Dwinata, Rizky Harja (2015) Perencanaan basement gedung parkir Skyland City Education Park - Bandung. Undergraduate thesis, Institut Teknologi Sepuluh Nopember.
Preview |
Text
3112106042-Undergraduate_Theses.pdf - Published Version Download (5MB) | Preview |
Preview |
Text
3112106042-Presentation.pdf - Presentation Download (1MB) | Preview |
Preview |
Text
3112106042-Paper.pdf - Published Version Download (638kB) | Preview |
Abstract
Terbatasnya lahan parkir dan semakin tingginya harga beli
tanah permeter persegi di Kota Bandung saat ini menjadikan
permasalahan tersendiri bagi pengembang. Pembangunan
struktur bawah tanah (basement) untuk lahan parkir saat ini
menjadikan pilihan utama bagi pemecahan masalah tersebut.
Konstruksi struktur bawah tanah memerlukan kriteria tersendiri
dalam desain maupun dalam tahapan pelaksanaan konstruksi.
Faktor yang mempengaruhi dari kriteria tersebut diantaranya
adalah Karakteristik tanah dan lingkungan di sekitar lokasi
proyek.
Hal ini terjadi pada proyek pembangunan Gedung
Apartemen Skyland City Education Park-Bandung. Pada basement
proyek ini mengadopsi metode bottom-up, yaitu dengan metode
bottom-up umumnya dimulai dari pembuatan pondasi atau
penggalian tanah dengan kedalaman yang direncanakan untuk
kebutuhan pembuatan lantai basement gedung bertingkat.
Permasalahan dalam proyek pembangunan gedung
Apartement ini adalah pada saat penggalian terdapat banyak
kebocoran air tanah pada bagian dinding penahan tanah sehingga
diperlukan pengerjaan dinding penahan tanah tambahan yang
kedap air. Proses dewatering mengakibatkan penurunan muka air
tanah pada sekitar proyek. Proyek ini menggunakan sistem
pondasi semi bored pile (diameter lebih kecil dari 76 cm), sehingga
membutuhkan jumlah yang lebih banyak jika dibandingkan dengan
ii
bored pile karena pada umumnya diameter bored pile lebih besar
dari 76 cm. Hal ini menyebabkan bertambahnya waktu dan biaya
yang harus dikeluarkan serta berdampak negatif pada lingkungan
sekitar khususnya kepada rumah penduduk.
Dalam permasalahan tersebut penulis akan menyusun
Tugas Akhir untuk merencakan metode yang tepat dalam
pembangunan basement ini, yaitu dengan menggunakan metode
top-down. Metode Top-down tidak dimulai dari lantai basement
paling bawah (dasar galian). Tepatnya, titik awal pekerjaan
dimulai dari pelat lantai satu (ground level atau muka tanah).
Struktur yang akan direncanakan untuk konstruksi basement, yaitu
diaphragm wall untuk dinding penahan tanah, dan bored pile
untuk pondasi utama.
Hasil Tugas Akhir ini untuk diaphragm wall kedalaman
penanaman dinding sedalam 6 m dengan tebal 50 cm, dinding ini
menggunakan angkur yang memiliki jarak anta angkur yaitu 2 m
dengan kemiringan 250, panjang angkur 9,5 m dan diameter
angkur 15 cm. Dengan tebal pelat basement 50 cm. Untuk pondasi
bored pile digunakan bored pile tipe bell shaped dengan ds bored
pile 1,4 m dan diameter bell shaped 2 m. Kedalaman bored pile
bervariasi 6-15 m. Metode konstruksi yang direncanakan adalah
metode top-down sehingga 1 pondasi bored pile digunakan untuk
1 kolom (one bored pile one column). ========== Limited of parking area and the higher purchase price of
land per square meter in Bandung today makes a problem for
developers. Construction of underground structures (basement)
for the current parking area makes the main choice for solving
the problem. Basement structures requires its own criteria in the
design and implementation stages of construction. Factor that
influence of the criteria is characteristic of the soil and the
environment around the project site.
This is happened on the construction project of Skyland
City Education Park Apartment Building-Bandung. In the
basement of this project adopts a bottom-up method, which is the
bottom-up method usually starts from the foundation construction
or soil excavation with a planned depth to basement flooring
needs of storey building.
The problem in this Apartment building construction
project is at the moment there are many leaks extracting ground
water in the retaining wall so that construction of additional
retaining wall which is watertight is needed. Dewatering process
causes decreased of water level around of the project. This
project uses the semi bored pile foundation system (diameter
smaller than 76 cm), so it needs a larger number than the bored
pile because generally bored pile diameter is greater than 76 cm.
This will increase the time and cost and cause the negative impact
on the surrounding environment, especially to houses.
ii
In these problems, the author will do final project to plan
appropriate method in the construction of this basement, using a
top-down method. Top-down method is not started from the
bottom of the basement floor (basic excavation). Precisely, the
starting point begins from the work of a single floor plate (ground
level). Structure which will be planned for basement construction
is the diaphragm wall for retaining wall, and bored pile for the
main foundation.
The result of this final project for diaphragm wall of
planting wall with depth of 6 m and thickness of 50 cm, this wall
uses anchor which has anchor distance of 2 m with a slope of 25°,
anchor length of 9.5 m and anchor diameter of 15 cm. Basement
slab thickness of 50 cm. For bored pile foundation is used bored
pile-type bell shaped with ds bored pile diameter of 1.4 m and
bell shaped diameter of 2 m. Bored pile depth varies between 6-
15 m. Planned construction method is the top-down method so 1
bored pile foundation is used for 1 column (one bored pile one
column).
Item Type: | Thesis (Undergraduate) |
---|---|
Additional Information: | RSS 693.542 Dwi p |
Uncontrolled Keywords: | Basement, bottom-up, bored pile, diaphragm wall, top-down |
Subjects: | T Technology > TL Motor vehicles. Aeronautics. Astronautics > TL175 Parking facilities |
Divisions: | Faculty of Civil Engineering and Planning > Civil Engineering > 22201-(S1) Undergraduate Thesis |
Depositing User: | - Davi Wah |
Date Deposited: | 16 Apr 2019 07:48 |
Last Modified: | 16 Apr 2019 07:48 |
URI: | http://repository.its.ac.id/id/eprint/62771 |
Actions (login required)
View Item |