Hidayati, Avita Nurul (2019) Perhitungan Desain Struktur Gedung Perkantoran 12 Lantai di Kota Surabaya dengan Beban Gempa PSHA Berdasarkan Data USGS. Diploma thesis, Institut Tekonologi Sepuluh Nopember.
Preview |
Text
10111510000042_Undergraduate_Theses.pdf Download (19MB) | Preview |
Abstract
Gempa merupakan suatu tantangan tersendiri oleh para perencana gedung dalam mendesain sebuah bangunan terutama bangunan gedung tinggi di Indonesia. Sebab, Indonesia merupakan negara yang berada dalam kawasan Ring of Fire. Seringkali bangunan gedung masih kuat dalam menerima beban gravitasi namun masih jarang sekali gedung yang mampu bertahan terdapat beban gempa saat terjadinya bencana alam tersebut, sehingga beban gempa pada desain bangunan tidak boleh diabaikan begitu saja terlebih lagi pada kota-kota besar yang memiliki gedung-gedung tinggi. Saat ini telah adanya peta gempa Indonesia terbaru yakni peta gempa Indonesia 2017. Namun, belum adanya peraturan SNI yang dimutahirkan, hal ini yang melatarbelakangi penulis untuk menggunakan beban gempa rencana yang dihitung menggunakan Metode PSHA (Probabilistic Seismic Hazard Analysis) pada Kota Surabaya dengan data pengambilan dari laman internasional yankni USGS. Data yang akan diambil yakni riwayat terjadinya gempa pada radius pengaruh 500 km dari Kota Surabaya yang memilik magnitude lebih dari 5 skala richter. Perhitungan untuk mendapatkan nilai PGA akan didapatkan dengan cara menentukan faktor Atenuasi dan amplikasi. Dalam kasus ini penulis akan menggunaka fungsi atenuasi Matuscha 1980 dan dapat terbentuk sebuah respons spektra untuk Kota Surabaya dengan metode PSHA. Sehingga, penulis akan membandingkan desain gedung yang menggunakan SNI 1726-2012 dengan desain gedung menggunakan beban gempa metode PSHA. Berdasarkan hasil analisa perhitungan, beban gempa desain dengan metode PSHA memiliki nilai Sa sebesar 0,689 g dan dibandingakan dengan nilai Sa pada PUSKIM 2012 didapatkan nilai sebesar 0,607 g. Sehingga pada analisis ini didapatkan bahwa menghitung beban gempa desain dengan metode PSHA lebih besar 4,9% dari beban gempa PUSKIM. Setelah dihitung didapatkan bahwa volume dan berat kedua beban gempa tersebut memiliki selisih 1,29%, sehingga dengan beban gempa desain PSHA akan lebih membutuhkan secara keungan namun akan lebih aman untuk menjadi bangunan lebih tahan gempa.
==============================================================================================================================
The earthquake was a challenge by building planners in designing the main buildings in Indonesia. Cause, Indonesia is a country that is in the Ring of Fire region. The building series is still strong in accepting the burden, there is still one building that is able to withstand the earthquake, so the earthquake load on the design of the building should not be ignored in large cities that have tall buildings.
Lately there has been the latest Indonesian earthquake map on the Indonesian earthquake map 2017. However, because there are no SNI regulations decided because of the earthquake map, this is the background for the author to use earthquakes made using the PSHA Method (Probabilistic Seismic Hazard Analysis) in the city of Surabaya by retrieving data from the international page that is USGS. The data taken was taken from the example taken by the earthquake at a radius of influence of 500 km from the city of Surabaya which has a greater than 5 Richter scale. The value for obtaining a PGA value will be obtained by determining the attenuation and amplification factors. In this case the writer will use the Matuscha 1980 attenuation function and can form a spectra response for the City of Surabaya using the PSHA method. Comparing, the writer will compare the building design using SNI 1726-2012 with the building design using the PSHA earthquake method.
Based on the results of the assessment, the earthquake load design with the PSHA method has a Sa value of 0.689 g and compared with the Sa value in PUSKIM 2012 obtained a value of 0.607 g. So in this analysis it is necessary to calculate the earthquake with the PSHA method greater than 4.9% of the PUSKIM earthquake load. After being calculated, the volume and weight of the two earthquakes had a difference of 1.29%, so with the earthquake load, the design of the PSHA would require more cash, but it would be safer to be an earthquake resistant building.
Item Type: | Thesis (Diploma) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | PSHA, USGS, Gempa, Fungsi Atenuasi, Radius Pengaruh |
Subjects: | T Technology > TA Engineering (General). Civil engineering (General) > TA658 Structural design T Technology > TH Building construction > TH1095 Earthquakes and building |
Divisions: | Faculty of Civil Engineering and Planning > Civil Engineering > 22301-(D4) Diploma 4 |
Depositing User: | Avita Nurul Hidayati |
Date Deposited: | 12 Jul 2024 03:13 |
Last Modified: | 12 Jul 2024 03:14 |
URI: | http://repository.its.ac.id/id/eprint/67335 |
Actions (login required)
View Item |