Fatkhurrozi, Mochammad Fahmi (2019) Modifikasi Kotak Pendingin Ikan Pada Kapal Ikan Tradisional Menggunakan Insulasi Berbahan Serat Eceng Gondok (EICHHORNIA CRASSIPES). Undergraduate thesis, Institut Teknologi Sepuluh Nopember.
Text
04211440000075-MochammadFahmiFatkhurrozi.pdf - Accepted Version Restricted to Repository staff only until 1 October 2022. Download (3MB) | Request a copy |
Abstract
Gulma air sebagai bahan baku untuk isolator termal dianggap sebagai keuntungan besar dari pemanfaatan gulma untuk menghemat energi dan lingkungan serta manfaat ekonomi. Dalam karya ini, isolator termal ramah lingkungan yang terbuat dari serat eceng gondok dengan perekat polyurethane sebagai pengikat dikembangkan. Tujuannya adalah untuk membandingkan dengan isolator komersial seperti styrofoam.
Oleh karena itu diperlukan terobosan-terobosan baru untuk menggantikan styrofoam sebagai bahan utama kotak pendingin sehingga lebih ramah lingkungan dan memiliki performa untuk penyimpanan hasil tangkapan ikan yang tidak jauh berbeda. Penelitian kali ini akan dilakukan dengan pembuatan kotak pendingin ikan pada kapal nelayan tradisional menggunakan bahan insulasi campuran Serat Eceng Gondok (Eichhornia crassipes) dan Perekat Polyurethane. Kemudian hasil insulasi campuran tersebut akan dibandingkan performanya dengan kotak pendingin Styrofoam. Percobaan dilakukan mulai dari pengujian massa jenis dan konduktivitas termal dengan 5 variasi presentase dari komposisi Serat Eceng Gondok dan Perekat Polyurethane. Ditemukan presentase komposisi terbaik adalah 100% Serat Eceng Gondok dan 20% Perekat Polyurethane dengan nilai konduktivitas termal 0.746841 W/m.K dan massa jenis 0,2985 gr/cm3.
Pada percobaan yang telah dilakukan dengan beban 400 gr ikan segar dan 1,2 kg es serut didapatkan bahwa performa dari kotak pendingin dengan bahan insulasi campuran serat eceng gondok dan perekat polyurethane terbilang cukup baik. Hal ini dapat ditunjukkan dengan kestabilan temperatur ruangan nya setelah 24 jam percobaan yang cukup lama yaitu 9 jam pada temperatur sekitar 20 OC sampai dengan 21 OC, dengan temperatur terendah pada titik T1 adalah 0.2 OC, T2 adalah 0.8 OC, dan T3 adalah 20.2OC. Hanya saja belum lebih baik dibandingkan dengan kotak pendingin berbahan styrofoam, kotak pendingin berbahan styrofoam memiliki kestabilan temperatur ruangan nya setelah 24 jam percobaan dengan lama 11 jam pada temperatur sekitar 18 OC sampai dengan 19 OC, dengan temperatur terendah pada titik T1 adalah 0.1 OC, T2 adalah 1.8 OC, dan T3 adalah 18.1 OC.
================================================================================================
Water weeds as raw material for thermal insulators are considered a big advantage
of using weeds to save energy and the environment and economic benefits. In this work,
environmentally friendly thermal insulators made of water hyacinth fibers with
polyurethane adhesives as binders were developed. The goal is to compare with
commercial insulators like Styrofoam.
Therefore, new breakthroughs are needed to replace Styrofoam as the main
ingredient of cooler box so it is more environmentally friendly and has a performance for
storage of fish catch that is not much different between them. This research will be
conducted by making fish coolbox on traditional fishing boats using mixed material of
water hyacinth (Eichhornia crassipes) and adhesive polyurethane. Then the result of the
mixed insulation will be compared to its performance with Styrofoam coolbox. The
experiments were conducted from density testing and thermal conductivity testing with
5 percentage variations of water hyacinth (Eichhornia crassipes) and adhesive
polyurethane composition. The best composition percentage was found 100% water
hyacinth fiber and 20% adhesive polyurethane with thermal conductivity value
0.746841W/m.K and density 0,2985 gr/cm3.
In the experiments that have been done with a load of 400 grams of fresh fish and 1.2
kg of shaved ice, it was found that the performance of the cooling box with the insulation
material of water hyacinth (Eichhornia crassipes) and adhesive polyurethane mixture is
quite good. This can be showed after 24 hours of experiments, the stability of room
temperature can be maintained at temperatures of about 20 OC to 21 OC for 570 minutes,
with the lowest temperature at point T1 being 0.2 OC, T2 being 0.8 OC, and T3 being 20.2
OC. It's just not better than the coolbox made from Styrofoam, Styrofoam coolers have
their room temperature stability after 24 hours of experiments with a duration of 11 hours
at a temperature of about 18 OC to 19 OC, with the lowest temperature at point T1 being
0.1 OC, T2 being 1.8 OC, and T3 being 18.1 OC.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) |
---|---|
Additional Information: | RSSP 623.853 5 Fat m-1 2019 |
Uncontrolled Keywords: | kotak pendingin, insulasi, konduktivitas termal, eceng gondok, perekat polyurethane |
Subjects: | V Naval Science > VM431 Fishing boats V Naval Science > VM Naval architecture. Shipbuilding. Marine engineering > VM485 Cold storage on ships. Marine refrigeration. V Naval Science > VM Naval architecture. Shipbuilding. Marine engineering > VM731 Marine Engines |
Divisions: | Faculty of Marine Technology (MARTECH) > Marine Engineering > 36202-(S1) Undergraduate Thesis |
Depositing User: | Fatkhurrozi Mochammad Fahmi |
Date Deposited: | 26 Jan 2022 02:14 |
Last Modified: | 26 Jan 2022 02:14 |
URI: | http://repository.its.ac.id/id/eprint/62031 |
Actions (login required)
View Item |