Kajian Spasial Untuk Penentuan Metode Remediasi Tanah Tercemar Kromium Di Kecamatan Jetis, Kabupaten Mojokerto

Nugraha, Fitriandika (2019) Kajian Spasial Untuk Penentuan Metode Remediasi Tanah Tercemar Kromium Di Kecamatan Jetis, Kabupaten Mojokerto. Other thesis, Institut Teknologi Sepuluh Nopember.

[thumbnail of 032115400041_Undergraduate_Theses.pdf]
Preview
Text
032115400041_Undergraduate_Theses.pdf

Download (2MB) | Preview

Abstract

Lahan Kritis merupakan lahan yang telah mengalami kerusakan sehingga lahan tersebut tidak dapat berfungsi secara baik sesuai dengan peruntukannya. Di Jawa Timur, pada tahun 2013 luas lahan kritis mencapai 12.000 Ha. Faktor yang menyebabkan fenomena lahan kritis merupakan pencemaran tanah dengan logam berat sebagai komponen penyusunnya. Logam berat juga merupakan satu komponen terkandung pada limbah dalam bentuk cair, padat atau B3. Salah satu logam berat adalah kromium, logam yang tergolong toksik dan umum dijumpai sebagai komponen limbah B3. Di Kecamatan Jetis, Kabupaten Mojokerto terdapat penelitian yang menjelaskan bahwa air sumur di beberapa wilayah Kecamatan Jetis tercemar logam berat. Sistem Informasi Geografis (SIG) digunakan untuk membuat peta persebaran kromium sehingga penentuan metode remediasi dapat lebih tepat sasaran. Untuk membuat peta persebaran logam kromium, dibutuhkan data konsentrasi logam kromium di seluruh wilayah Kecamatan Jetis. Dengan menggunakan metode transek, titik sampel akan ditemukan dengan tiap jarak 1 km x 1 km. Selanjutnya dengan menggunakan Ring Sampling akan diambil tanah pada kedalaman 0– 20 cm untuk dijadikan sampel. Tanah sampel yang sudah diambil selanjutnya di ekstraksi menggunakan metode wet digestion dan Ekstraksi EDTA. Konsentrasi logam kromium pada sampel cair selanjutnya diukur dengan metode Atomic Absorp Spectrophotometry (AAS). Analisa mengenai persebaran logam kromium menggunakan perangkat lunak ArcGis dan Hydrus. Dimana perangkat lunak ini dapat membuat visualisasi persebaran berdasarkan konsentrasi dari tiap transect yang telah ditetapkan. Didapatkan 63 titik sampel dengan range konsentrasi dari 2,4 mg/kg hingga 62,7 mg/kg. Logam kromium dengan konsentrasi tersebut mengartikan seluruh wilayah memiliki nilai diatas baku mutu TK – C pada PP Tahun 82 tahun 2014 “Tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun” sehingga harus dikelola. Setelah dianalisis, logam kromium tersebar ke seluruh wilayah Kecamatan Jetis, hal ini dikarenakan sumber yang teridentifikasi lebih dari 1 jenis. Sehingga persebarannya meluas dan tidak berpola. Untuk menanggulangi masalah ini akan dilakukan remediasi dengan menggunakan Bioremediasi dengan Rhizobakter dan Tanaman Jagung serta Solidifikasi. Perlakuan ini memakan biaya hingga Rp 1.740.860.800.
===============================================================================================================================
Critical Land is land that has been damaged so that the land cannot function properly in accordance with its designation. In East Java, in 2013 the area of critical land reached 12,000 ha. One of the causes of the phenomenon of critical land is soil pollution. One of the soil pollutants is heavy metals. Heavy metals are also one component contained in waste in the form of liquid, solid or hazardous waste. One of the heavy metals is chromium (Cr), a metal that is classified as toxic and commonly found as a component of hazardous waste. In Jetis Subdistrict, Mojokerto Regency there is research that explains that well water in some areas of Jetis Subdistrict is polluted by heavy metals. Geographic Information System (GIS) is used to create a map of chrome distribution so that the determination of the remediation method can be more targeted.
To make a map of the distribution of chromium, data on chromium metal concentrations are needed in all areas of Jetis District. Using the transect method, sample points will be found with each distance of 1 km x 1 km. Then using the Ring Sampling will find soil at a depth of 0-20 cm to be sampled. Soil samples taken were then extracted using the wet digestion method and EDTA extraction. The concentration of chrome metal in the liquid sample was then measured by the Atomic Absorp Spectrophotometry (AAS) method. Analysis of the distribution of chromium metal using ArcGis and Hydrus software. Where this software can make distribution visualization based on the concentration of each transect that has been set.
63 sample points were obtained with a concentration range from 2,4 mg/kg to 62,7 mg /kg. The concentration means that all regions have values above the TK - C quality standard in Government Regulation No 82 of 2014 regarding “Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun” so that it must be managed. After analysis, chromium metal is spread throughout the Jetis Subdistrict area, this is because the sources identified are more than one type. So that the spread is widespread and not patterned. To overcome this problem, remediation will be carried out by using Bioremediation with Rhizobacteria and Solidification. This treatment costs up to Rp 1.740.860.800.

Item Type: Thesis (Other)
Uncontrolled Keywords: Chromium, Remediation, Heavy Metal, Geographical Information System
Subjects: T Technology > TD Environmental technology. Sanitary engineering
T Technology > TD Environmental technology. Sanitary engineering > TD192.5 Bioremediation
T Technology > TD Environmental technology. Sanitary engineering > TD878.47 Soil remediation
Divisions: Faculty of Civil Engineering and Planning > Environment Engineering > 25201-(S1) Undergraduate Thesis
Depositing User: Fitriandika Nugraha
Date Deposited: 18 Jul 2024 05:51
Last Modified: 18 Jul 2024 05:51
URI: http://repository.its.ac.id/id/eprint/66437

Actions (login required)

View Item View Item