Analisis Indeks Vegetasi Untuk Estimasi Ruang Terbuka Hijau Berdasarkan Kebutuhan Oksigen Berbasis Webgis (Studi Kasus: Surabaya Timur)

Indranawaski, Stella (2019) Analisis Indeks Vegetasi Untuk Estimasi Ruang Terbuka Hijau Berdasarkan Kebutuhan Oksigen Berbasis Webgis (Studi Kasus: Surabaya Timur). Other thesis, Institut Teknologi Sepuluh Nopember.

[thumbnail of 03311540000027-Undergraduate_Theses.pdf]
Preview
Text
03311540000027-Undergraduate_Theses.pdf

Download (15MB) | Preview

Abstract

Ruang terbuka hijau (RTH) di suatu perkotaan yang merata dan proporsional menjamin keseimbangan ekosistem kota. Kota Surabaya merupakan kota metropolitan yang memiliki presentase penduduk tertinggi di Jawa Timur sebesar 7,38% sehingga kota Surabaya menjadi salah satu kota yang mengalami konversi dan konsesi lahan yang pesat setiap tahunnya. Meningkatnya jumlah penduduk mempengaruhi kebijakan pemerintah dalam pembukaan lahan baru yang dimanfaatkan untuk kawasan industri, pemukiman, dan sarana transportasi sehingga luas RTH mengalami penurunan dan mengakibatkan keseimbangan ekologi kota terganggu. Akibat dari penurunan jumlah luas RTH ini berbanding lurus dengan penurunan kualitas udara, salah satunya penurunan kadar oksigen dalam kota yang dibutuhkan pada proses respirasi pada manusia maupun proses pembakaran bahan bakar untuk industri dan kendaraan bermotor. Oleh sebab itu penelitian ini bertujuan untuk menentukan luas RTH berdasarkan kebutuhan oksigen di kota Surabaya Timur. Pengamatan RTH dilakukan menggunakan citra satelit resolusi sangat tinggi, Pleiades 1A dengan metode Normalized Difference Vegetation Index (NDVI) yang mengidentifikasi total luas vegetasi pada RTH yang terbagi menjadi kelas jarang, sedang, dan rapat serta non vegetasi berupa non RTH dan perairan. Untuk menentukan luas ruang terbuka hijau berdasarkan kebutuhan oksigen, digunakan metode Gerarkis dengan tiga parameter yaitu penduduk, kendaraan bermotor, dan industri. Kemudian hasil dari metode NDVI diklasifikasikan kembali berdasarkan jenis RTH yang ada pada wilayah perkotaan dengan metode digitasi on screen dan untuk hasil kebutuhan RTH berdasarkan kebutuhan oksigen ditampilkan dalam bentuk peta skala 1:5000 dan tampilan peta berbasis WebGIS yang dapat diakses oleh masyarakat luas. Dari hasil pengukuran GCP didapatkan nilai RMSE 0,254 meter, nilai RMSE ICP sebesar 0,343 meter dan nilai CE90 sebesar 0,521 sehingga memenuhi standar ketelitian sekala 1:5000 pada kelas 1. Untuk hasil dari pengolahan NDVI menunjukkan bahwa Surabaya Timur saat ini memiliki RTH eksisting seluas 1.914,11 ha atau 20,37% dari total luas Surabaya Timur dan berdasarkan perhitungan metode Gerarkis, kebutuhan oksigen yang diperlukan oleh penduduk sebesar 705.334,18 kg/hari, kendaraan bermotor sebesar 312.975,79 kg/hari, dan industri sebesar 130.234,86 kg/hari sehingga luas RTH yang harus dipenuhi berdasarkan kebutuhan oksigen menggunakan metode Gerrarkis adalah 2.268,73 ha, sehingga diperlukan tambahan RTH sebesar 860,18 ha atau sebesar 3,77% dari total luas wilayah. Kecamatan yang perlu ditambahkan RTH adalah kecamatan Tambaksari, Gubeng, dan Tenggilis Mejoyo. Sedangkan untuk kecamatan yang sudah memiliki RTH yang cukup adalah kecamatan Mulyorejo, Sukolilo, Gunung Anyar, dan Rungkut. RTH di kota Surabaya Timur memiliki pola persebaran mengelompok dengan nilai T sebesar 0,86 yang mengelompok di kecamatan Sukolilo, Tambaksari, dan Mulyorejo. Hasil akhir dari penelitian ini dikembangkan menjadi sebuah publikasi berbasis WebGIS dengan domain rthsurabayatimur.com.
=================================================================================================================================
