Afriliana, Fitri and Candrawati, Imsiana (2015) Pembuatan bahan bakar padat dari eceng gondok hasil proses fitoremediasi. Undergraduate thesis, Institut Teknologi Sepuluh Nopember.
Preview |
Text
2311100106-Undergraduate_Thesis.pdf Download (2MB) | Preview |
Abstract
Pesatnya perkembangan industri di Indonesia
menyebabkan limbah cair industri yang dihasilkan semakin
besar. Limbah cair yang dihasilkan oleh industri tersebut
banyak mengandung logam berat. Sehingga limbah tersebut
perlu diolah sebelum dibuang ke lingkungan. Dalam
pengolahan limbah cair, salah satu upaya yang bisa dilakukan
yaitu dengan menggunakan teknik fitoremediasi. Fitoremediasi
merupakan usaha pengendalian kontaminan (zat pencemar)
dengan menggunakan tanaman sebagai pengadsorbsi. Eceng
gondok merupakan tanaman yang dapat menyerap logam berat
dalam limbah cair melalui proses fitoremediasi. Pada
umumnya, tanaman eceng gondok yang telah digunakan untuk
fitoremediasi belum dimanfaatkan. Sehingga tanaman eceng
gondok tersebut perlu diolah lebih lanjut agar memiliki nilai
tambah dan tidak mencemari lingkungan. Tujuan dari
penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh jenis logam
yang terkandung dalam eceng gondok terhadap kualitas bahan
bakar padat hasil fitormediasi dan untuk mengetahui pengaruh
rasio penambahan limbah plastik HDPE pada proses
pembuatan bahan bakar padat eceng gondok terhadap kualitas
bahan bakar padateceng gondok hasil fitoremediasi. Sehingga
bahan bakar padat ini nantinya diharapkan dapat digunakan sebagai sumber energi alternatif. Metode penelitian dilakukan
dengan menggunakan bak yang masing-masing berisi Cd
(kadmium) ± 5 ppm, Cr (kromium) ± 3 ppm, serta campuran
Cd ± 2,5 ppm dan Cr ± 1,5 ppm. Eceng gondok selanjutnya
dimasukkan kedalam bak selama 15 hari untuk mengamati
perubahan konsentrasi logam berat pada air. Dari hasil
penelitian didapatkan bahwa kemampuan eceng gondok dalam
menyerap logam berat Cd lebih baik dari logam berat Cr
dengan persen removal 99,949% dan penyerapan logam pada
air limbah yang mengandung satu jenis logam lebih tinggi jika
dibandingkan dengan air limbah yang mengandung logam
campuran. Eceng gondok hasil fitoremediasi selanjutnya
dicacah, dikeringkan selama 5 hari, dan dikarbonisasi pada
suhu 500oC selama ± 15 menit untuk selanjutnya dicampurkan
dengan limbah plastic HPDE menjadi bahan bakar padat.
Perbandingan eceng gondok dengan limbah plastik HDPE
yaitu 1:0, 1:1, 2:1, 3:1. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa
adanya plastik dan logam berat dalam bahan bakar padat akan
meningkatkan nilai kalor dari bahan bakar. Hasil analisa
menunjukkan bahwa bahan bakar padat terbaik adalah bahan
bakar padat dari eceng gondok sisa fitoremediasi logam Cd
yang ditambah plastic HDPE dengan perbandingan 1:1
sehingga diperoleh nilai kalor 7279 kal/g.
==============================================================================================================
The development of industries in Indonesia cause highly
industrial wastewater. The waste water contains heavy metals, so
that the waste must be treated before discharged into the
environment. Phytoremediation is method to remove inorganic
pollutans from contaminated environment by using adsorption.
Water hyacinth is a plant that can be used to extract heavy metal
from wastewater. Generally, water hyacinth from
phytoremediation process can causes pollution in environment.
Thus, that water hyacinth needs to be further processed in order to
increase the added value, by making it as a solid fuel. The
objective of the research is to know the effluent of the metals in
solid fuel produced from water hyacinth waste and the effluent of
plastic waste HDPE (High Density Poly Ethylene) added. So the
solid fuel will be used as an alternative energy source. The
method of this research is conducted in basins that each contain
Cd (cadmium) ± 5 ppm, Cr (chromium) ± 3 ppm, and mixed Cd ±
2.5 ppm and Cr ± 1.5 ppm. Then hyacinth put into the basin for
15 days to observe the changes of the heavy metals concentration
in the water. The result show that the ability of water hyacinth to
adsorb Cd is better than Cr with percentage removal of Cd is
99,949% and adsorption of metals in wastewater that contain one
type of metal is higher than the wastewater contain of various metal. Then water hyacinth from phytoremediation was chopped,
dried for 5 days, and carbonized on temperature of 500oC for ± 15
minutes. After that the carbonated water hyacinth mixed with
HPDE plastic waste to make solid fuel. The ratio of water
hyacinth and HDPE plastic is 1:0, 1:1, 2:1, 3:1. The result shows
that the heavy metals and plastic in solid fuels will increase the
calorific value of the fuel. The analysis shows that the best solid
fuel is a solid fuel of residual water hyacinth from Cd metal
phytoremediation and HDPE plastic supplemented with a ratio of
1: 1 with calorific value 7279 cal/g.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) |
---|---|
Additional Information: | RSK 665.776 Afr p |
Uncontrolled Keywords: | Eceng gondok; Fitoremediasi; Bahan bakar padat; Limbah |
Subjects: | T Technology > TP Chemical technology > TP359 Biogas |
Divisions: | Faculty of Industrial Technology > Chemical Engineering > 24201-(S1) Undergraduate Thesis |
Depositing User: | - Taufiq Rahmanu |
Date Deposited: | 01 Jul 2019 02:24 |
Last Modified: | 01 Jul 2019 02:24 |
URI: | http://repository.its.ac.id/id/eprint/63368 |
Actions (login required)
View Item |