Modifikasi Desain Struktur Gedung At-Tauhid Muhammadiyah Surabaya Menggunakan Kolom Rectangular Concrete Filled Steel Tube (RCFT) dan Balok Hexagonal Castellated

Pamungkas, Tri Atmojo (2018) Modifikasi Desain Struktur Gedung At-Tauhid Muhammadiyah Surabaya Menggunakan Kolom Rectangular Concrete Filled Steel Tube (RCFT) dan Balok Hexagonal Castellated. Undergraduate thesis, Institut Teknologi Sepuluh Nopember.

[thumbnail of 3116105047-Undergraduate_Theses.pdf]
Preview
Text
3116105047-Undergraduate_Theses.pdf - Accepted Version

Download (18MB) | Preview

Abstract

Bangunan gedung di Indonesia dengan material beton bertulang sebagai bahan bangunan masih mendominasi hampir seluruh bangunan gedung yang ada di Indonesia. Material beton memiliki berbagai macam kelemahan, antara lain memiliki bobot yang berat, kuat tarik yang lemah, dan pelaksanaan pekerjaan bangunan beton lebih lama. Baja adalah material bangunan yang memiliki berbagai macam kelebihan, antara lain material baja memiliki sifat daktail, dimana baja mampu berdeformasi tanpa langsung runtuh, kemudahan penyambungan antar elemen yang satu dengan lainnya menggunakan alat sambung baut atau las. Baja juga memiliki beberapa kekurangan, baja yang berhubungan langsung dengan udara atau air, secara periodik harus dicat. Sehingga, untuk mencapai kondisi terbaik dari permasalahan tersebut, penggunaan struktur baja dengan beton komposit dinilai lebih baik dibandingkan hanya struktur beton bertulang maupun baja. Gedung At-Tauhid Muhammadiyah Surabaya yang sebelumnya menggunakan struktur beton bertulang akan dibangun menggunakan struktur baja dengan beton komposit sebagai objek tugas akhir. Konstruksi baja dengan beton komposit yang akan digunakan adalah kolom rectangular concrete filled steel tube (RCFT) dan balok hexagonal castellated.
Pada perhitungan bangunan gedung dengan sistem rangka baja dan beton komposit serta dinding geser pelat baja ini mengacu pada Spesifikasi Untuk Bangunan Gedung Baja Struktural SNI 1729:2015, Tata Cara Perencanaan Struktur Baja Untuk Bangunan Gedung SNI 03-1729-2002, Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Struktur Bangunan Gedung dan Non Gedung SNI 1726:2012, ASCE 7-2002, Beban Minimum Untuk Perancangan Bangunan Gedung dan Struktur Lain SNI 1727:2013, Persyaratan Beton Struktural Untuk Bangunan Gedung, AISC Steel Design-31, AISC Steel Design-20, dan Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Bangunan Gedung PPIUG 1983. Dalam menganalisa strukturnya ditinjau dengan pengaruh beban gempa dinamis menggunakan program bantu SAP 2000.
Dari analisa dan hasil perhitungan diperoleh hasil yaitu : Tebal pelat atap, kelas, kantor, dan koridor 9 cm dengan pelat bondek. Dimensi balok induk HC 732x300x11x18 pada bentang 10 m, HC 759x210x11x19 pada bentang 7 m, WF 400x200x11x17 pada bentang 3 m, 4 m, 3,6 m, dan 6 m. Sedangkan dimensi kolom lantai 1-4 menggunakan profil RCFT HSS 700x700x25, kolom lantai 5-7 menggunakan profil RCFT HSS 500x500x25, kolom 8-13 menggunakan profil RCFT HSS 400x400x25. Dimensi dinding geser pelat baja memiliki ketebalan 4 mm. Perencanaan mutu sambungan digunakan baut mutu fub – 8250 MPa. Perencanaan pondasi menggunakan tiang pancang dengan diameter Ø50 cm pada kedalaman 28 m.
===========================================================
Reinforced concrete dominates building in Indonesia as building material. Concrete has several weakness; for instance heavy, low tensile strength, and speed of construction. Steel is building material that provides several excesses; name it: resilient character; which steel can be deformated without immediate collapse and convinience joint using bolt and welding.
However, steel structure has weakness; steel that has air or water contact should be periodically coated. Based on this problem, steel structure combined with composite concrete is more advantegous than reinforced steel or steel. At-Tauhid Building of Muhammadiyah University Surabaya, which is existingly built by reinforced steel, is proposed using steel structure combined with composite concrete as this final project object. Rectangular concrete filled steel tube (RCFT) and hexagonal castellated beam are used in this construction.
On this building measurement using steel structure combined with reinforced concrete and steel plate shear wall refers to Spesifikasi Untuk Bangunan Gedung Baja Struktural SNI 1729:2015, Tata Cara Perencanaan Struktur Baja Untuk Bangunan Gedung SNI 03-1729-2002, Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Struktur Bangunan Gedung dan Non Gedung SNI 1726:2012, ASCE 7-2002, Beban Minimum Untuk Perancangan Bangunan Gedung dan Struktur Lain SNI 1727:2013, Persyaratan Beton Struktural Untuk Bangunan Gedung, dan Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Bangunan Gedung PPIUG 1983. Dalam menganalisa strukturnya ditinjau dengan pengaruh beban gempa dinamis menggunakan program bantu SAP 2000.
From the analysis and calculation results obtained results are: thickness roof plates, class, office, and corridor 9cm with bonded plate. Main beam dimension HC 732x300x11x18 on the 10m-span, HC 759x210x11x19 on the 7m-span, WF 400x200x11x17 on the 3 m, 4 m, 3,6 m, dan 6 m-span.
While the dimensions of the columns on the 1st-4th level uses RCFT HSS 700x700x25 profile, 5th-7th level uses HSS 500x500x25 RCFT profile, 8th-13rd level uses RCFT HSS 400x400x25 profile. Steel plate shear wall thickness is 4 mm. Connection quality planning uses fub – 8250 MPa. Foundation planning using pile with Ø50 cm pile with 28 m depth.

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Uncontrolled Keywords: Gedung Baja, hexagonal, RCFT
Subjects: T Technology > TA Engineering (General). Civil engineering (General)
Divisions: Faculty of Civil Engineering and Planning > Civil Engineering > 22201-(S1) Undergraduate Thesis
Depositing User: Tri Atmojo Pamungkas
Date Deposited: 28 Jun 2021 02:46
Last Modified: 28 Jun 2021 02:46
URI: http://repository.its.ac.id/id/eprint/55392

Actions (login required)

View Item View Item