Green open spaces in a city that is evenly and proportionately guarantees the balance of the city ecosystem. The city of Surabaya is a metropolitan city that has the highest percentage of population in East Java at 7.38% so that the city of Surabaya is one of the cities that has a rapid conversion and land concessions every year. The increasing number of residents influences government policies in clearing new land that is used for industrial estates, settlements, and transportation facilities so that the area of open green space has decreased and resulted in disturbed ecological balance of the city. As a result of the decrease in the amount of open green space, it is directly proportional to the decrease in air quality, one of which is the decrease in oxygen levels in the city which is needed in the process of respiration in humans and the combustion process of fuel for industries and motor vehicles. Therefore this study aims to determine the area of green open space based on oxygen demand in the city of East Surabaya. Green open spaces observations were carried out using very high resolution satellite imagery, Pleiades 1A with the Normalized Difference Vegetation Index (NDVI) method that identified the total vegetation area in open green space which was divided into rare, medium, and tight classes and non vegetation in the form of non green open space and waters. To determine the area of green open space based on oxygen requirements, the Gerarkis method is used with three parameters, namely population, motorized vehicles, and industry. Then the results of the NDVI method are reclassified based on the types of open green space in urban areas with digitized on-screen methods and the results of green space requirements based on oxygen requirements are displayed in the form of 1: 5000 scale maps and WebGIS-based map displays that can be accessed by the public. From the results of the GCP measurement, the RMSE value is 0.254 meters, the ICP RMSE value is 0.343 meters and the CE90 value is 0.521 so that it meets the 1: 5000 scale accuracy standard in class 1. For the results of NDVI processing, East Surabaya currently has 1,914, 11 ha or 20.37% of the total area of East Surabaya and based on the calculation of the Gerarkis method, the oxygen demand needed by the population is 705,334.18 kg / day, motorized vehicles are 312,975.79 kg / day, and industries are 130,234.86 kg / day days so that the width of RTH that must be met based on oxygen demand using the Gerrarkis method is 2,268.73 ha, so that additional green open spaces is needed at 860.18 ha or 3.77% of the total area. Subdistricts that need to add green open space are Tambaksari, Gubeng, and Tenggilis Mejoyo subdistricts. Whereas for sub-districts that already have adequate green open space are Mulyorejo sub-district, Sukolilo, Gunung Anyar and Rungkut. Green open spaces in East Surabaya city has a clustered distribution pattern with a T value of 0.86 which is clustered in Sukolilo, Tambaksari and Mulyorejo sub-districts. The final results of this study were developed into a WebGIS-based publication with domain rthsurabayatimur.com.

Item Type: Thesis (Other)
Additional Information: RSG 025.069 1 Ind a-1 2019
Uncontrolled Keywords: Ruang Terbuka Hijau, Oksigen, WebGIS, Green Open Space, Oxygen
Subjects: G Geography. Anthropology. Recreation > G Geography (General) > G70.212 ArcGIS. Geographic information systems.
T Technology > TK Electrical engineering. Electronics Nuclear engineering > TK5105.888 Web sites--Design. Web site development.
Divisions: Faculty of Civil Engineering and Planning > Industrial Design Product
Depositing User: Stella Indranawaski
Date Deposited: 19 Dec 2023 03:24
Last Modified: 19 Dec 2023 03:25
URI: http://repository.its.ac.id/id/eprint/64668

Actions (login required)

View Item View Item