Kinerja Pencahayaan Alami Pada Rumah Adat Balai Padang Di Kalimantan Selatan

Masruchin, Febby Rahmatullah (2016) Kinerja Pencahayaan Alami Pada Rumah Adat Balai Padang Di Kalimantan Selatan. Masters thesis, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya.

[thumbnail of 3214204006-master-theses-.pdf]
Preview
Text
3214204006-master-theses-.pdf - Published Version

Download (6MB) | Preview

Abstract

Rumah Adat Balai Padang merupakan salah satu bangunan yang terletak pada iklim tropis di Kalimantan Selatan dengan potensi cahaya alami yang melimpah. Bangunan ini memiliki dimensi yang besar dan dalam, tetapi hanya memiliki bukaan antara dinding dan atap yang minim dengan WWR (window to wall ratio) kurang dari 20% memanjang dari ujung ke ujung dinding dan ambang bawah 1,7m jauh diatas bidang kerja yang tidak sesuai penelitian terdahulu. Desain tersebut disesuaikan dengan kondisi masa lalu yang banyak berada di luar bangunan. Pada masa kini penghuni banyak beraktivitas di dalam bangunan dari pagi hingga sore. Oleh karena itu, perlu dilakukan tinjauan terkait bagaimana kinerja pencahayaan alami serta pengaruh luas dan posisi bukaan.
Penelitian dilakukan melalui 2 tahap yaitu pengamatan lapangan untuk mengetahui kinerja pencahayaan alami serta faktor yang mempengaruhi serta Eksperimen dengan simulasi komputer menggunakan Software Autodesk Ecotect Analysis 2011 untuk mengidentifikasi pengaruh luas dan posisi bukaan. penelitian ini menggunakan variabel bebas luas dan posisi bukaan antara dinding dengan atap serta variabel terikat berupa nilai iluminasi, DF dan distribusi.
Kinerja pencahayaan alami sangat buruk dengan nilai iluminasi di luar bangunan yang sangat tinggi mencapai 100.000 lux yang dipengaruhi oleh posisi matahari, ketinggian dari permukaan laut dan cloud cover tetapi di dalam bangunan sangat rendah mencapai 1 lux pada pagi, siang dan sore hari tidak memenuhi standart yang dipengaruhi oleh obstruksi, overhang, bentuk dan dimensi ruang, reflektansi material, luas dan posisi bukaan. Jika luas bukaan ditingkatkan dengan WWR 10 - 30 % maka kinerja pencahayaan alami semakin baik dengan meningkatkan nilai DF 0,21 - 3,77 %. Jika posisi bukaan diturunkan pada area yang tidak terdapat obsturksi maka kinerja pencahayaan alami semakin baik karena tidak terhalang overhang. Tetapi jika posisi bukaan diturunkan terlalu rendah mencapai bidang kerja maka akan mengakibatkan penurunan kinerja pencahayaan alami. Pengkondisian paling baik untuk memenuhi aktivitas terkait standart adalah pengkondisian 1 variasi 3 yaitu WWR 30% dan posisi bukaan tetap untuk ruang Laras-Pematang yang terletak di tengah bangunan dan pengkondisian 2 variasi 1 yaitu posisi ambang bawah bukaan diturunkan sejajar pintu dan WWR 20% untuk ruang Bilik yang terletak di sisi samping bangunan.
========================================================
Balai Adat Padang House is one of the buildings in the tropics area at South Borneo which has a large daylighting potention. This building has a large dimension and long depth, but it has only minimum area of the openings between the wall and the roof with WWR less than 20% extends from end to end of the wall and the lower threshold 1,7m above the plane of work that does not required with previous research. The design was adapted to the past occupants which did activity out of the building. In the present, occupants do activity in the building from morning to evening. Therefore, it should be a study related to the daylighting performance and the effect of the area and position of the opening.
This research can be devided into 2 stages, first stage is field study to identify daylighting performance and the factors that affect it. Second stage is experiment with computer simulation using Autodesk Ecotect Analysis Software in 2011 to identify the effect of area and position of openings against the daylighting and the fulfillment of the standard activity. This research use area and position of the openings between the wall and the roof as an independent variable and illumination, DF and distribution of daylighting as a dependent variable.
The result of this research is daylighting performance is very bad because the value of illumination outside the building is very high up to 100.000 lux which is influenced by sun's position, altitude and cloud cover, but the value of illumination inside the building is very low up to 1 lux from the morning to the evening which not required for standart activity. It is influenced by obstruction, overhangs, the shape and dimensions of space, reflectance material, area and position of the openings. If the area of the opening is increased from WWR 10% until 30%, daylighting performance is better than existing condition because it can increase Daylighting value from 0,21% until 3,77%. If the position of the openings is decreased on the area that there is no obstruction, daylighting performance is better than existing condition because it is not obstructed by overhang. If the position of the openings is decreased to low until work plan, daylighting performance back into bad. Better conditioning to meet standards related activities is a condition 1 variations 3 (WWR 30% and fixed height of the opening) for Laras-Pematang room and conditioning 2 variations 1 (elevation lowered of the openings to the height of the door and WWR 20%) for Bilik rooms

Item Type: Thesis (Masters)
Additional Information: RTA 729.28 Mas k
Uncontrolled Keywords: Bukaan, Pencahayaan Alami, Rumah Adat Balai Padang, Simulasi
Subjects: N Fine Arts > NK Decorative arts Applied arts Decoration and ornament > NK2115 Interior decoration
Divisions: Faculty of Architecture, Design, and Planning > Architecture > 23101-(S2) Master Thesis
Depositing User: EKO BUDI RAHARJO
Date Deposited: 06 Dec 2019 04:21
Last Modified: 06 Dec 2019 04:21
URI: http://repository.its.ac.id/id/eprint/72253

Actions (login required)

View Item View Item