Widyatmoko, - (2015) Perencanaan jumlah dan lokasi menara base transceiver station (BTS) baru pada telekomunikasi seluler di Kabupaten Lumajang menggunakan metode analytical hierarchy process- topsis (AHP- TOPSIS). Undergraduate thesis, Institut Teknologi Sepuluh Nopember.
Text
2210100064-Undergraduate_Theses-ok.pdf Restricted to Repository staff only Download (5MB) |
Abstract
Lahirnya teknologi baru seperti 4G LTE mendorong para
operator untuk membangun infrastrur baru seperti menara BTS dalam
rangka menghadapi persaingan antar operator. Dalam pembangunan
menara BTS, sangat dibutuhkan suatu perencanaan yang sistematis
untuk menentukan jumlah dan posisi menara BTS yang sesuai dengan
kebutuhan.
Dalam perencanaan BTS, langkah yang wajib dilakukan adalah
memprediksi kebutuhan BTS di tahun 2019. Menara BTS yang
dibutuhkan didapat dengan menghitung selisih antara jumlah BTS tahun
2019 dan jumlah BTS tahun 2014 kemudian hasilnya dibagi 4
(diasumsikan satu menara BTS terdiri dari 4 BTS).
Setelah diketahui jumlah kebutuhan menara BTS pada tahun
2019, selanjutnya penulis melakukan penyebaran menara tersebut ke
seluruh penjuru kabupaten Lumajang. setelah itu penulis melakukan
pembobotan pada tiap zona menara untuk mengetahui peringkat zona
terbaik. Zona-zona dengan peringkat terbaik dianggap sebagai titik
strategis untuk didirikan perangkat BTS 4G LTE. Metode yang
digunakan dalam pembobotan adalah metode AHP-TOPSIS. Metode ini
merupakan kombinasi dari metode Analytical Hierarchy Process (AHP)
dan Techique for Order Preference by Similarity to Ideal Solution
(TOPSIS). Metode AHP berfungsi untuk mengetahui nilai prioritas tiap
sub-kriteria yang digunakan sedangkan TOPSIS berfungsi untuk
mencari nilai tiap zona berdasarkan input dari AHP sehingga diketahui
zona prioritas.
================================================================================================
the birth of new technology such as 4G LTE encourage operators
to build new infrastructure as BTSs in order to face competition between
operators. In the construction of BTS Tower, so we need a systematic
planning to determinethe number and position of BTS Towers, which
according to the needs. in planning BTS, steps that must be done is to
predict the needs of BTS in 2019. BTS tower needed is obtained by
calculating the difference between the number of base stations in 2019
and 2014 and the result divided 4 (assuming the tower consists of 4
BTS).
Having in mind the number of BTS tower needs by 2019, the
author further dissemination to all corners of Lumajang. after that the
author did weighting of each zone of the tower to find the best zone
ratings. zones with the best rank is considered as a strategic point to set
up the 4G LTE base stations. The method used is AHP-TOPSIS. This
method is a combination of Analytical Hierarchy Process (AHP) and
Technique for Order Preference by similarity to ideal solution
(TOPSIS). AHP method is used to determine the priority value of each
sub-criteria that are used while TOPSIS is used to find the value of each
zone based on the input of AHP in order to know the priority zones.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) |
---|---|
Additional Information: | RSE 621.384 131 Wid p |
Uncontrolled Keywords: | AHP-TOPSIS; BTS; LTE; UMTS; Radius |
Subjects: | T Technology > TK Electrical engineering. Electronics Nuclear engineering > TK2861 Electric relays. Protective relays--Security measures. T Technology > TK Electrical engineering. Electronics Nuclear engineering > TK5103.2 Wireless communication systems. Two way wireless communication |
Divisions: | Faculty of Industrial Technology > Electrical Engineering > 20201-(S1) Undergraduate Thesis |
Depositing User: | - Taufiq Rahmanu |
Date Deposited: | 09 Oct 2018 02:14 |
Last Modified: | 09 Oct 2018 02:14 |
URI: | http://repository.its.ac.id/id/eprint/59793 |
Actions (login required)
View Item |