Prayogi, Alan David (2019) Desain Rompi Serbu Ergonomis Untuk Prajurit Infanteri TNI-AD Dengan Konsep Modular. Masters thesis, Institut Teknologi Sepuluh Nopember.
Preview |
Text
02411650042003-Master_Thesis.pdf Download (8MB) | Preview |
Abstract
Rompi serbu sangat dibutuhkan oleh prajurit saat bertugas di medan operasi, karena di dalam rompi ini semua keperluan tempur prajurit infanteri disimpan. Untuk mencapai tujuan tersebut TNI-AD sudah mencoba memenuhi kebutuhan prajuritnya dengan cara membuat dan memproduksi sendiri rompi serbu di dalam negeri, namun kualitas dan desain rompi-rompi tersebut tidak cukup baik. Alternatif lain yang dilakukan TNI-AD adalah membeli rompi serbu dari luar negeri yang relatif mahal dan ukurannya tidak sesuai dengan antropometri orang Indonesia karena mengacu pada antropometri manusia dengan ras kaukasia sehingga rompi menjadi kurang nyaman dan tidak fit to body saat digunakan saat melakukan aktifitas-aktifitas di medan operasi.
Perancangan rompi serbu modular ini menggunakan metode pengumpulan data dengan metode Nordic Body Map untuk mengetahui keluhan bagian tubuh mana saja yang sakit saat menggunakan rompi serbu TNI, deep interview untuk mengetahui kebutuhan prajurit secara personal, kuisioner terbuka untuk mengetahui lebih jelas apa saja kebutuhan prajurit infanteri TNI-AD dengan lebih detail, kuisioner tertutup, serta kuisioner semantik diferensial untuk menemukan kansei word apa yang tepat untuk mendesain rompi serbu yang selanjutnya dilakukan tahap pengolahan data dengan menggunakan metode TAFEI untuk mengetahui error yang terjadi dalam penggunaan rompi serbu eksisting dan metode Kansei Engineering. Selanjutnya seluruh data dikumpulkan untuk menjadi atribut dalam metode Quality Function Deployment (QFD). Setelah metode QFD selesai dilakukan maka diketahui urutan-urutan tingkat kepentingan dari aspek rompi serbu yang harus diprioritaskan terlebih dahulu.
Selanjutnya, rompi serbu modular yang sudah didesain dan dibuat diujikan kepada 23 sampel laki-laki dengan usia 18-30 tahun dengan metode uji fisiologi yang dilakukan di atas treadmill. Hasil dari uji fisiologi tersebut adalah konsumsi oksigen (VO2) saat menggunakan rompi serbu TNI lebih tinggi dari VO2 saat menggunakan rompi serbu modular. Setelah itu hasil VO2 diuji kembali dengan metode uji beda (uji-t) untuk mengetahui apakah benar-benar ada beda diantara hasil VO2 rompi serbu TNI dan rompi serbu modular
================================================================================================
Assault vests are needed by soldiers when on duty in the field of operation, because in these vests all infantry combat needs are stored. To achieve these objectives, Indonesian Army has been trying to meet the needs of soldiers by creating and producing their own domestic assault vest, but the quality and design of these vests is not good enough. Alternatively conducted the Army is buying vest assault from abroad are relatively expensive and the size does not fit with the anthropometry of Indonesian because it refers to the anthropometry human race caucasian so the vest becomes less comfortable and did not fit to the body during use when performing activities in the operating field.
The design of this modular assault vest uses a method of data collection using the Nordic Body Map method to find out which body parts are hurts when using Indonesian Army assault vests, deep interview to find out the personal needs of soldiers, open questionnaires to find out more clearly what the Indonesian Army infantry troops needs with more details, closed questionnaires, and a differential semantic questionnaire to find the Kansei Word what is right to design an assault vest which is then carried out in the data processing stage using the TAFEI method to determine the errors that occur in the use of existing assault vests and Kansei Engineering methods. Furthermore, all data is collected to become an attribute in the Quality Function Deployment (QFD) method. After the QFD method is completed, it is known that the order of importance of the aspect of the assault vest must be prioritized.
Furthermore, the modular assault vest that has been designed and made, directly tested on 23 samples of men by the age of 18-29 years with a physiology test methods performed on a treadmill. Results from testing the physiology is oxygen consumption (VO2) when using a military assault vest is higher than the VO2 when using modular assault vest. After that the results of VO2 were tested again with a different test method (t-test) to find out whether there really was a difference between the VO2 results of the Indonesian Army assault vest and the modular assault vest.
Item Type: | Thesis (Masters) |
---|---|
Additional Information: | RTI 620.82 Pra d-1 2019 |
Uncontrolled Keywords: | TNI-AD, Rompi Serbu, Modular, Nordic Body Map, TAFEI, Kansei Engineering, QFD, Fisiologi |
Subjects: | Q Science > QP Physiology > QP34.5 Human engineering T Technology > T Technology (General) > T55 Industrial Safety U Military Science > U Military Science (General) > UG Military Engineering |
Divisions: | Faculty of Industrial Technology > Industrial Engineering > 26101-(S2) Master Thesis |
Depositing User: | Alan David Prayogi |
Date Deposited: | 13 Jul 2021 07:10 |
Last Modified: | 13 Jul 2021 07:10 |
URI: | http://repository.its.ac.id/id/eprint/60937 |
Actions (login required)
View Item |