Analisis Transpor Sedimen Terhadap Fenomena Scouring Pada Pilar Jembatan Menggunakan Pemodelan Hidrodinamika 3 Dimensi (Studi Kasus: Jembatan Merah Putih, Teluk Ambon)

Putra, Fikri Hadyan (2019) Analisis Transpor Sedimen Terhadap Fenomena Scouring Pada Pilar Jembatan Menggunakan Pemodelan Hidrodinamika 3 Dimensi (Studi Kasus: Jembatan Merah Putih, Teluk Ambon). Other thesis, Institut Teknologi Sepuluh Nopember.

[thumbnail of 03311540000017-Undergraduate_Thesis.pdf]
Preview
Text
03311540000017-Undergraduate_Thesis.pdf

Download (4MB) | Preview

Abstract

Jembatan Merah Putih pada Teluk Ambon, merupakan sarana transportasi yang menghubungkan dua kawasan yang berseberangan di Teluk Ambon. Jembatan Merah Putih yang merupakan salah satu sarana penting di Kota Ambon, yang menghubungkan Desa Rumah Tiga (Poka) di Kecamatan Sirimau pada sisi utara dan Desa Hative Kecil (Galala) di Kecamatan Teluk Ambon pada sisi selatan. Jembatan Merah Putih sebagai salah satu jembatan terpanjang di Indonesia Timur memberikan kontribusi dalam perkembangan ekonomi dan memiliki peran penting dalam hal transportasi darat di kawasan Teluk Ambon. Posisi pondasi-pondasi jembatan Merah Putih yang terletak di perairan Teluk Ambon, perlu dilakukan pemeliharaan untuk menjaga kualitas pondasi yang berdiri di Teluk Ambon agar jembatan tetap terjaga kondisinya untuk menghindari terjadinya rubuh. Salah satu hal yang perlu diperhatikan dalam pemeliharaan pondasi jembatan Merah Putih adalah scouring. Scouring atau yang dapat diartikan sebagai proses terjadinya gerusan ditandai dengan berpindahnya sedimen yang menutupi pilar jembatan, serta erosi dasar sungai yang terjadi akan mengikuti pola aliran Salah satu hal yang menyebabkan terjadinya scouring yaitu terjadinya trasnportasi sedimen. Transpor sedimen dan sifat-sifat aliran, pada teluk akan terganggu dengan adanya penahan sedimen yang dibangun melintang sungai. Dalam hal ini menggunakan perangkat lunak pemodelan hidrodinamika 3D. Parameter pada pemodelan ini yaitu data batimeri, arah dan kecepatan angin, dimensi pilar jembatan, river discharge, pasang surut air laut, dan sampel sedimen. Dari penelitian ini didapatkan hasil nilai kecepatan arus paling tinggi saat pasang tertinggi dan surut terendah yaitu 1,2 m/s. Berdasarkan data kumulatif perpindahan sedimen dari hasil model, area sekitar pilar terjadi penumpukan dan erosi sedimen yang berbeda dari -0,08 m sampai dengan -1,4 m di tiap pilarnya, sehingga kondisinya perlu dijaga untuk mencegah rubuh jembatan. =================================================================================================================================
Merah Putih Bridge in Ambon Bay, is a means of transportation that connects the two areas across the Bay of Ambon. Jembatan Merah Putih which is one of the important facilities in Ambon City, which connects Rumah Tiga Village (Poka) in Sirimau District on the north side and Hative Kecil Village (Galala) in Teluk Ambon District on the south side. Merah Putih Bridge as one of the longest bridges in East Indonesia contributes to economic development and has an important role in terms of land transportation in the Ambon Bay region. The position of the Merah Putih bridge found in the Gulf of Ambon waters needs to be maintained to keep the quality of the foundation that stands in Ambon Bay so that the bridge is maintained to avoid collapsing. One of the things that needs to be considered in maintaining the Merah Putih bridge foundation is scouring. Scouring or which can be interpreted as the process of scouring is characterized by the movement of sediments covering the bridge pillars, and riverbed erosion that occurs will follow the flow pattern. One of the things that cause scouring is the occurrence of sediment transport. Sediment transport and flow characteristics, at this bay will be disrupted by the presence of sediment retention built across the river.
In this case using 3D hydrodynamic modeling software. The parameters in this modeling are bathymetry data, wind direction and speed, dimensions of bridge pillars, river discharge, tides, and sediment samples. From this research, the highest velocity value when the highest and lowest low tide is 1.2 m/s. Based on the cumulative data of sediment displacement from the model results, the area around the pillar is different sediment accumulation and erosion on each pillar, so the condition needs to be maintained to prevent the bridge from collapsing.

Item Type: Thesis (Other)
Additional Information: RSG 551.303 Put a-1 2019
Uncontrolled Keywords: Arus, Pemodelan Hidrodinamika, Pilar Jembatan, Transpor Sedimen
Subjects: G Geography. Anthropology. Recreation > GC Oceanography
T Technology > TC Hydraulic engineering. Ocean engineering > TC175.2 Sediment transport
Divisions: Faculty of Civil Engineering and Planning > Geomatics Engineering > 29202-(S1) Undergraduate Thesis
Depositing User: Fikri Hadyan Putra
Date Deposited: 10 Jan 2024 07:25
Last Modified: 10 Jan 2024 07:25
URI: http://repository.its.ac.id/id/eprint/65458

Actions (login required)

View Item View Item