Erfiana, Nana (2015) Analisa perubahan nilai tanah menggunakan model regresi di wilayah eksplorasi minyak dan gas bumi (studi kasus : blok Banyu Urip Kab. Bojonegoro, Jawa Timur). Undergraduate thesis, Institut Teknologi Sepuluh Nopember.
Preview |
Text
3511100006-Undergraduate_Thesis.pdf Download (3MB) | Preview |
Abstract
Ladang minyak di Indonesia yang saat ini sedang
dikembangkan salah satunya terdapat di Kabupaten Bojonegoro
Provinsi Jawa Timur yaitu di lapangan (blok) Banyu Urip yang
mencakup area seluas 624,64 Ha . Desa-desa di wilayah industri
minyak dan gas bumi dipastikan akan mengalami perubahan
pemanfaatan lahan dari daerah pemukiman dan pertanian menjadi
daerah penghasil minyak. Konsekuensi adanya pemanfaatan lahan
ini adalah lahan yang sebelumnya hanya diperuntukkan sebagai
lahan pemukiman dan pertanian kini beralih fungsi menjadi lahan
pertambangan minyak dan gas bumi yang lebih produktif dari
penggunaan lahan sebelumnya. Perubahan tata guna lahan ini
akan mempengaruhi nilai dan harga tanah disekitarnya. Akibat
peralihan fungsi lahan menyebabkan perubahan nilai tanah yang
bergerak naik secara tidak terkontrol.
Dengan menggunakan data hasil survei harga tanah
secara langsung dilapangan serta dilakukan analisa statistik
menggunakan pemodelan regresi dapat memberikan pemodelan
nilai tanah yang dapat digunakan untuk prediksi nilai tanah.
Sebelum melakukan pemodelan regresi, terlebih dahulu dilakukan
analisa korelasi masing-masing variabel penentu nilai tanah dan
variabel penentu nilai tanah yang mempunyai korelasi paling
besar digunakan untuk melakukan pemodelan regresi. Untuk
mendapatkan hasil pemodelan yang mendekati keadaan sebenarnya maka hasil pemodelan regresi linier sederhana
dibandingkan dengan hasil pemodelan regresi kuadratik.
Diperoleh model regresi linier sederhana y = 199047,766- 9,585x,
namun dari hasil pemodelan ini variabel bebas hanya mampu
menjelaskan 36,4% dari variabel tergantung. Hasil pemodelan
menggunakan pemodelan regresi polinomial kuadratik
menghasilkan pemodelan y = 207615,391 - 15,418 x + 0,0 x2.
Dari hasil pemodelan regresi polinomial model kuadratik nampak
36,6 % variabilitas variabel terikat (dependen) yaitu harga tanah,
dapat dijelaskan oleh variabel bebasnya yaitu jarak dari pusat
industri.
Kedua model tersebut hanya mampu menghasilkan
pemodelan yang variabilitas variabel harga tanah hanya mampu
dijelaskan sebesar 36,4% dan 36,6 % oleh variabel jarak dari
industri. Karena hasil persentase koefisien determinasi yang kecil,
maka pemodelan menggunakan variabel penentu nilai tanah
yaitu jarak dari lokasi industri, tidak efektif atau tidak cocok
diterapkan untuk analisa perubahan nilai tanah dikawasan
penelitian. Sehingga untuk peramalan nilai tanah menggunakan
persentase kenaikan nilai tanah yang diterapkan pada peta Zona
Nilai Tanah dari Badan Pertanahan Nasional (BPN) yaitu sebesar
30% setiap tahunnya. Pembuatan peta nilai tanah berdasarkan
hasil survei nilai tanah pada tahun 2014 dan awal 2015 pada
daerah penelitian, peta nilai tanah dibuat berdasarkan acuan peta
zona nilai tanah Kabupaten Bojonegoro tahun 2013.
============================================================================================
Oil fields in Indonesia, which is currently being
developed one of them contained in Bojonegoro East Java
province, that is (block) Banyu Urip which covers an area of
624.64 Ha. The villages in the area of the oil and gas industry will
certainly change of land use from agriculture and residential areas
become oil-producing region. The consequences of the land use
that previously only intended as residential land and agricultural
land is now converted into oil and gas mining are more
productive than previous land use. Land use changes will affect
the value and price of land around it. Due to the transition of land
use causes changes in the value of land that is moving up
uncontrollably.
By using regression modeling can provide modeling
land value that can be used to predict of land prices. Land value
determinant variables that have the greatest correlation will be
used for regression modeling. To obtain correct modeling, simple
linear regression modeling compared to the linear quadratic
regression. Modeling result using a simple linear regression is y =
199047.766- 9.585x, but the results of this modeling variables can
only explain 36.4% of the dependent variable. Modeling results
using a quadratic polynomial regression is y = 207615.391 –
15.418 x + 0.0 x2. From quadratic polynomial regression models
produce 36.6% variability of the dependent variable can be
explained by the independent variables. Both models are only able to produce variable
modeling variability in land prices can be explained only by
36.4% and 36.6% by a variable distance from the industry.
Because the results of a small percentage of the coefficient
determination, then modeling using land value determinant
variable that is the distance from the location of industry,
ineffective or not suitable to be applied to analysis of changes in
the value in research area. So for forecasting the land value using
a presentage of the increase in land values are aplied on land
value zone map from Badan Pertanahan Nasional (BPN) which is
approximately 30% each year. Making the land value maps based
on survei results of land values in 2014 and early 2015 in the
research area, map the value of land is based on a reference map
zone land value Bojonegoro in 2013.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) |
---|---|
Additional Information: | RSG 333.731 3 Erf a |
Uncontrolled Keywords: | Regresi Linier; Polinomial Kuadratik; Peta Zona Nilai Tanah |
Subjects: | H Social Sciences > HT Communities. Classes. Races > HT133 City and Towns. Land use,urban |
Divisions: | Faculty of Civil Engineering and Planning > Geomatics Engineering > 29202-(S1) Undergraduate Thesis |
Depositing User: | - Taufiq Rahmanu |
Date Deposited: | 17 Oct 2019 07:55 |
Last Modified: | 17 Oct 2019 07:55 |
URI: | http://repository.its.ac.id/id/eprint/71250 |
Actions (login required)
View Item |