Study of Implementation of IMO Regulation A.857 and IALA Reccomendation V-128 on Vessel Traffic Service (VTS) Surabaya

Habibah, Natasya (2019) Study of Implementation of IMO Regulation A.857 and IALA Reccomendation V-128 on Vessel Traffic Service (VTS) Surabaya. Undergraduate thesis, Institut Teknologi Sepuluh Nopember.

[thumbnail of 04211541000031-Undergraduate_Thesis.pdf] Text
04211541000031-Undergraduate_Thesis.pdf - Accepted Version
Restricted to Repository staff only until 1 October 2022.

Download (4MB) | Request a copy

Abstract

One of the bussiest sea area in Indonesia is around Tanjung Perak Port with average of ship that sails across Madura strait from 2008 - 2013 is 20,582 per year and there are total of 47 accidents recorded in the area of Alur Pelayaran Barat Surabaya (APBS) from 2015 - 2018, which 7 accidents cause by collision with the rate of collision each year is at least one collision occured. Because of these reasons, Vessel Traffic Service (VTS) is established to reduce the risk of accidents by performing function of providing information service, navigational assistance, and traffic organization service. VTS should be operated based on regulation IMO A.857 and IALA V – 128. The aims of this research are to list the requirements of IMO A.857 and IALA V – 128, analyze the level of implementation of regulations, and risk assessment by IWRAP software to predict the frequency of collision by head on, overtaking, and crossing. The highest rules implementation of IMO A.857 is gained for the topic of : “purpose of VTS”, “operating procedures” and “database system”, which each of them gained 100% implementation. Meanwhile, the lowest implementation is from the topic of “rules for participating vessel”, which gained 33% of implementation. For the highest rules implementation of IALA V – 128 is from the topic of : “CCTV” and “data system equipment”, which each of them gained 75% of implementation, and the lowest implementation is from the topic of “Hydrometeo equipment” which gained 50% of implementation. The final result of scoring is the implementation of rules from IMO A.857 (81%) is higher than the implementation of IALA V – 128 (67%). For risk assesment concludes, the variation of width of leg shows that wider leg resulted in the decreasing of collision frequency. With input of real data of number of ships in APBS (Data 1x), for width of 150 m the total frequency is 0.571406972, for width of 200 m the total frequency is 0.474849392, and for width of 250 m the total frequency is 0.374845488. Frequency of collision also increase drastically for 2 – 5 times higher if the recent data of number of ship in APBS is multiply by 2 or 3 times from initial data of number of ships.
================================================================================================
Salah satu wilayah laut terpadat di Indonesia adalah di sekitar area Pelabuhan Tanjung Perak dengan rata-rata kapal yang berlayar melintasi selat Madura dari 2008 - 2013 adalah 20.582 per tahun dan ada total 47 kecelakaan yang tercatat di area Alur Pelayaran Barat Surabaya (APBS) dari 2015 - 2018, dimana 7 kecelakaan yang disebabkan oleh tabrakan, terjadi minimal sekali dalam setahun. Karena alasan-alasan ini, Vessel Traffic Service (VTS) dibuat untuk mengurangi risiko kecelakaan dengan melakukan fungsi sebagai penyedia layanan informasi, memberi bantuan navigasi, dan memberi layanan pengaturan lalu lintas. VTS harus dioperasikan berdasarkan regulasi dari IMO A.857 dan IALA V - 128. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuat daftar regulasi yang dinyatakan oleh IMO A.857 dan IALA V-128, menganalisis tingkat implementasi regulasi, dan penilaian risiko menggunakan software IWRAP untuk memprediksi frekuensi tabrakan. Tingkat implementasi tertinggi yang mengacu pada IMO A.857 diperoleh untuk topik : “tujuan VTS”, “prosedur operasi” dan “sistem data”, yang masing-masing memperoleh tingkat implementasi sebesar 100%. Sedangkan implementasi terendah didapat dari topik “aturan untuk kapal yang berpartisipasi dalam VTS” yang memperoleh tingkat implementasi sebesar 33%. Untuk tingkat implementasi yang mengacu pada IALA V - 128 didapat dari topik : “CCTV” dan “peralatan sistem data” yang masing-masing memperoleh tingkat implementasi sebesar 75%, dan implementasi terendah didapat dari topik “peralatan Hydrometeo” yang memperoleh tingkat implementasi sebesar 50%. Hasil akhir penilaian adalah tingkat implementasi untuk aturan IMO A.857 (81%) lebih tinggi dari penerapan IALA V - 128 (67%). Untuk penilaian risiko menyimpulkan, variasi lebar pada jalur pelayaran menunjukkan bahwa jalur yang lebih lebar mengakibatkan penurunan frekuensi tabrakan. Dengan input data asli jumlah kapal yang melintas di APBS (Data 1x), untuk lebar 150 m total frekuensi adalah 0.571406972, untuk lebar 200 m frekuensi total adalah 0,474849392, dan untuk lebar 250 m frekuensi total adalah 0,374845488. Frekuensi tabrakan juga meningkat secara drastis sebanyak 2 - 5 kali lebih tinggi jika data asli untuk jumlah kapal di APBS dikalikan 2 atau 3 kali dari data aslinya.

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Additional Information: RSSP 623.888 4 Hab s-1 2019
Uncontrolled Keywords: APBS, VTS, IMO, IALA, collision, IWRAP, risk assessment
Subjects: T Technology > T Technology (General)
T Technology > T Technology (General) > T174.5 Technology--Risk assessment.
V Naval Science > VM Naval architecture. Shipbuilding. Marine engineering
V Naval Science > VM Naval architecture. Shipbuilding. Marine engineering > VM293 Shipping--Indonesia--Safety measures
Divisions: Faculty of Marine Technology (MARTECH) > Marine Engineering > 36202-(S1) Undergraduate Thesis
Depositing User: Habibah Natasya
Date Deposited: 16 Dec 2021 01:42
Last Modified: 16 Dec 2021 01:42
URI: http://repository.its.ac.id/id/eprint/61782

Actions (login required)

View Item View Item