Model Keputusan Perencanaan Armada Tanker Cadangan Distribusi Bahan Bakar Minyak Pelayaran Domestik: Studi Kasus Wilayah Pemasaran Vii

Hidni, Nabila (2016) Model Keputusan Perencanaan Armada Tanker Cadangan Distribusi Bahan Bakar Minyak Pelayaran Domestik: Studi Kasus Wilayah Pemasaran Vii. Undergraduate thesis, Institut Teknologi Sepuluh Nopember.

[thumbnail of 4412100043-undergraduate-theses.pdf]
Preview
Text
4412100043-undergraduate-theses.pdf - Accepted Version

Download (3MB) | Preview

Abstract

Saat ini, distribusi Bahan Bakar Minyak (BBM) keseluruh wilayah Indonesia dilakukan
dengan menggunakan kapal oil tanker yang mengangkut muatan dari Unit Kilang ke Depo
Akhir. Ukuran dan jumlah kapal tersebut telah direncanakan dengan mempertimbangkan
kondisi geografis pelabuhan serta demand yang dibutuhkan. Permasalahan yang timbul
adalah apabila kapal inti yang dioperasikan sedang dalam kondisi off hire, tidak ada kapal
yang menggantikan peranan tersebut, sehingga dapat berakibat terjadi kelangkaan pasokan
BBM di wilayah tujuan, dengan kata lain security of supply tidak terjamin dengan baik. Di
dalam Tugas Akhir ini dilakukan perencanaan kapal tanker cadangan khususnya di Pulau
Sulawesi yang merupakan Wilayah Pemasaran VII, dengan pelabuhan yang dilayani
sebanyak 17 pelabuhan dan sumber BBM berasal dari Unit Kilang Balikpapan. Model
perencanaan armada tanker cadangan dilakukan dengan menggunakan 2 (dua) skenario.
Skenario I dilakukan dengan memanfaatkan utilitas kapal tanker yang beroperasi di Wilayah
Pemasaran VII. Selanjutnya, apabila pada Skenario I kapal tanker yang beroperasi sudah
tidak mampu menggantikan peran kapal inti dalam keadaan darurat, maka pada model
Skenario II akan dilakukan optimasi pengadaan kapal baru untuk memenuhi distribusi BBM
Wilayah Pemasaran VII. Dari hasil analisis menunjukkan bahwa Model Optimasi Skenario I
menghasilkan total biaya yang rata-rata 11% lebih rendah dengan unit biaya Rp 113.423,-
/Ton dibandingkan dengan total biaya pada kondisi eksisting dengan sistem Contract of
Affreightment (COA) dengan unit biaya sebesar Rp 127.144,-/Ton. Hasil keluaran (output)
Model Optimasi Skenario I lebih sensitif terhadap banyaknya jumlah kapal off dibandingkan
dengan banyaknya jumlah hari off. Model Optimasi Skenario II menghasilkan total biaya
rata-rata 346% lebih tinggi dibandingkan dengan biaya pada kondisi eksisting dengan sistem
COA, dengan unit biaya sebesar Rp 567.325,-/Ton. Jumlah muatan yang dikirim sedikit
sehingga menyebabkan utilitas kapal menjadi sangat rendah, yaitu rata-rata sebesar 28%.
Pada beberapa kasus yang tidak dapat diselesaikan oleh Model Optimasi Skenario I,
perencanaan kapal cadangan dengan sistem COA masih menjadi alternatif terbaik untuk
mengatasi kelangkaan pasokan BBM dalam keadaan darurat dengan biaya yang minimum.
====================================================================================================
Currently, distribution of fuel oil throughout the territory of Indonesia is carried out by
using oil tanker ships that carry the cargo from the Refinery Unit to the End Depo. The size
and amount of vessels has been planned by taking consideration the geographical conditions
of the port as well as the demand required. The problem that arises is when the dedicated ship
which is operated, is off, there is no ship that replaces that role, so it can be there is supply
shortage of fuel oil in the region of interest, in other words, security of supply is not secured
properly. In this final report, there is a planning of reseve tanker especially in Sulawesi Island
which is the Trading Area - Region VII, with the port that served as many as 17 ports and
source of fuel oil derived from Refinery Unit Balikpapan. Model of reseve tanker planning is
done by using two (2) scenarios. Scenario I is done by taking advantage of the utility of
tankers in Trading Area Region VII. Furthermore, if the Scenario I tankers which operate will
no longer be able to replace the role of the dedicated ships in an emergency, then the Scenario
II Model will be optimized procurement of new ships to meet the fuel oil distribution in
Trading Area VII. From the analysis showed that of Scenario I has average total cost 11%
dan unit cost at Rp 113.423,-/Ton, lower than the total cost with COA System at a cost Rp
127.144,-/Ton. The result of Secenario I is more sensitive with the amount of off hire ships
than the amount of off hire days. While the results of the analysis of Scenario II showed that
Scenario II has average total cost 346% higher than the total cost with COA System and a
unit cost at Rp 567.325,-/Ton. The cost generated for the procurement of new ships tend to be
expensive because of the amount of cargo shipped slightly, causing the ship to be very low
utility, with an average at 28%. Therefore, in some cases that can not be resolved by the
Scenario I Model, the alternative ship planning with COA system is still the best alternative
to overcome the scarcity of fuel oil supply in an emergency at minimum cost.

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Additional Information: RSTrL 623.873 Hid m
Uncontrolled Keywords: distribusi BBM, kapal cadangan, optimisasi, biaya transportasi
Subjects: H Social Sciences > HE Transportation and Communications > HE336.C5 Choice of transportation
Divisions: Faculty of Marine Technology (MARTECH) > Marine Transportation Engineering > 21207-(S1) Undergraduate Thesis
Depositing User: EKO BUDI RAHARJO
Date Deposited: 04 Nov 2019 03:13
Last Modified: 11 May 2020 05:22
URI: http://repository.its.ac.id/id/eprint/71571

Actions (login required)

View Item View Item