Studi Kelayakan Ekonomi Pembangunan Monorel Kontainer Sebagai Alternatif Penghubung Pelabuhan Tanjung Perak- Teluk Lamong

Rachmedi, Dimas Satria (2015) Studi Kelayakan Ekonomi Pembangunan Monorel Kontainer Sebagai Alternatif Penghubung Pelabuhan Tanjung Perak- Teluk Lamong. Undergraduate thesis, Institut Teknologi Sepuluh Nopember.

[thumbnail of 3110100054-Undergraduate_Theses.pdf]
Preview
Text
3110100054-Undergraduate_Theses.pdf - Published Version

Download (4MB) | Preview
[thumbnail of 3110100054-paperpdf.pdf]
Preview
Text
3110100054-paperpdf.pdf - Published Version

Download (456kB) | Preview
[thumbnail of 3110100054-presentationpdf.pdf]
Preview
Text
3110100054-presentationpdf.pdf - Presentation

Download (1MB) | Preview

Abstract

Tanjung Perak adalah pelabuhan tersibuk kedua
setelah Tanjung Priok. Sebagai pusat arus perdagangan
Indonesia wilayah timur, Tanjung Perak dituntut untuk
mampu meningkatkan kapasitas pelayanan. Untuk
mengantisipasi terus bertambahnya arus bongkar muat peti
kemas yang semakin tahun semakin melonjak, Pelindo III
telah menyiapkan sebuah pelabuhan pendukung, dimana
nantinya peran Tanjung Perak akan dibagi dengan pelabuhan
yang baru untuk tetap konsisten mampu meningkatkan arus
perdagangan Indonesia timur. Teluk Lamong adalah
pelabuhan yang merupakan alernatif sebagai pelabuhan
pendukung dari Tanjung Perak. Diharapkan jika Teluk
Lamong mampu beroperasi secara maksimal, terdapat pula
pengurangan tingkat kepadatan yang terjadi pada ruas jalan
yang digunakan sebagai akses mengangkut kontainer oleh truk
kontainer. Namun solusi yang sedang dalam proses
pembangunan tersebut, dirasa belum mampu mengatasi
ii
kepadatan yang terjadi pada alur peti kemas terkirim ke
tujuan akhir (depo/industri/pengusaha). Dibutuhkan alternatif
yang mampu menghubungkan kedua pelabuhan ini, Monorel
kontainer merupakan alternatif pelengkap yang telah
disiapkan oleh Pelindo III.
Dengan studi kelayakan dari aspek ekonomi, akan
didapatkan suatu keuntungan dari nilai ekonomi yang
diperoleh melalui analisa beban lalu lintas utamanya jenis
truk baik sebelum maupun sesudah beroperasinya ACT pada
ruas – ruas jalan yang terhubung dari Pelabuhan Tanjung
Perak – Pelabuhan Teluk Lamong. Selain itu akan dipaparkan
analisa perbandingan antara moda truk dengan monorel
sebagai moda angkut kontainer, sehingga didapatkan selisih
waktu tempuh dari kedua moda dari jalan darat. Selain itu
akan didapatkan besar pengurangan kendaraan khususnya
Gol IIB yang akan melintasi jalan eksisting, hal tersebut juga
dikarenakan fungsi dari pelabuhan Teluk Lamong jika
nantinya mampu beroperasi secara maksimal.
Berdasarkan analisa kelayakan ekonomi yang telah
dilakukan, diketahui nilai BCR = 1,382 > 1 dan NPV = Rp
3.008.696.159.702,- yang artinya ACT layak untuk dibangun.
Maka dapat disimpulkan bahwa dengan adanya Monorel
Kontainer ini diharapkan dapat membagi moda angkut
kontainer, sehingga dapat mengurangi kepadatan pada ruas
jalan yang ada. Selain itu mampu mempersingkat lama
perjalanan dan biaya operasional yang dikeluarkan setiap
perjalanan mengangkut kontainer. ========== Tanjung Perak is the second busiest port of Tanjung
Priok. As the center of Indonesia's trade flows east, Tanjung
Perak is required to increase the capacity of service. To
anticipate the continued increase in the flow of container
loading and unloading that the more years of getting jumped,
Pelindo III has prepared a supporting port, Tanjung Perak
where the latter role will be shared with the new port to
remain consistently able to increase trade flows eastern
Indonesia. Lamong Bay is the port that is alernatif as
supporters of Tanjung Perak port. Expected if the Gulf
Lamong able to operate optimally, there is also a reduction in
the level of density that occur on roads that are used as access
to transport containers by container trucks. But the solution is
in the development process, are still not able to overcome the
congestion that occurs in the flow of containers delivered to
the final destination (depot / industry / employers). It takes an alternative that is able to connect these two ports, container
monorail is a complementary alternative that has been
prepared by PT Pelindo III.
With a feasibility study of the economic aspects, will
get a benefit from the economic value obtained through
analysis of the traffic load main types of trucks both before
and after the operation of ACT on roads - roads that connect
from the Port of Tanjung Perak - Gulf Harbour Lamong. In
addition it will be presented a comparative analysis between
modes of trucks with a monorail as a mode of transport
containers, so we get the travel time difference of the two
modes of road. In addition, we will get a big reduction Gol IIB
particular vehicle will cross the existing road, it is also due to
the function of the Gulf port Lamong if will be able to operate
optimally.
Based on the economic feasibility analysis has been
done, note the value of BCR = 1.382 > 1 and NPV = Rp
3,008,696,159,702, - which means ACT deserves to be built. It
can be concluded that the presence of containers monorail is
expected to divide modes of transport containers, thus
reducing congestion on existing roads. Additionally able to
shorten travel time and operating costs incurred each trip
transport containers.

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Additional Information: RSS 625.103 Rac s
Uncontrolled Keywords: Monorel kontainer, peti kemas, studi kelayakan, analisa beban, container loading, feasibility study,
Subjects: H Social Sciences > HD Industries. Land use. Labor > HD30.24 Feasibility studies. Feasibility appraisals
Divisions: Faculty of Civil Engineering and Planning > Civil Engineering > 22201-(S1) Undergraduate Thesis
Depositing User: - Davi Wah
Date Deposited: 28 Mar 2019 02:32
Last Modified: 28 Mar 2019 02:32
URI: http://repository.its.ac.id/id/eprint/62616

Actions (login required)

View Item View Item