Syafei, Muhammad Ilham Gumilang (2016) Perencanaan Pondasi Tiang Pancang Dengan Memperhitungkan Pengaruh Likuifaksi Pada Proyek Pembangungan Hotel Di Lombok. Undergraduate thesis, Institut Teknologi Sepuluh Nopember.
Preview |
Text
3112100116-undergraduate-theses.pdf - Published Version Download (3MB) | Preview |
Abstract
Indonesia merupakan kawasan rawan gempa. Hal
tersebut dapat dilihat dari kondisi letak geografis Indonesia,
bahwa Indonesia merupakan tempat bertemunya 4 lempeng dunia
yaitu, lempeng Indo-Australia, lempeng Eurasia, lempeng
Filipina dan lempeng Pasific. Bukti lainnya adalah banyaknya
jumlah gunung berapi yang aktif di Indonesia. Jika mendesain
sebuah bangunan pada lokasi tanah yang dominan pasir, maka
salah satu bahaya yang dihadapi adalah likuifaksi. Likuifaksi
adalah suatu kondisi berubahnya perilaku tanah dari padat
menjadi cair akibat adanya getaran atau beban sklik. Salah satu
penyebab dapat terjadinya likuifaksi adalah gempa. Maka jika
mendesain bangunan yang berada pada kondisi tanah pasir serta
daerah gempa tinggi, harus dilakukan analisa zona likuifaksi.
Saat ini terdapat sebuah proyek pembangunan hotel di
Pantai Malimbu, Lombok. Proyek tersebut berada di tanah
dominan pasir dan juga termasuk daerah dengan resiko gempa
tinggi. Pada perencanaan yang telah dilakukan, pihak perencana
tidak melakukan analisa terhadap zona likuifaksi dan
pengurangan daya dukung pondasi tiang pancang akibat dari
likuifaksi. Untuk menangggulangi adanya bahaya akibat
v
likuifaksi, hanya dilakukan dengan menggunakan angka
keamanan (safety factor) = 5.
Pada tugas akhir ini akan dilakukan perencanaan
pondasi tiang pancang dengan membandingkan kondisi likuifaksi
dan kondisi tidak likuifaksi. Perencanaan pondasi dilakukan
terhadap 4 kondisi. Kondisi 1 adalah kondisi eksisting proyek,
dimana tidak meninjau terhadap kemungkinan likuifaksi,
meninjau beban gempa, dan safety factor = 5. Kondisi 2 adalah
kondisi dimana meninjau kemungkinan likufaksi dan penggunaan
safety factor = 1.5. Kondisi 3 adalah kondisi tidak meninjau
adanya kemungkinan likuifaksi, meninjau beban gempa dan
safety factor = 2. Kondisi 4 adalah kondisi tidak meninjau
kemungkinan likuifaksi, tidak meninjau beban gempa dan safety
factor = 3. Struktur bangunan atas akan di modelkan dengan
program bantu SAP 2000. Tujuannya untuk mengetahui reaksi
pada dasar bangunan. Permodelan struktur bangunan atas terdri
atas 2 jenis, yaitu permodelan pada kondisi likuifaksi dan tidak
likuifaksi.
Dari hasil perhitungan yang telah dilakukan maka
didapatkan jumlah kebutuhan pondasi tiang pancang untuk
masing-masing kondisi.Kondisi 1 menggunakan PC spun pile
diameter 1000 mm sejumlah 192 buah. Kondisi 2 menggunakan
bored pile diameter 800 mm sejumlah 192 buah. Kondisi 3 dan
kondisi 4 menggunakan PC spun pile diameter 600 mm sejumlah
192 buah dan 256 buah untuk masing-masingnya.
===========================================================
Indonesia is located at earthquake-prone area. It can be
seen from the geographical condition of Indonesia, that Indonesia
has been formed from intersection between 4 tectonic plates.
There are Indo-Australia plate, Eurasia plate, Filipina plate, and
Pasific plate. When the building designed on sandy soil
dominated area, there is a risk for liquefaction. Liquefaction is a
condition canging of soil behavior from solid into liquid because
of vibration or cyclic loading. Earthquake may cause the
liquefaction. Therefore, when designing a building that located
on sandy soil and high risk earthquake area, it has to be done
with liquefaction zone analysis.
Currently, a hotel construction project is being
undertaken in Malimbu beach, Lombok. The project located on
sandy soil with high risk earthquake. It has observed from
existing design, that consultant have not undertaken analysis in
regards to liquefaction zone, as well as the decrease of soil
bearing capacity due to liquefaction. For resolving the risk of
liquefaction, it had been used safety factor = 5.
In this final project, pile foundation will be designed in
order to compare between liquefaction condition and non
liquefaction condition. The foundation will be design with 4
conditions. The first is non liquefaction condition, considering
earthquake loading, and safety factor = 5. The second is
vii
vii
liquefaction condition, considering earthquake loading, safety
factor = 1.5. The third is non liquefaction condition, considering
earthquake loading, safety factor = 2. The fourth condition is non
liquefaction condition, not considering earthquake loading, safety
factor = 3. The upperstructure will be designed using SAP 2000.
It aims to discover the joints reaction. The modeling of
upperstucture consist of 2 type, that is liquefaction modeling and
non liquefaction modeling.
From the calculation result, it obtained the amount of
foundation needs for each condition design. Condition 1, using
600 mm diameter of PC spun pile for 192 pieces. Condition 2,
using 800 mm diameter of bored pile for 192 pieces. Condition 3
and condition 4 using 600 mm diameter of PC spun pile, 192
pieces for condition 3 and 256 pieces for condition 4.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) |
---|---|
Additional Information: | RSS 624.154 Sya p |
Uncontrolled Keywords: | Gempa, Likuifaksi , Tanah Pasir, Tiang Pancang, SAP 2000. |
Subjects: | T Technology > TA Engineering (General). Civil engineering (General) > TA780 Piles and pile-driving |
Divisions: | Faculty of Civil Engineering and Planning > Civil Engineering > 22201-(S1) Undergraduate Thesis |
Depositing User: | EKO BUDI RAHARJO |
Date Deposited: | 22 Nov 2019 08:25 |
Last Modified: | 22 Nov 2019 08:25 |
URI: | http://repository.its.ac.id/id/eprint/71991 |
Actions (login required)
View Item |