Pemodelan Penjalaran Tsunami Akibat Erupsi Gunung Anak Krakatau Beserta Skenario Dike, Studi Kasus Teluk Jakarta

Chasanah, Nur (2020) Pemodelan Penjalaran Tsunami Akibat Erupsi Gunung Anak Krakatau Beserta Skenario Dike, Studi Kasus Teluk Jakarta. Undergraduate thesis, Institut Teknologi Sepuluh Nopember.

[thumbnail of 04311640000010-Undergraduate_Thesis.pdf] Text
04311640000010-Undergraduate_Thesis.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (8MB) | Request a copy

Abstract

Gunung Anak Krakatau merupakan gunung api aktif di Indonesia. Gunung Anak Krakatau terus memperlihatkan aktifitas vulkanik, hal ini dibuktikan oleh tsunami pada 22 Desember 2018 yang di akibatkan oleh erupsi Gunung Anak Krakatau. Jakarta sebagai ibukota negara dan memiliki jumlah penduduk terpadat di Indonesia sudah sewajarnya memiliki rencana mitigasi dini untuk mengurangi dampak dari bencana tsunami. Sejalan dengan usaha mitigasi tersebut, Pemda DKI Jakarta mengemukakan rencana tata ruang wilayah Jakarta tahun 2030 yang dikenal sebagai Master Plan NCICD (National Capital Integrated Coastal Development). Panduan Master Plan NCICD memiliki proyek utama dalam pengembangan pesisir Teluk Jakarta yaitu dengan pembangunan tanggul laut. Akan tetapi menurut penelitian sebelumnya, desain tanggul laut Master Plan NCICD yang berbentuk garuda dinilai kurang efektif dalam segi hydraulic. Penelitian ini bertujuan untuk memodelkan penjalaran tsunami yang disebabkan oleh erupsi Gunung Anak Krakatau ke Teluk Jakarta. Selain itu, pemodelan dilanjutkan dengan memodelkan skenario jamak tsunami dike sebagai upaya dalam mereduksi ketinggian tsunami yang sampai ke Teluk Jakarta. Kondisi awal kenaikan muka air laut merujuk pada tsunami akibat erupsi Gunung Krakatau 1883. Pemodelan tsunami dilakukan dengan bantuan software MIKE 21. Hasil dari penelitian ini menunjukkan penjalaran tsunami selama 6 jam, dan diperoleh ketinggian elevasi muka air 1.437 meter pada titik tinjau. Sedangkan tinggi elevasi muka air dari data validasi adalah 1.451 meter. