Yudani, Putu Krisna (2016) Kampung Ekologis Bantaran Sungai Semampir Surabaya. Undergraduate thesis, Institut Teknologi Sepuluh Nopember.
Preview |
Text
3212100014-undergraduate-theses.pdf - Published Version Download (4MB) | Preview |
Abstract
Pertumbuhan fisik Surabaya yang pesat, menyebabkan stren/bantaran kali menjadi ‘alternatif’ untuk bermukim bagi masyarakat yang tersingkirkan secara ekonomi perkotaan. Keterbatasan ekonomi dan pengetahuan yang kurang terhadap hunian layak membentuk kawasan pemukiman kumuh pada bantaran sungai.
Menanggapi permasalahan tersebut, warga yang bermukim di bantaran sungai Surabaya mendirikan komunitas Paguyuban Warga Strenkali Surabaya (PSWW) pada tahun 2002. Selain bentuk penoloakan terhadap penggusuran, warga juga berupaya mengubah anggapan negatif pemukiman stren kali. Aspirasi tersebut ditanggapi oleh DPRD Jatim dengan disusunnya PERDA JATIM no. 9 tahun 2007 tersebut mengatur agar kawasan bantaran sungai dijinkan menjadi kawasan permukiman terbatas dengan dilakukan penataan kawasan tepi sungai. Namun, pada kenyataannya masih terdapat kawasan bantaran sungai yang belum dengan baik menerapkan kesepakatan tersebut, salah satunya di kampung Semampir.
Dengan demikian, diperlukan penataan pemukiman agar keberadaannya tidak merusak lingkungan bantaran sungai. Selain itu perlu dilihat adanya karakteristik pemukim dan potensi bantaran sungai pada penataan kampung bantaran sungai. Dalam merancang kampung bantaran sungai Semampir di gunakan prinsip ekologi arsitektur sungai serta metode demand for space by users’ characteristics sehingga nantinya pemukiman dapat memperlihatkan karakteristiknya sebagai pemukiman bantaran sungai yang selaras dengan alam.
===========================================================
The rapid growth in Surabaya cause waterfront become an alternative for low income settlement. Due to limited economic conditions and knowledge of proper settlement, slum and polluted area cannot be avoided. To respond that issue, the habitant has established a community for Surabaya waterfront habitant called Paguyuban Warga Stren Kali Surabaya (PWSS) in 2002. The government responds the aspiration by arranging the constitution that allow waterfront become settlement area refers to waterfront regulations. However, some areas have not adjusted the regulation yet, one of them is Kampung Medokan Semampir.
Kampung Medokan Semampir requires a planning for the settlement in order to minimalizing pollution to Jagir River and waterfront area and keep its existence remains. Characteristic and potential of Kampung Semampir must be emphasized in design process. Using ecology architecture as approach and demand for space by users’ characteristics as method to design Semampir waterfront ecological Kampong that show the characteristic of waterfront settlement that is harmony with nature.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) |
---|---|
Additional Information: | RSA 721.046 Yud k |
Uncontrolled Keywords: | Ekologi Arsitektur, Karakteristik Kampung, Pemukiman Bantaran Sungai. |
Subjects: | N Fine Arts > NA Architecture > NA7115 Domestic architecture. Houses. Dwellings |
Divisions: | Faculty of Architecture, Design, and Planning > Architecture > 23201-(S1) Undergraduate Thesis |
Depositing User: | EKO BUDI RAHARJO |
Date Deposited: | 25 Nov 2019 02:32 |
Last Modified: | 25 Nov 2019 02:32 |
URI: | http://repository.its.ac.id/id/eprint/71999 |
Actions (login required)
View Item |