Gavidiknas, Lolyta Sativa (2019) Perencanaan Instalasi Pengolahan Air Limbah Industri Tahu di Kota Kediri. Other thesis, Institut Teknologi Sepuluh Nopember.
Text
03211540000062-Undergraduate_Thesis.pdf - Accepted Version Download (3MB) |
Abstract
Industri tahu merupakan industri yang sedang berkembang di Kediri, selain karena tahu merupakan makanan khas di Kota Kediri, pemerintah setempat mendukung adanya progran Industri Kecil Menengah yang tumbuh di masyarakat. Hal ini menyebabkan jumlah industri tahu di Kediri mencapai angka 121. Namun dari semua industri tersebut, hanya 1 industri yang telah memiliki ijin IPAL dan beberapa diantara lainnya memiliki IPAL namun tidak ada monitoring langsung dari pemerintah, sementara sebagian besar lainnya membuang limbahnya langsung ke badan air penerima. Hal ini sering menimbulkan masalah seperti munculnya bau busuk akibat limbah cair yang tidak terolah secara benar. Limbah cair tahu dapat berbahaya bagi badan air apabila tidak diolah terlebih dahulu. Oleh karena itu, perlu dilakukannya perencanaan IPAL ini untuk membantu menyelesaikan masalah terkait limbah cair industri tahu di Kediri.
Metode yang digunakan dalam perencanaan ini adalah pengumpulan data primer dan sekunder, pembagian pabrik kapasitas tinggi dan rendah, perencanaan IPAL untuk pabrik berkapasitas kecil, perencanaan IPAL untuk pabrik berkapasitas produksi tinggi, perhitungan BOQ dan RAB hasil perencanaan, serta langkah terakhir adalah pembuatan SOP untuk IPAL.
Setelah data primer dan sekunder dikumpulkan, digunakan alternatif Anaerobik Digester dan Anaerobik Filter untuk mengurangi pencemaran lingkungan dan memberikan manfaat berupa biogas hasil dari proses anaerobik. Pada 1 pabrik berkapasitas produksi kecil unit yang dibutuhkan adalah 1 unit anaerobik digester dengan diameter 4,5 m, sementara untuk 2 pabrik kecil dibutuhkan 2 unit anaerobik digester dengan diameter 4,5 m, berbeda dengan pabrik berkapasitas produksi besar membutuhkan 4 unit anaerobik digester dengan diameter 4,37 m. sementara untuk unit anaerobik biofilter 1 pabrik kecil membutuhkan 2 tangki filter, 2 pabrik kecil membutuhkan 3 tangki filter, sementara untuk pabrik besar membutuhkan 6 tangki filter.
Dana investasi yang dibutuhkan untuk 1 pabrik kecil Rp106.556.740, sementara untuk 2 pabrik kecil membutuhkan dana sebesar Rp169.055.161. Pabrik besar memiliki jumlah dana investasi paling besar yaitu Rp314.803.489.
=================================================================================================================================
Tofu industry is a growing industry in Kediri because tofu is a typical food in the City of Kediri. The local government supports the existence of Small and Medium Industries programs that grow in the community. This caused the number of tofu industries in Kediri to reach 121. However, from all these industries, only 1 industry had IPAL licenses and some of them had WWTPs but there was no direct monitoring from the government, while most of the others dumped their waste directly into water bodies receiver. This often creates problems such as the appearance of foul odors due to liquid waste that is not properly treated. Liquid waste knows it can be dangerous for water bodies if it is not processed first. Therefore, it is necessary to plan this WWTP to help resolve problems related to the liquid waste of the tofu industry in Kediri.
The method used in this planning is primary and secondary data collection, dividing tofu industry into industry with low production capacity and high production capacity, planning Waste Water Treatment plants for tofu industry with low-production capacity and high-production capacity plants, BOQ and RAB calculation of planning results, and the final step is making SOP for WWTP.
After the primary and secondary data are collected, alternative Anaerobic Digester and Anaerobic Filter are used to reduce environmental pollution and provide the benefits of biogas as a result of anaerobic processes. In 1 factory with a small production capacity, the unit needed is 1 anaerobic digester unit with a diameter of 4.5 m, while for 2 small factories it takes 2 anaerobic digester units with a diameter of 4.5 m. In large production, it requires 4 units of anaerobic digester with a diameter of 4.37 m. As for the anaerobic biofilter unit, 1 small factory requires 2 filter tanks, 2 small factories need 3 filter tanks, while for large factories need 6 filter tanks.
Investment funds are needed for 1 small factory Rp106,556,740 while for 2 small factories need funds around Rp169,055,161. Large factories have the largest amount of investment funds Rp314,803,489.
Item Type: | Thesis (Other) |
---|---|
Additional Information: | RSL 628.3 Gav p-1 2019 |
Uncontrolled Keywords: | Anaerobic Digester, Biodigester, Anaerobic Biofilter, Tofu Industry, WWTP unit, SOP |
Subjects: | T Technology > TD Environmental technology. Sanitary engineering > TD433 Water treatment plants T Technology > TD Environmental technology. Sanitary engineering > TD646 Sewage--Purification T Technology > TD Environmental technology. Sanitary engineering > TD756.45 Anaerobic treatment |
Divisions: | Faculty of Civil, Environmental, and Geo Engineering > Environmental Engineering > 25201-(S1) Undergraduate Theses |
Depositing User: | Lolyta Sativa Gavidiknas |
Date Deposited: | 22 May 2023 10:45 |
Last Modified: | 22 May 2023 10:45 |
URI: | http://repository.its.ac.id/id/eprint/66156 |
Actions (login required)
View Item |