Arsitektur Simbiosis : Jukstaposisi Area Komersial Dengan Kawasan Makam Bung Karno

Kusuma, Rizal Bagus (2019) Arsitektur Simbiosis : Jukstaposisi Area Komersial Dengan Kawasan Makam Bung Karno. Other thesis, Institut Teknologi Sepuluh Nopember.

[thumbnail of 08111540000058_Undergraduate_Theses.pdf]
Preview
Text
08111540000058_Undergraduate_Theses.pdf

Download (5MB) | Preview

Abstract

Kompleks Perpustakaan dan Malam Bung Karno merupakan salah satu objek wisata sejarah yang tidak pernah sepi dikunjungi oleh wisatawan, baik wisatawan domestik maupun wisatawan mancanegara. Kharisma dari seorang tokoh revolusioner mampu menarik jumlah wisatawan lebih dari 660.000 pada tahun 2016 dan terus naik seiring dengan gencarnya publikasi baik oleh pihak pengelola maupun wisatawan itu sendiri. Kompleks Perpustakaan dan Makam Bung Karno sendiri seakan sudah menjadi sebuah ikon wisata bagi Kota Blitar, bahkan kota kecil di Jawa Timur ini memiliki julukan sebagai Bumi Bung Karno, karena disinilah Bung Karno menghabiskan sebagian masa kecilnya serta kota inilah yang menjadi tempat tinggal kedua orang tuanya serta tempat peristirahatan terakhirnya. Melihat begitu besarnya dampak Kompleks Perpustakaan dan Makam Bung Karno bagi Kota Blitar dan masyarakat sekitarnya, sudah seharusnya area disekitar Kompleks Perpustakaan dan Makam ini lebih diperhatikan. Area disekitar Kompleks Perpustakaan dan Makam Bung Karno ini masih cenderung tidak tertata, hal ini dapat dilihat dari banyaknya penjual yang masih menggunakan area trotoar serta bahu bahu jalan sebagai tempat mereka menggelar dagangan mereka. Selain kegiatan ekonomi, kegiatan budaya juga menjadi salah satu hal yang menarik dari Makam Bung Karno. Hampir setiap tahun, di area ini diadakan Haul Bung Karno dan juga Grebek Pancasila, terkadang area Makam ini juga menggelar pagelaran wayang kulit dan pertunjukkan seni, tetapi untuk saat ini tidak ada tempat khusus yang mengakomodasi berbagai kegiatan budaya tersebut. Jika melihat fenomena diatas, dibutuhkan respon arsitektur yang mampu mewadahi berbagai macam kegiatan yang terjadi diskitar Kompleks Perpustakaan dan Makam Bung Karno, khususnya kegiatan ekonomi dan budaya masyarakat disekitarnya sehingga terjadi hubungan yang mengikat antara objek arsitektur dengan Kompleks Makam Bung Karno itu sendiri. Pendekatan desain yang digunakan ialah Arsitektur Simbiosis. Arsitektur Simbiosis dinilai cocok jika digunakan sebagai pendekatan desain karena didalam Arsitektur simbiosis banyak membahas mengenai hubungan dua bangunan, dimana kedua bangunan itu dapat saling mempengaruhi. Pendekatan dengan menggunakan Arsitektur Simbiosis diharapkan dapat meningkatkan kualitas dari Kompleks Perpustakaan dan Makam Bung Karno.
===================================================================================================================================
The Bung Karno Library and Graveyard Complex is one of the historical attractions that has never been visited by tourists, both domestic and foreign tourists. Personality from a revolutionary figure was able to attract more than 660,000 tourists in 2016 and continues to rise along with the massive publication by both the management and the tourists themselves. The Bung Karno Library and Graveyard complex itself seemed to have become a tourist icon for Blitar City, even this small town in East Java was nicknamed the “Bumi Bung Karno”, because this was where Bung Karno spent part of his childhood and the city where his parents lived and his final resting place. Seeing the enormous impact of the Bung Karno Library and Graveyard Complex for the City of Blitar and the surrounding community, the area around the Library and Graveyard Complex should be considered more. The area around the Bung Karno Library and Graveyard Complex still tends to be unorganized, this can be seen from the number of sellers who still use the sidewalk area as a place for them to hold their wares. In addition to economic activities, cultural activities are also one of the interesting things from Bung Karno's Tomb. Almost every year, in this area there are Haul Bung Karno and also Grebek Pancasila, sometimes the Graveyard also holds leather puppet shows and art shows, but for now there is no special place that accommodates various cultural activities. If you look at the phenomenons above, it takes an architectural response that is able to accommodate various kinds of activities that occur around the Bung Karno Library and Graveyard Complex, especially the economic activities and culture of the surrounding communities so that there is a binding relationship between the architectural object and the Bung Karno Cemetery Complex. The design approach used is Architecture Symbiosis. Architecture Symbiosis is considered suitable as a design approach because in symbiotic architecture there is much discussion about the relationship between two buildings, where the two buildings can influence each other. The approach using Symbiosis Architecture is expected to improve the quality of the Bung Karno Library Complex and Graveyard.

Item Type: Thesis (Other)
Additional Information: RSA 711.552 2 Kus a-1 2019
Uncontrolled Keywords: Arsitektur Simbiosis, Kompleks Makam Bung Karno, Wisata Sejarah
Subjects: N Fine Arts > NA Architecture > NA7115 Domestic architecture. Houses. Dwellings
T Technology > TA Engineering (General). Civil engineering (General) > TA658 Structural design
Divisions: Faculty of Architecture, Design, and Planning > Architecture > 23201-(S1) Undergraduate Thesis
Depositing User: Rizal Bagus Kusuma
Date Deposited: 13 Jan 2025 03:29
Last Modified: 13 Jan 2025 03:29
URI: http://repository.its.ac.id/id/eprint/68381

Actions (login required)

View Item View Item