Azizah, Vina Alfia Nikmatul (2019) Rumah Siaga: Hunian Temporer Kampung Kota. Other thesis, Institut Teknologi Sepuluh Nopember.
Preview |
Text
Laporan TA_Vina.pdf Download (12MB) | Preview |
Preview |
Text
Laporan TA_Vina.pdf Download (12MB) | Preview |
Text
08111540000091-Undergraduate_Thesis.pdf Download (12MB) |
Abstract
Urbanisasi dan pertumbuhan ekonomi di Asia-Pasifik yang makin pesat telah menghasilkan jumlah masyarakat miskin kota yang terus meningkat. Kota yang dibanjiri oleh kaum urban akan mengalami lonjakan penduduk yang tak terkendali. Urbanisasi berakibat pada peningkatan kebutuhan akan tempat tinggal di kawasan perkotaan baik di pusat/tengah kota maupun di kawasan pinggiran. Minimnya aksesibilitas ke perumahan formal, memaksa mereka untuk tinggal di pemukiman kumuh dan informal. Seringkali pemukiman tersebut tidak layak huni, serta jauh dari berbagai kesempatan kerja yang ada. Masyarakat yang menetap secara permanen di permukiman kumuh perkotaan memberikan dampak pada mayarakat itu sendiri dan juga pada perkotaan. Bagi masyarakat, mereka tidak dapat hidup dengan layak karena lingkungan kumuh yang mereka tempati dan tidak dapat menggunakan beberapa fasilitas perkotaan. Bahkan jika hunian mereka berada pada tanah ilegal, mereka akan mengalami permasalahan-permasalahan terkait hukum kepemilikan. Dan bagi perkotaan, kepadatan penduduk akan terus meningkat pesat sehingga ada kemungkinan Kota Jakarta akan menjadi sangat padat bahkan kehabisan lahan. Terkait dengan permasalahan waktu menetap, arsitektur, khususnya rumah tinggal, dapat mempengaruhi seberapa lama penghuni akan menetap pada arsitektur tersebut. Dengan demikian, muncullah hipotesis bahwa arsitektur dapat menentukan waktu, seberapa lama pengguna dapat menggunakan arsitektur. Dari permasalahan desain yang diangkat dan objek rancang yang bersifat eksperimental, maka metode yang dirasa sesuai adalah metode transformasi; eksperimentasi maket model dan folding; studi preseden; serta naratif. Untuk menghadirkan hunian temporer maka perlu adanya intervensi pada aktivitas masyarakatnya, sehingga mereka memiliki skenario dari titik awal hingga titik akhir. Konsep hunian yang diangkat adalah perubahan tipologi (dari hunian menjadi sculpture perkotaan) yang didasarkan pada waktu hidup bangunan. Konsep ini direspon dengan penggunaan kolase material, struktur ketukangan khusus, perubahan fungsi konstruksi dengan sistem mekanis, serta program dan bentuk bangunan yang minim potensi ekspansi ruang.
==================================================================================================================================
Urbanization and increasingly rapid of the economic growth in Asia-Pacific has resulted in an increasing number of urban poor. Cities that are flooded with urbanites will experience an uncontrolled population surge. Urbanization results in an increase in the need for housing in urban areas either in the city center or in the periphery. The lack of accessibility to formal housing, forcing them to live in slum areas and informal settlements. Often these settlements are unfit for habitation, and away from various existing employment opportunities. Communities that permanently settle in urban slums have an impact on the community itself and in urban areas. For the community, they cannot live properly because the slum environment they live in and they also cannot use some urban facilities. Even if their occupancy is on illegal land, they will experience problems related to ownership law. And for cities, population density will continue to increase rapidly so there is a possibility that the City of Jakarta will become very crowded and even run out of land. Regarding the problem of settling time, architecture, especially houses, can affect how long residents will settle on the architecture. Thus, the hypothesis arises that architecture can determine the time, how long a user can use architecture. From the design problems raised and experimental design objects, the methods that are appropriate are transformation methods; model and folding experimentation; precedent study; and narrative method. To present temporary housing, it is necessary to intervene in the activities of the community, so that they have a scenario from the starting point to the end point. The dwelling concept adopted a change in typology (from housing to urban sculpture) based on building lifetime. This concept responds to the use of material collage, special craftmanship structures, changes in the functions of construction with mechanical systems, and programs and forms of buildings that have minimal potential for space expansion.
Item Type: | Thesis (Other) |
---|---|
Additional Information: | RSA 363.5 Azi r-1 2019 |
Uncontrolled Keywords: | Hunian, Permanensi, Sculpture perkotaan, Skenario, Temporer |
Subjects: | H Social Sciences > HN Social history and conditions. Social problems. Social reform > HN690.5 Slums H Social Sciences > HT Communities. Classes. Races > HT133 City and Towns. Land use,urban N Fine Arts > NA Architecture > NA7115 Domestic architecture. Houses. Dwellings N Fine Arts > NA Architecture > NA9051 Residential areas. Site planning |
Divisions: | Faculty of Civil, Planning, and Geo Engineering (CIVPLAN) > Architecture > 23201-(S1) Undergraduate Thesis |
Depositing User: | Vina Alfia Nikmatul Azizah |
Date Deposited: | 04 Oct 2024 07:10 |
Last Modified: | 04 Oct 2024 07:10 |
URI: | http://repository.its.ac.id/id/eprint/68542 |
Actions (login required)
View Item |