Firmansyah, Putra Galuh (2019) Keterkaitan Struktur Ruang Kota Dengan Pola Pergerakan Dan Emisi Gas Rumah Kaca Pada Sektor Transportasi Di Kota Surabaya. Other thesis, Institut Teknologi Sepuluh Nopember.
Preview |
Text
08211540000087-Undergraduate_Theses.pdf Download (5MB) | Preview |
Abstract
Isu perubahan iklim merupakan salah satu isu yang memiliki urgentitas cukup tinggi saat ini, menurut Nasa perubahan iklim terjadi disebabkan oleh aktivitas manusia sejak abad ke-20. Salah satu penyebab utama dari adanya perubahan iklim berasal dari sektor transportasi, menurut World Health Organization (WHO), sektor transportasi memiliki pengaruh besar terhadap perubahan iklim karena peningkatannya yang semakin tinggi. Menurut ICCSR saat ini kurang dari 48% perubahan iklim yang terjadi di Indonesia berasal dari konsumsi energi utama yang berasal dari sektor transportasi. Kota Surabaya yang merupakan sebagai Ibukota Provinsi Jawa Timur berkontribusi dalam penyumbangan emisi karbon sektor transportasi sebesar 5,48 juta ton atau kurang dari 96% dari total populasi udara di Kota Surabaya. Penyumbangan emisi karbon sektor transportasi yang terjadi di Kota Surabaya tidak lepas dari adanya peningkatan jumlah kendaraan di Kota Surabaya, dikarenakan pada tahun 2010 Kota Surabaya mengalami peningkatan jumlah kendaraan bermotor sebesar 5% setiap tahunnya. Dengan peningkatan jumlah kendaraan bermotor tersebut maka hal ini juga akan meningkatkan permintaan penggunaan bahan bakar minyak (BBM) sehingga hal ini mendorong buangan emisi gas rumah kaca di sektor transportasi di Kota Surabaya. Permintaan dan/atau konsumsi penggunaan bahan bakar minyak (BBM) tidak lepas dari adanya interaksi pola pergerakan dengan struktur ruang kota. Menurut Erling Holden & Noland (2005) mengatakan bahwa adanya perbedaan pola keruangan kawasan akan menyebabkan perbedaan pola konsumsi pada sektor transportasi. Maka dari itu tujuan dari penelitian ini yaitu mengkaji hubungan struktur ruang kota terhadap pola pergerakan dan emisi gas rumah kaca (GRK) di Kota Surabaya. Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pendekatan positivistik dan teknik analisis dalam penelitian ini adalah analisis kuantitatif dan korelasi. Dalam proses analisis kuantitatif digunakan untuk menganalisis struktur ruang, pola pergerakan, dan tingkat emisi gas rumah kaca setiap unit pengembangan. Sedangkan dalam proses analisis korelasi digunakan untuk mengetahui hubungan antara struktur ruang kota dengan pola pergerakan dan emisi gas rumah kaca pada sektor transportasi di Kota Surabaya. Berdasarkan hasil analisis korelasi antara struktur ruang kota dengan pola pergerakan dan emisi gas rumah kaca pada sektor transportasi di Kota Surabaya, menunjukkan bahwa variabel kepadatan fasilitas (X3) memiliki hubungan signifikan terhadap variabel jarak pergerakan dan emisi gas rumah kaca sektor transportasi di Kota Surabaya. Sehingga dapat disimpulkan pada penelitian ini, apabila semakin tingkat kepadatan di suatu unit engembangan tersebut tinggi maka jarak pergerakan masyarakat di unit pengembangan tersebut rendah dan emisi gas rumah kaca yang dihasilkan di Unit Pengembangan tersebut juga akan rendah. Dari hasil analisis yang telah dilakukan terdapat produksi emisi gas rumah kaca yang dihasilkan di Unit Pengembangan VI Tunjungan menunjukkan produksi emisi gas rumah kaca rendah hal ini dikarenakan tingkat kepadatan fasilitas yang berada di Unit Pengembangan VI Tunjungan memiliki tingkat kepadatan fasilitas tinggi sebesar 0,62.
===============================================================================================================================
The issue of climate change is on of the issues that is urgent nowadays, based on Nasa, the climate change occurs because of human activies since 20th century. One of the main causes of climate change is the transportation sector, in line with World Health Organization (WHO), it transportation sector has a major influence on climate change because of its increasing highly. Based on ICCSR, currently it is less than 48% of climate change that occurs in Indonesia from the main energy consumption of the transportation sector. Kota Surabaya is the Capital of East Java Province that contributes to the carbon emissions of the transportation sector by 5.48 million tons or less than 96% of the total air population in Kota Surabaya. The contribution of carbon emissions of transportation sector in Kota Surabaya is inseparable from the increase of the number vehicles in Kota Surabaya, it is caused by 2010 for Kota Surabaya that increased the number of motor vehicles by 5% each year. By increasing the number of motorized vehicles, it would also increase the demand for the use of fuel oil (BBM) so that this encourages greenhouse house emission of transportation sector in Kota Surabaya. The demand and / or consumption of the use of fuel oil (BBM) cannot be separated from the interaction of patterns for movement with the structure of urban space. Based on Erling Holden & Noland (2005) said that the existence of differences in spatial patterns of the region would cause differences in consumption patterns in the transportation sector. So the purpose of this research is to examine the relationship between the structure of urban space to patterns of movement and greenhouse gas (GHG) emissions in Kota Surabaya. The research approach is positivistic approach and analytical techniques of the research are quantitative analysis and correlation. In the process of quantitative analysis, it is used to analyze the structure of space, the pattern of movement, and the level of greenhouse gas emissions of each development unit. While for the process of correlation analysis is used to determine the relationship between the structure of urban space with the pattern of movement and greenhouse gas emissions for transportation sector in Kota Surabaya. Based on the results of the correlation analysis, it is between the structure of urban space with the pattern of movement and greenhouse gas emissions for transportation sector in Kota Surabaya. It showed that the facility density variable (X3) has a significant relationship between variable distance of movement and greenhouse gas emissions for transportation sector in Kota City. So that it can be concluded in this research, if the density level in a development unit was high, then the distance of community movement in the development unit was low and the greenhouse gas emissions produced in the Development Unit would also be low. From the results of the analysis that has been carried out, there is a production of greenhouse gas emissions that produced at the Development VI Tunjungan Unit, which shows that the production of greenhouse gas emissions was low because the density of facilities in Tunjungan Development VI Unit has a high facility density of 0.62.
| Item Type: | Thesis (Other) |
|---|---|
| Additional Information: | RSPW 711.4 Fir k-1 |
| Uncontrolled Keywords: | perubahan iklim, struktur ruang kota, sistem transportasi emisi gas rumah kaca, korelasi |
| Subjects: | H Social Sciences > HT Communities. Classes. Races > HT166 City Planning--Environmental aspects T Technology > TE Highway engineering. Roads and pavements > TE7 Transportation--Planning |
| Divisions: | Faculty of Architecture, Design, and Planning > Regional and Urban Planning > 35201-(S1) Undergraduate Thesis |
| Depositing User: | PUTRA GALUH FIRMANSYAH |
| Date Deposited: | 15 Apr 2025 06:44 |
| Last Modified: | 15 Apr 2025 06:44 |
| URI: | http://repository.its.ac.id/id/eprint/67472 |
Actions (login required)
 |
View Item |