Rahayu, Eta (2014) Penentuan pusat-pusat pertumbuhan dalam pengembangan wilayah di kabupaten Gunungkidul. Undergraduate thesis, Institut Teknologi Sepuluh Nopember.
Preview |
Text
3610100041-Undergraduate_Thesis.pdf Download (3MB) | Preview |
Abstract
Adanya kesenjangan wilayah antar kecamatan di Kabupaten
Gunungkidul terlihat dari tingginya perbedaan angka kemiskinan dan nilai
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) serta terkonsentrasinya kegiatan
pada wilayah ibukota kabupaten. Untuk itu penentuan pusat-pusat
pertumbuhan secara tersebar diperlukan di Kabupaten Gunungkidul untuk
meminimalisir kesenjangan yang terjadi. Adapun tujuan penelitian ini
adalah untuk menentukan kecamatan yang layak menjadi lokasi pusatpusat
pertumbuhan dengan empat tahapan analisis yaitu menganalisa
calon lokasi berdasarkan sarana-prasarana dengan analisis scalogram,
menganalisa calon lokasi berdasarkan struktur pertumbuhan ekonomi
dengan analisis tipologi klassen, menganalisa prioritas lokasi pusat-pusat
pertumbuhan dengan analisis Analytical Hierarchy Process (AHP) serta
penentuan hinterland menggunakan analisis gravity model. Hasil analisis
menunjukkan bahwa dari 18 kecamatan, terdapat 3 kecamatan yang tidak
layak berdasarkan sarana prasarana yaitu Kecamatan Saptosari,
Kecamatan Purwosari, dan Kecamatan Tanjungsari. Kemudian 11
kecamatan yang berada pada klasifikasi kecamatan maju tapi tertekan
serta kecamatan tertinggal dinilai sebagai kecamatan yang tidak layak
menjadi pusat pertumbuhan berdasarkan struktur ekonominya. Dengan
demikian terdapat 4 prioritas lokasi pusat-pusat pertumbuhan yaitu
Kecamatan Wonosari, Kecamatan Playen Kecamatan Semanu dan
Kecamatan Karangmojo dengan masing-masing hinterland.
==========================================================================================================
The gap region between sub districts in Gunungkidul seen from the
high poverty rate and the difference in the value of Gross Domestic Product
(GDP) with the concentration of activity in the area of the district capital.
So, the determination of growth poles in Gunungkidul necessary to
minimize gaps. The purpose of this study is to determine the proper sub
districts became the location of growth poles with four stages of the
analysis. First, analyze potential location based infrastructure with
scalogram analysis, analyze the candidate based on the structure of
economic growth with Klassen typology, analyzing the priority location of
growth poles with analytical Hierarchy Process (AHP) analysis and the
last, analytical determination of the hinterland using gravity models. The
analysis showed that of the 18 sub districts, 3 sub districts are not feasible
based infrastructure, there are Saptosari District, Purwosari District, and
Tanjungsari District. Then the 11 sub districts that are in the classification
of advanced but depressed districts and the backward districts are assessed
as not worthy of being the growth poles based on the economic structure.
Thus, there are four priority areas of growth poles. There are Wonosari sub
district, Playen sub district, Semanu sub district, and Karangmojo sub
district with each hinterland.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) |
---|---|
Additional Information: | RSPW 307.12 Rah p |
Uncontrolled Keywords: | Kabupaten Gunungkidul; pengembangan wilayah; pusat-pusat pertumbuhan |
Subjects: | H Social Sciences > HT Communities. Classes. Races > HT166 City Planning--Environmental aspects |
Divisions: | Faculty of Architecture, Design, and Planning > Regional and Urban Planning > 35201-(S1) Undergraduate Thesis |
Depositing User: | - Taufiq Rahmanu |
Date Deposited: | 22 Jul 2019 03:08 |
Last Modified: | 22 Jul 2019 03:08 |
URI: | http://repository.its.ac.id/id/eprint/64645 |
Actions (login required)
View Item |