Analisis Daya Saing Terminal Baru Pelabuhan Probolinggo Akibat Pembangunan Tol Trans Jawa

Putri, Ameilia Pristama (2019) Analisis Daya Saing Terminal Baru Pelabuhan Probolinggo Akibat Pembangunan Tol Trans Jawa. Undergraduate thesis, Institut Teknologi Sepuluh Nopember.

[thumbnail of 04411440000006_Undergraduate_Thesis.pdf]
Preview
Text
04411440000006_Undergraduate_Thesis.pdf - Accepted Version

Download (3MB) | Preview

Abstract

Tol Trans Jawa merupakan sebuah projek yang menghubungkan pulau Jawa dengan media jalan tol. Mulai dari Kota Merak (Jawa Barat) hingga Kota Banyuwangi (Jawa Timur). Dengan adanya tol yang direncanakan selesai tahun 2019 sudah pasti mampu memangkas waktu darat dalam proses pengiriman muatan general cargo menuju Terminal Baru Pelabuhan Probolinggo (TBP), Pelabuhan Tanjung Perak (TJP), dan Pelabuhan Tanjung Wangi (TJW). Untuk itu, tugas akhir ini bertujuan untuk mengetahui daya saing dari TJP, TBP, dan TJW baik sebelum maupun sesudah adanya tol trans jawa yang meliputi daya saing muatan dan daya saing hinterland, serta mengetahui dampak pembangunan tol trans jawa terhadap TBP dengan membandingkan total unit cost (unit cost darat dan unit cost laut) dalam pengiriman muatan menuju TJP, TBP, dan TJW dengan menggunakan 2 skenario perhitungan darat yaitu menggunakan jalan biasa dan jalan tol trans jawa. Hasil dari tugas akhir ini menunjukkan bahwa daya saing industri hinterland dari TJP, TBP, dan TJW sebelum adanya tol trans jawa berturut-turut yaitu memiliki industri hinterland sebanyak 13, 3, dan 0 industri hinterland. TJW tidak memiliki industri hinterland dikarenakan unit cost yang tinggi jika dibandingkan dengan TJP dan TBP. Sedangkan sesudah adanya tol trans jawa berturut-turut yaitu memiliki industri hinterland sebanyak 3, 0, dan 0 industri hinterland. TBP dan TJW tidak memiliki industri hinterland dikarenakan unit cost yang tinggi jika dibandingkan dengan TJP, serta unit cost melalui jalan tol trans jawa lebih tinggi jika dibandingkan dengan unit cost saat melakukan pengiriman menggunakan jalan biasa. Kemudian untuk daya saing muatan sebelum adanya tol trans jawa, TBP menempati urutan pertama yang memiliki jumah muatan tertinggi, kemudian peringkat ke-2 yaitu TJP, dan ke-3 yaitu TJW. Sedangkan sesudah adanya tol trans jawa, TJP merupakan satu-satunya pelabuhan yang memiliki jumlah muatan tertinggi, dikarenakan TBP dan TJW tidak memiliki muatan. Selanjutnya dampak pembangunan tol trans jawa tidak mempengaruhi TBP dikarenakan dengan adanya tol trans jawa membuat unit cost dalam pengiriman muatan menjadi tinggi jika dibandingkan dengan unit cost pengiriman muatan melalui jalan biasa.
================================================================================================
The Trans Java Toll Road is a project that connects Java with toll road media. Starting from the City of Merak (West Java) to the City of Banyuwangi (East Java). With the toll road planned to be completed in 2019, it is certainly able to cut land time in the process of sending general cargo loads to the New Terminal of Probolinggo Port (TBP), Tanjung Perak Port (TJP) and Tanjung Wangi Port (TJW). Therefore, this final project aims to determine the competitiveness of TJP, TBP, and TJW both before and after the Java Trans toll covers the competitiveness of cargo and competitiveness of hinterland, as well as knowing the impact of the construction of the Trans Java toll road towards TBP by comparing the total unit costs (unit cost land and sea unit cost) in the delivery of cargo towards TJP, TBP, and TJW by using 2 land calculation scenarios, namely using ordinary roads and the trans Java toll road. The results of this final assignment show that the competitiveness of the hinterland industry from TJP, TBP, and TJW before the success of the trans-Java toll roads, which are 13, 3, and 0 hinterland industries respectively. TJW does not have a hinterland industry because of the high unit cost compared to TJP and TBP. Whereas after the success of trans-Java toll roads, they have 3, 0 and 0 hinterland industries. TBP and TJW do not have a hinterland industry because the unit cost is high when compared to TJP, and the unit cost through the Trans Java toll road is higher when compared to the unit cost when shipping using ordinary roads. Then for cargo competitiveness before the Trans Javanese toll road, TBP ranks first with the highest number of charges, then ranks second, namely TJP, and 3rd, TJW. Whereas after the Trans Java toll road, TJP is the only port that has the highest amount of load, because TBP and TJW have no cargo. Furthermore, the impact of the construction of the Trans Java toll road does not affect the TBP because the existence of the Trans Java toll makes the unit cost of cargo delivery high when compared to the unit cost of shipping cargo via ordinary roads.

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Additional Information: RSTrL 627.2 Put a-1 2019
Uncontrolled Keywords: daya saing, hinterland, tol trans jawa, unit cost
Subjects: T Technology > T Technology (General)
T Technology > T Technology (General) > T58.8 Productivity. Efficiency
T Technology > TC Hydraulic engineering. Ocean engineering > TC205 Harbors--Design and construction.
V Naval Science > V Naval Science (General)
Divisions: Faculty of Marine Technology (MARTECH) > Sea Transportation Engineering > 21207-(S1) Undergraduate Thesis
Depositing User: Ameilia Pristama Putri
Date Deposited: 26 Oct 2021 15:52
Last Modified: 18 Dec 2024 03:17
URI: http://repository.its.ac.id/id/eprint/61309

Actions (login required)

View Item View Item