Analisis Metode Delineasi Bidang Tanah Pada Citra Resolusi Tinggi Dalam Pembuatan Kadaster Lengkap (Studi Kasus: Desa Wotan, Kecamatan Paceng, Kabupaten Gresik) - Analysis On The Deliniation Method Of Land Parcel On High Resolution Image In Making Full Cadastral (Case Study : Wotan Rulal, Panceng District, Gresik )

Wardani, Arinda Kusuma (2016) Analisis Metode Delineasi Bidang Tanah Pada Citra Resolusi Tinggi Dalam Pembuatan Kadaster Lengkap (Studi Kasus: Desa Wotan, Kecamatan Paceng, Kabupaten Gresik) - Analysis On The Deliniation Method Of Land Parcel On High Resolution Image In Making Full Cadastral (Case Study : Wotan Rulal, Panceng District, Gresik ). Undergraduate thesis, Institut Teknologi Sepuluh Nopember.

[thumbnail of 3512100102-Undergraduate Thesis.pdf]
Preview
Text
3512100102-Undergraduate Thesis.pdf - Published Version

Download (4MB) | Preview

Abstract

Delineasi bidang tanah dilakukan dengan cara
mengidentifikasi bidang-bidang tanah dengan menggunakan peta
foto dan menarik garis ukur untuk batas bidang tanah yang jelas
dan memenuhi syarat. Dalam penarikan batas, ada 2 metode yang
dapat dijadikan sebagai acuan, yaitu delineasi dengan metode
general boundary (penarikan batas dari kenampakan yang terlihat)
dan delineasi dengan metode fixed boundary (penarikan batas dari
hasil pengukuran di lapangan). Delineasi dengan metode general
boundary dapat dijadikan sebagai alat dalam percepatan
pembangunan basis data bidang tanah yang lengkap, cepat dan
lebih murah (Kadaster Lengkap).
Delineasi dilakukan pada Peta Pendaftaran Tanah (fixed
boundary) dan pada citra yang telah terkoreksi sesuai dengan
interpretasi (general boundary) untuk bidang tanah yang sudah
terdaftar. Delineasi dilakukan dengan beberapa perbesaran, antara
lain perbesaran dengan skala 1:1000, 1:2500, dan 1:5000. Serta
dengan memperhatikan penarikan batas (delineasi) pada sisi batas
luar, batas tengah, dan batas dalam dari kenampakan fisik obyek
yang terlihat. Dari hasil kedua metode ini nantinya untuk
mengetahui bagaimana delineasi yang sesuai dan masuk toleransi
ketelitian luas berdasarkan standarisasi dari BPN. Hasil ketelitian
paling baik yang didapatkan dari perhitungan kedua metode tersebut akan dijadikan sebagai acuan selanjutnya dalam
melakukan delineasi bidang tanah untuk bidang yang belum
terdaftar dengan menggunakan metode general boundary diatas
citra resolusi tinggi. Dimana dari beberapa metode delineasi, hasil
ketelitian yang paling mendekati toleransi adalah delineasi pada
skala perbesaran 1:1000 dengan penarikan batas sisi tengah dari
kenapampakan yang terlihat. Selanjutnya, hasil delineasi tersebut
dilakukan validasi di lapangan dengan melakukan pengukuran.
Berdasarkan analisis yang telah dilakukan dengan
menggunakan uji hipotesis selisih nilai rata-rata berpasangan (uji
paired t-test) ) untuk luas bidang sawah didapatkan hasil 1,1997
(thitung<1,6991) dan luas bidang permukiman -1,4603 (thitung<-
1,7531). Sedangkan untuk pergeseran posisi atau uji t jarak
didapatkan hasil koordinat x = 1,1997 (thitung>1,7056) dan
koordinat y = 240,528 (thitung>1,7056) ; serta koordinat x = 5,8401
(thitung>1,7011) dan koordinat y = 197958 (thitung>1,7011) untuk
bidang permukiman. Jika berdasarkan standarisasi ketelitian luas
yang dikeluarkan oleh BPN, jumlah sampel yang diterima dengan
toleransi luas bidang tanah KL≤(0,5√L), bidang sawah = 16,67%
dan bidang permukiman = 12,5%. Sedangkan untuk ketelitian luas
berdasarkan PMNA No.3/1997 didapatkan jumlah sampel yang
masuk toleransi untuk bidang sawah = 73,33% dan permukiman =
45,46%. Dan untuk ketelitian planimetri jarak didapatkan hasil
koordinat x = 29,63% dan koordinat y = 0% untuk bidang sawah
serta koordinat x = 20,83% dan koordinat y = 0% untuk bidang
permukiman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa delineasi
metode general boundary yang dilakukan pada citra resolusi
tinggi Quickbird tahun 2007 secara keseluruhan memenuhi
toleransi apabila akan digunakan dalam memenuhi kebutuhan
geometrik bentuk dan luas. Akan tetapi apabila untuk memenuhi
