Pemodelan Inversi 2D Magnetotelurik Menggunakan Koreksi Efek Statik Hasil Inversi 1D

Rusliyanto, Muhammad Ihsan (2019) Pemodelan Inversi 2D Magnetotelurik Menggunakan Koreksi Efek Statik Hasil Inversi 1D. Other thesis, Institut Teknologi Sepuluh Nopember.

[thumbnail of 03411540000041_Undergraduate_Theses.pdf]
Preview
Text
03411540000041_Undergraduate_Theses.pdf

Download (5MB) | Preview

Abstract

Pemodelan 1D dan 2D data resistivitas Magnetotelurik dilakukan untuk mendapatkan informasi mengenai keadaan bawah permukaan. Kelemahan yang terdapat pada data Magnetotelurik adalah adanya efek statik yang dapat diakibatkan oleh heterogenitas di dekat permukaan ataupun adanya perbedaan topografi. Untuk melakukan koreksi efek statik tanpa bantuan data lain, dapat dilakukan dengan menggunakan hasil inversi 1D. Pemodelan inversi 1D lebih baik dalam memetakan nilai resistivitas terhadap kedalaman dibandingkan dengan inversi 2D terutama pada daerah dangkal sehingga inversi 1D digunakan sebagai nilai acuan untuk melakukan koreksi efek statik pada pemodelan 2D. Langkah pengolahan dalam penelitian ini meliputi smoothing dan masking data, inversi 1D, koreksi efek statik, dan pemodelan inversi 2D. Inversi 1D dilakukan dengan menggunakan metode occam dan pemodelan 2D dilakukan dengan menggunakan metode inversi Nonlinear Conjugate Gradient (NLCG). Pembagian zona resistivitas dibagi menjadi 3 dengan rentang 1-20 Ωm sebagai resistivitas rendah, 20-100 Ωm sebagai resistivitas sedang, dan diatas 100 Ωm sebagai resistivitas tinggi. Analisis hasil dilakukan dengan mempertimbangkan nilai rms eror pada data yang sudah dan sebelum dilakukan koreksi efek statik. Berdasarkan 4 lintasan yang dianalisis, semua lintasan mengalami penurunan nilai rms eror setelah dilakukan koreksi. Nilai rms eror setelah dikoreksi untuk lintasan 1 sebesar 1,23%, lintasan 2 sebesar 0,96%, lintasan 3 sebesar 0,85%, dan lintasan 4 sebesar 1,85%.
=================================================================================================================================
Modelling 1D and 2D magnetotelluric data used to obtain the information about the subsurface condition. Magnetotelluric data has a weakness at shallow depth because it is affected by static effect caused by near surface heterogeneity and topography differences in the research area. Supporting data usually needed to do static effect correction. When there is no supporting data, the result of 1D inversion can be used to do correction. 1D inversion have a better resolution in near surface than 2D inversion, then the resulted resistivity data at highest frequency used as reference point. The processing step consist smoothing and masking, 1D inversion, static effect correction, 2D modelling inversion. 1D inversion used occam inversion, and 2D inversion used Nonlinear Conjugate Gradient (NLCG). Resistivity zone divided to 3 zones, range 1-20 Ωm as lower resistivity, 20-100 Ωm as medium resistivity, and more than 100 Ωm as high resistivity. This research use rms error to analyze the result between the corrected and the uncorrected model. Based on 4 line, all of them results lower rms error after being corrected. Rms error for line 1 is 1,23%, line 2 is 0.96%, line 3 is 0.85%. and line 4 is 1.85%

Item Type: Thesis (Other)
Additional Information: RSGf 538.3 Rus p-1 2019
Uncontrolled Keywords: Koreksi efek statik, Magnetotelurik, Model inversi 2D
Subjects: Q Science > QC Physics > QC446.3.H37 Harmonics (Electric waves)
Q Science > QC Physics > QC610.3 Electric conductivity
Q Science > QE Geology > QE601 Geology, Structural
Divisions: Faculty of Civil Engineering and Planning > Geophysics Engineering > 33201-(S1) Undergraduate Thesis
Depositing User: Muhammad Ihsan Rusliyanto
Date Deposited: 30 Apr 2024 02:46
Last Modified: 30 Apr 2024 02:46
URI: http://repository.its.ac.id/id/eprint/64416

Actions (login required)

View Item View Item