berbahan logam diproses dengan cara ditempa. Kualitas pisau hasil penempaan manual oleh pande besi tradisional di Kawisanyar, Gresik Jawa Timur dengan bahan baja bekas, diketahui memiliki nilai kekerasan berkisar antara 35-58 HRC. Dengan struktur mikro merupakan bainit dan pearlit yang ditemukan disepanjang permukaan pisau. Hal ini mampu untuk ditingkatkan dan dikembangkan agar mendapatkan kualitas pisau yang lebih baik dengan memanfaatkan metode yang digunakan dalam membuat pisau damaskus. Diantaranya adalah metode welded forging. Metode penempaan welded forging memanfaatkan susunan lapisan antara baja karbon rendah dan baja karbon tinggi.
Pada penelitian ini digunakan lembaran plat baja JIS SUP 9 dan baja cor 0,5CCrMnSi yang disusun membentuk benda kerja dengan dimensi 75 x 30 x 15 mm. Benda kerja kemudian ditempa secara manual dengan variasi pada jumlah lipatan dengan beberapa tahap penempaan. Pada setiap tahap terjadi beberapa siklus yang membentuk dimensi ketebalan akhir 3 mm. Setelah itu dilakukan pengujian kekerasan dan metalografi, untuk mengetahui nilai kekerasan dan struktur mikro yang terbentuk setelah proses penempaan. Serta di analisa susunan partikel cementite yang membentuk pola damask.
Pada penelitian ini didapatkan nilai kekerasan dan struktur mikro pada pisau tempa B1 dan B2. Nilai kekerasan pada penampang lebih tinggi dibandingkan dengan permukaan. Pada penampang pisau B1 nilai kekerasannya sebesar 351 HV. Pada permukaan pisau B1 nilai kekerasannya sebesar 339,3 HV. Sedangkan pada penampang pisau B2 nilai kekerasannya sebesar 434,9 HV, pada permukaannya sebesar 383,8 HV. Pisau B2 memiliki nilai kekerasan rata2 yang lebih tinggi dibandingkan dengan pisau B1. Hasil pengamatan struktur mikro menunjukan ukuran butir yang terbentuk setelah proses penempaan lebih kecil dan halus. Batas2 antara material yang berbeda tetap terlihat dan tidak berdifusi antara satu dengan yang lainnya. Fase yang terbentuk adalah pearlite, ferrtie, dan martensite tempered.
==========================================================================================================
Knife as one type of cutting tool that has been known for a long time, to serve human needs. The quality of a good knife becomes important as the development of human needs. High quality knives depend on the material to be made and the method of manufacture. In general, metal knives are made with forging. The forging process is able to increase strength and reduce further machining processes. There are several methods of forging to make a high quality knife. One of them is welded forging. Welded forging method manipulated the arrangement between low carbon sheets and high carbon sheets. The arrangement of the sheet forms low and high carbon layers. These layers then affect the pattern that appear on the surface of the knife or known as damask pattern.
This research used plate of JIS SUP 9 steel and 0,5CCrMnSi cast steel arranged to form workpiece with dimension 75 x 30 x 15 mm. . The workpiece is then manually forged at several stages of forging and with variation of number of folds. At each stage there are several cycles that form the final dimensions of 3 mm thickness. After the process of forging and form a desired blade, the knife as-forged tested the hardness number and metallography, to determine the value of hardness and microstructure formed after the forging process. It also analyze the arrangement of cementite
particles formed on the surface of the blade, which forms a damask pattern.
In this research we get the value of hardness and micro structure on the blade of B1 and B2. The hardness number at the cross section is higher than the surface. On the cross section of blade B1 its hardness number is 351 HV. On the surface of the blade B1 its hardness number is 339.3 HV. While on the cross section of the knife B2 hardness number of 434.9 HV, on the surface of 383.8 HV. The blade B2 has a higher mean hardness number than the blade B1. The microstructural observation results show the size of the grains formed after the forging process is smaller and smoother. The boundaries between different materials remain visible and do not diffuse from one another. The resulting phase is pearlite, ferrtie, and tempered martensite.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) |
---|---|
Additional Information: | RSM 672.332 Lam p-1 3100018075468 |
Uncontrolled Keywords: | pisau; damaskus; welded forging; penempaan; knife; damascus; damask pattern; damascene; welded forging. |
Subjects: | T Technology > TA Engineering (General). Civil engineering (General) > TA418.9 Composite materials. Laminated materials. T Technology > TJ Mechanical engineering and machinery T Technology > TN Mining engineering. Metallurgy T Technology > TN Mining engineering. Metallurgy > TN752.I5 Steel--Heat treatment T Technology > TP Chemical technology |
Divisions: | Faculty of Industrial Technology > Mechanical Engineering > 21201-(S1) Undergraduate Thesis |
Depositing User: | Lamoni Luthfan Natakesuma |
Date Deposited: | 09 Jul 2018 04:10 |
Last Modified: | 06 Oct 2020 02:57 |
URI: | http://repository.its.ac.id/id/eprint/50147 |
Actions (login required)
View Item |