Ariyanto, Feri (2015) Pemanfaatan Sampah Sabut Kelapa dan Eceng Gondok sebagai Media Tumbuh Utama Jamur Konsumsi. Undergraduate thesis, Institut Teknology Sepuluh Nopember.
Preview |
Text
3311100014-Undergraduate Thesis.pdf - Published Version Download (2MB) | Preview |
Abstract
Sampah sabut kelapa dan eceng gondok merupakan
masalah bagi negara tropis seperti Indonesia. Sabut kelapa dapat
menjadi sampah perkotaan. Sedangkan eceng gondok dapat
merugikan bagi badan air. Salah satu cara untuk mengatasinya
adalah dengan menjadikan keduanya sebagai media tumbuh
utama jamur konsumsi dan bekasnya digunakan sebagai
kompos. Keduanya mengandung lignin, selulosa, hemiselulosa,
dan unsur hara seperti C, N, P dan K yang dapat diurai oleh
jamur. Tujuan dari penelitian ini adalah menentukan potensi
pemanfaatan sampah sabut kelapa dan eceng gondok sebagai
media tumbuh jamur konsumsi, membandingkannya dengan
media konvensional dari petani jamur dan terhadap karakteristik
kompos pada SNI 19-7030-2004.
Metode yang digunakan adalah variasi campuran dari
sampah sabut kelapa dan eceng gondok sebagai media tumbuh
utama di baglog, yaitu 100:0; 90:10; 80:20 dan 70:30 pada jamur
tiram dan jamur kuping dengan pH netral dan basa. Parameter
yang diuji adalah suhu, kadar air, pH, C organik dan N-total
(menghitung nisbah C/N), P-total dan K-total pada media tumbuh
utama, sedangkan untuk jamur adalah penyebaran miselium,
saat munculnya badan buah dan bobot segar total badan buah.
Parameter tersebut akan diuji dengan ANOVA One Way.
Hasilnya adalah sampah sabut kelapa dan eceng gondok
dapat dimanfaatkan sebagai media tumbuh jamur tiram pada
varian 100:0 dan 70:30. Namun, sampah sabut kelapa dan
eceng gondok tidak cocok sebagai media tumbuh jamur kuping.
====================================================================================================
Coconut husk waste and water hyacinth is a problem for
tropical countries like Indonesia. Coconut husk can be urban
waste. While the water hyacinth can be detrimental for the river.
One way solution is to make them as the main consumption
mushroom growing medium and it is used as compost after
harvesting. They contain lignin, cellulose, hemicellulose, and
nutrient such like C, N, P and K which can be parsed by
mushroom. The objectives of this research are to determine the
potential use of coconut husk and water hyacinth as a growing
mushroom consumption medium, comparing them with the
conventional media of mushroom grower and compost on the
characteristics of the SNI 19-7030-2004.
The method used is a variation of a mixture of coconut husk
waste and water hyacinth as the main growing medium in baglog,
i.e. 100:0; 90:10; 80:20 and 70:30 on oyster mushroom and ear
mushroom with neutral and alkaline pH. The parameters tested
are temperature, moisture content, pH, C-organic and N-total
(counting the ratio of C/N), P-total and K-total in the main growing
medium, whereas for the mushroom are mycelium, appearance of
the pin head and fresh weight of the total body mushroom. The
parameter will be tested with ANOVA One Way.
The result is the coconut husk waste and water hyacinth can
be utilized as a growing oyster mushroom medium with variant of
100:0 and 70:30. But, the medium can’t be used for a growing ear
mushroom medium.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) |
---|---|
Additional Information: | RSL 635.8 Ari p |
Uncontrolled Keywords: | eceng gondok, jamur konsumsi, media tumbuh, sabut kelapa |
Subjects: | T Technology > TD Environmental technology. Sanitary engineering > TD899 Waste control in special industries, plants, processes, etc |
Divisions: | Faculty of Civil, Environmental, and Geo Engineering > Environmental Engineering > 25201-(S1) Undergraduate Theses |
Depositing User: | Mr. Tondo Indra Nyata |
Date Deposited: | 14 Oct 2019 01:56 |
Last Modified: | 14 Oct 2019 01:56 |
URI: | http://repository.its.ac.id/id/eprint/71144 |
Actions (login required)
View Item |