Farichah, Himatul (2015) Studi Analisis Penyebab Kelongsoran Dan Perbaikan Tanah Timbunan Jalan Tol Ruas Porong-Gempol Paket 3B STA 43+340 - STA 43+460. Undergraduate thesis, Institut Teknologi Sepuluh Nopember.
Preview |
Text
3111100073-Undergraduate Thesis.pdf - Published Version Download (20MB) | Preview |
Preview |
Text
3111100073-paperpdf.pdf - Published Version Download (1MB) | Preview |
Preview |
Text
3111100073-Presentation.pdf - Published Version Download (4MB) | Preview |
Abstract
Jalan Tol Surabaya-Gempol untuk ruas Porong dan
Gempol terpotong 6 Km akibat terendam lupur sidoarjo.
Pemerintah melalui Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo
(BPLS) dan PT. Jasa Marga (Persero) Tbk, akan merelokasi
jalan tol ruas Surabaya-Gempol. Proyek pembangunan relokasi
tersebut dibagi menjadi 2 paket, yaitu paket 3A dan paket 3B.
Pada tugas akhir ini pembahasan difokuskan pada paket 3B
yang dibangun dari Sta. 42+650 – Sta. 44+386,5 (1,736 Km).
Salah satu pekerjaan yang menjadi major item adalah pekerjaan
timbunan borrow material dengan timbunan tertinggi 7.8 meter
dan 3.30 meter sisanya sebagai timbunan surcharge. Selama
proses pelaksanaan pekerjaan berlangsung, selalu dilakukan
monitoring Settlement dan Inklinometer di sisi kiri jalan yaitu
arah gempol dan sisi kanan yaitu arah porong. Pada hari selasa
18 Maret 2014 pukul 13.30 WIB, ternyata tiba-tiba terjadi
penurunan tanah dan pergeseran tanah dasar yang berdampak
bergesernya retainning wall dan longsornya timbunan sedalam
3.5 meter pada timbunan sisi kiri lokasi Sta. 43+340 s.d Sta
43+460. Sedangkan retainning wall dan timbunan pada sisi
kanan hanya mengalami pergeseran beberapa sentimeter.
Dari hasil analisa penyebab kelongsoran ternyata
kelongsoran terjadi karena data yang digunakan dalam perencanaan tidak mewakili kondisi tanah yang sesungguhnya.
Karena data tanah yang digunakan dalam perencanaan diambil
hanya pada tengah timbunan dan setiap 50 meter. Selain itu
juga dapat dibuktikan dengan membandingkan data tanah S-5
dengan BM-1. Perencanaan Perkuatan timbunan diasumsikan
untuk kondisi Htimbunan=10.1 m, U=50%,
timbunan= 30, tanah
dasar=12 dengan kondisi muka air rendah. Perencanaan
perkuatan timbunan tidak memperhatian kondisi ketika muka air
tinggi. Karena sesuai dengan teori Mochtar 2013 retakan awal
arah memanjang pada tanah timbunan dapat mengakibatkan air
hujan memasuki lubang keretakan saat hujan lebat dan mengisi
penuh semua celah keretakan, sehingga menimbulkan tekanan
tanah horizontal yang seolah-olah sama dengan MAT mengisi
penuh seluruh tinggi timbunan. Perencanaan Perkuatan
timbunan diasumsikan untuk kondisi Htimbunan=9.1 m, U=100%,
timbunan= 30, tanah dasar=9. Padahal kenyataannya kondisi di
lapangan adalah Htimbunan=10.1 m, U=50%, timbunan= 30, tanah
dasar=9. Longsornya timbunan yang hanya sisi kiri bisa terjadi
karena tanah dasar pada sisi kanan memang lebih bagus. Atau
karena ketika didalam timbunan mengalami tekanan dan salah
satu sisi nya sudah terlebih dahulu longsor. Maka sebagian
tekanan (stress) didalam timbunan itu kemudian akan berkurang
atau bahkan hilang.
Ada 4 alternatif yang dipakai untuk memperbaiki
longsornya timbunan pada kasus ini. Diantaranya yaitu
menggunakan geotextile, counterweight, struktur pile slab, dan
slab column slab. Alternatif menggunakan geotextile, setelah
dihitung menggunakan program bantu XSTABL, dibutuhkan
geotextile sebanyak 15 lapis untuk zona 1 dan 12 lapis untuk
zona 2. Geotextile direncanakan dipasang dengan jarak layer
0,30 m. Alternatif mengganti timbunan menjadi struktur pile
slab direncanakan menggunakan tiang pancang dengan
diameter 50 cm. Tiang pancang yang digunakan adalah tiang
pancang wika kelas C. Untuk segmen 1 didapat kedalaman tiang
pancang adalah 26 meter. segmen 2 adalah 23 meter, segmen 3 adalah 24 meter. Perkuatan timbunan menggunakan
counterweight untuk sisi kiri didapatkan timbunan dengan slope
1:3, dengan panjang counterweight adalah 29,3 meter.
sedangkan sisi kanan didapatkan timbunan dengan slope 1:2.
Panjang counterweight 20 meter. Alternatif Perkuatan timbunan
dengan mengganti sebagian timbunan menjadi slab column slab
adalah dengan tinggi timbunan sisa nya menjadi 4 meter.
Dimensi tebal plat atas adalah 40 cm, plat bawah adalah 30 cm.
untuk dimensi kolomnya adalah 45x45 cm.
Dari segi biaya kebutuhan bahan, alternatif yang paling
murah adalah counterweight. Tetapi jika dibandingkan dari segi
pelaksanaan, maka alternatif yang dipilih adalah menggunakan
geotextile.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) |
---|---|
Additional Information: | RSS 551.307 Far s |
Uncontrolled Keywords: | Jalan Tol Porong-Gempol, kelongsoran, Retaining wall, counter weight, Tiang pancang, geotextile, Cerucuk, Slab Column slab, pile slab. |
Subjects: | T Technology > TE Highway engineering. Roads and pavements > TE175 Road and highway design |
Divisions: | Faculty of Civil Engineering and Planning > Civil Engineering > 22201-(S1) Undergraduate Thesis |
Depositing User: | ansi aflacha |
Date Deposited: | 06 May 2019 04:34 |
Last Modified: | 06 May 2019 04:34 |
URI: | http://repository.its.ac.id/id/eprint/62922 |
Actions (login required)
View Item |