Pramesti, Ratri Galuh (2019) Pemodelan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Angka Prevalensi Kusta di Jawa Timur dengan Menggunakan Regresi Nonparametrik Spline Truncated. Other thesis, Institut Teknologi Sepuluh Nopember.
Preview |
Text
06211540000116-Undergraduate_Theses.pdf Download (1MB) | Preview |
Abstract
Penyakit kusta atau lepra merupakan sebuah infeksi menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium leprae. Menurut laporan World Health Organization (WHO) pada tahun 2018, di tahun 2017 Indonesia menempati posisi ketiga setelah India dan Brazil sebagai negara dengan jumlah penderita kusta terbanyak di dunia. Pada tahun 2017, Jawa Timur menempati posisi pertama di Indonesia dengan jumlah penderita kusta terbanyak di Indonesia dengan jumlah 4.183 jiwa. Batas angka prevalensi kusta yang ingin dicapai Indonesia adalah 1. Sedangkan di Provinsi Jawa Timur, masih terdapat 10 Kabupaten dari 38 Kabupaten atau Kota yang memiliki angka prevalensi di atas 1. Kabupaten dengan angka prevalensi tertinggi di Jawa Timur pada tahun 2017 adalah Kabupaten Sumenep dengan angka prevalensi kusta sebesar 3,96, sedangkan yang terendah adalah Kota Batu dengan angka prevalensi kusta sebesar 0. Faktor-faktor yang diduga mempengaruhinya adalah persentase rumah tangga berperilaku hidup bersih dan sehat, persentase sarana air bersih, persentase jamban sehat, persentase penduduk miskin, dan persentase puskesmas per 100.000 penduduk. Pemodelan yang digunakan adalah regresi nonparametrik Spline Truncated karena pola data tidak membentuk pola tertentu. Model regresi nonparametrik terbaik adalah menggunakan kombinasi knot (3,3,3,2,3). Semua variabel berpengaruh signifikan dengan koefisien determinasi sebesar 95,34%.
================================================================================================================================
Leprosy is chronic infection disease caused by Mycobacterium leprae. Based on World Health Organization (WHO) report for 2018, in 2017 Indonesia occupies the 3rd position after India and Brazil as a country with the largest leprosy patient in the world. In 2017, East Java occupies the 1st position in Indonesia with 4.183 leprosy patient.The benchmark set by the WHO is 1 newcase per 10.000 inhabitants per year. But in East Java province, there is 10 regencies that have prevalence above 1. The regency with the highest prevalence of leprocy in East Java 2017 is Sumenep regency, with the number is 3,96. The regency/city with the lowest prevalence of leprocy is Batu city with 0 prevalence. Factors that are suspected to affect it are the percentage of households with clean and healthy behavior, percentage of water environtment, percentage of good sanitation, percentage of poverty, and percentage of health center per 100.000 population. The modeling used is Spline Truncated nonparametric regression because the data pattern doesn’t form a certain pattern. The best nonparametric regression model is using a combination of knots (3,3,3,2,3). All predictive variables have a significant effect and residual assumptions have been met. The model has a determination coefficient of 95,34%.
Item Type: | Thesis (Other) |
---|---|
Additional Information: | RSSt 519.536 Pra p-1 2019 |
Uncontrolled Keywords: | Angka Prevalensi Kusta, Leprosy, Regresi Nonparametrik, Spline Truncated, Titik Knot |
Subjects: | H Social Sciences > HN Social history and conditions. Social problems. Social reform Q Science > Q Science (General) Q Science > QA Mathematics > QA278.2 Regression Analysis. Logistic regression R Medicine > RL Dermatology |
Divisions: | Faculty of Mathematics, Computation, and Data Science > Statistics > 49201-(S1) Undergraduate Thesis |
Depositing User: | Ratri Galuh Pramesti |
Date Deposited: | 23 May 2023 04:47 |
Last Modified: | 23 May 2023 04:47 |
URI: | http://repository.its.ac.id/id/eprint/64024 |
Actions (login required)
View Item |