Alfianto, Hafid (2019) Perencanaan Dinding Penahan dan Pondasi Waterpond pada Proyek GECC Lombok Peaker. Other thesis, Institut Teknologi Sepuluh Nopember.
Preview |
Text
03111540000069-Undergraduate_Theses.pdf Download (10MB) | Preview |
Abstract
Kebutuhan akan listrik di Indonesia semakin bertambah seiring dengan keinginan pemerintah untuk menumbuhkan pusat perekonomian baru di luar pulau Jawa. Akan tetapi, Indonesia sebagai negara kepulauan dengan jumlah pulau mencapai 16.056, belum seluruhnya memperoleh aliran listrik. Oleh karena itu, untuk mencapai rasio elektrifikasi sebesar 99,9% pada tahun 2019, harus dilakukan upaya perluasan akses ketenagalistrikan ke seluruh wilayah Indonesia, terutama di area terdepan, terluar, dan tertinggal (3T). Hal ini dapat dilakukan dengan perluasan jaringan listrik maupun pembangunan pembangkit listrik. Salah satunya yaitu pembangunan GECC (Gas Engine Combined Cycle) Lombok Peaker. Pembangkit ini merupakan jenis PLTGU (Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap) yang mampu menghasilkan daya listrik sebesar 130-150 MW.
Dalam merencanakan PLTGU tersebut dibutuhkan beberapa komponen seperti boiler, turbin, generator, sistem eksitasi, kondenser, cerobong, waterpond. Keberadaan waterpond dalam hal ini memiliki peran yang sangat penting karena menjadi tempat penampungan air laut yang selanjutnya akan dialirkan ke boiler. Air tersebut akan dipanaskan hingga menjadi uap (steam) yang selanjutnya akan memutar turbin dan pada akhirnya dihasilkan listrik oleh generator.
Dalam tugas akhir ini akan direncanakan dinding penahan tanah waterpond sedalam 10 meter. Perencanaan dilaksanakan dengan membandingkan tiga jenis dinding penahan tanah, yaitu turap, diaphragm wall, dan tangent pile wall. Perencanaan meliputi kedalaman tertanam yang dibutuhkan, penentuan dimensi, penulangan struktur yang di desain berdasarkan gaya – gaya luar yang terjadi. Setelah itu direncanakan struktur yang dapat menahan gaya angkat atau uplift saat kondisi kritis. Kedalaman pondasi ditentukan berdasarkan daya dukung tanah yang terjadi. Langkah terakhir yaitu merencanakan lantai dasar waterpond, dalam hal ini berupa pelat dan balok.
Berdasarkan hasil dari perhitungan yang telah dilakukan, diputuskan untuk menggunakan dinding penahan tanah jenis Tangent Pile Wall dengan diameter sebesar 1,2 meter. Selain itu, didapatkan kedalaman tertanam dinding sebesar 25 meter yang di pasang jangkar tiap 1,2 meter. Dari hasil analisa stabilitas didapatkan angka keamanan sebesar 1,919 dan defleksi maksimal sebesar 47,89 mm. Biaya yang dibutuhkan untuk konstruksi ini sebesar Rp 7.624.998.626,-. Sedangkan untuk pondasi digunakan spun pile sebanyak 48 buah dengan kedalaman 16 m. Selain itu, struktur lantai digunakan pelat beton dengan tebal 0,45 meter. Total biaya yang dibutuhkan untuk konstruksi dinding penahan dan pondasi waterpond adalah sebesar Rp 8.615.288.942,-.
===============================================================================================================================
The need for electricity in Indonesia is increasing along with the government’s desire to grow a new economic center outside Java Island. However, Indonesia as archipelago country with the number of island reach 16.056, not all have received electricity. Therefore, in order to reach electricity ratio up to 99,9% in 2019, the government must be expanded electricity access throughout Indonesia, especially in the foremost, outermost, and lagging regions. It can be done by expanding electricity access or building a new power plant. One of them is the construction of GECC (Gas Engine Combined Cycle) Lombok Peaker. It is a kind of power plant (Steam Gas Power Plant), which can generate electric power of 130-150 MW.
Designing these power plant has need several components such as boiler, turbine, generator, excitation system, kondenser, chimney, waterpond. In this case, waterpond has a very important role because it becomes a reservoir of sea water which will then be channeled to the boiler. The water will be heated to become steam which will then rotate turbine and generate electricity by the generator.
This final project will designing a retaining wall of waterpond which has 10 m depth. The design will compare to three kind of retaining wall, which are sheet pile wall, diaphragm wall, and tangent pile wall. The design comprise a required penetration depth, define the dimension, reinforcement of structures designed based on external forces occur. Afterwards, a structure which can resist uplift force during critical conditions will be designed. Depth of foundation is determined based on soil bearing capacity. The last step is designing waterpond ground floor in the form of plate and beam.
Based on the results of the calculations, it is decided to use the Tangent Pile Wall as a retaining wall which has 1,2 meter of diameter. Beside, it is got 25 meters of penetration depth which is installed anchor each 1,2 meters. Based on stability analysis is got 1,919 of safety factor and 47,89 mm of maximum deflection. The requirement cost for this construction is Rp 7.624.998.626,-. While the foundation, 48 spun piles is used with 16 meters depth. Moreover, ground floor structure use concrete plate which has 0,45 meters of thickness. As a result, the total cost of this retanaing wall and foundation construction is Rp 8.615.288.942,-.
Actions (login required)
 |
View Item |