kebutuhan geometrik posisi, cara ini tidak bisa diterima.
========================================================================================================================
Land parcel delineation is done by identifying land parcels
by using a photogrammetric map and drawing a measure line on
the clear and eligible land area boundary. In the outlining of the
boundary, there are two methods that can be used as a reference,
the general boundary delineation methods (the outlining of the
boundary from the visible appearance) and a fixed boundary
delineation methods (the outlining of the boundary from the
measurement results on the field). Boundary delineation with the
general method can be used as a tool for accelerating the
development of land parcel databases that is faster and cheaper
(Full Cadastral).
The delineation performed on Land Registry vector maps
(fixed boundary) and on the image that has been corrected in
accordance with the image interpretation (general boundary) for
parcels of land that are already registered. The delineation is done
in several times with some scale enlargements, i.e. the scale
enlargements with a scale of 1: 1000, 1: 2500 and 1: 5000. And by
considering the outlining of the boundary (delineation) on the
outer, middle, and inner of the boundary side, based on the
physical appearance of the visible object. From the results of these
two methods, that later on would be used to find out how is the
appropriate delineation and suitable to the accuracy of the area based on standards of BPN. The best accuracy results obtained
from the calculation of those two methods will be used as reference
in the subsequent delineation of land parcels for a land parcel that
has not been registered by using the general boundary method on
the high resolution imagery map. Furthermore, the delineation
results validated in the field by taking measurements.
Based on the analysis that has been conducted by using
hypothesis testing in the difference of the average pairs value
(paired t-test). For the extensive paddy fields, showed that the
result has 1.1997 (thitung<1,6991) and the housing area has -1.4603
(thitung<-1,7531). And for the shift in the position or the t test results
obtained within the coordinates in x=1.1997 (thitung>1,7056) and
the coordinates in y=240.528 (thitung>1,7056); followed with the
coordinates in x=5.8401 (thitung >1.7011) and in the coordinates
y=197 958 (thitung > 1.7011) for the housing areas. Based on the
area accuracy standards issued by BPN, the number of samples
received with parcel area tolerance is KL≤ (0,5√L), paddy fields =
16.67% and areas of settlement = 12.5%. Whereas for the
accuracy of area that based on PMNA 3/1997, found the number
of samples that accepted with the tolerance to paddy fields=
73.33% and settlements = 45.46%. And the planimetric distance
accuracy is obtained with coordinates in x = 29.63% and the
coordinates in y = 0% for paddy fields, followed with the
coordinates in x = 20.83% and the coordinates in y = 0% for the
housing areas. The research results showed that the general
boundary delineation method that has been performed on high
resolution Quickbird imagery maps from year 2007 overall meet
the tolerance, as long as it would be used to fulfill the needs of
geometric shapes and areas. But if to meet the needs of the
geometric position, this method cannot be accepted.

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Additional Information: RSG 526.028 5 War a
Uncontrolled Keywords: Delineasi, Fixed Boundary, General Boundary, Kadaster Lengkap, Delineation, Fixed Boundary, General Boundary, Full Cadastral
Subjects: G Geography. Anthropology. Recreation > GA Mathematical geography. Cartography > GA139 Digital Elevation Model (computer program)
Divisions: Faculty of Civil, Environmental, and Geo Engineering > Geomatics Engineering
Depositing User: ansi aflacha
Date Deposited: 02 Dec 2019 03:52
Last Modified: 02 Dec 2019 03:52
URI: http://repository.its.ac.id/id/eprint/72138

Actions (login required)

View Item View Item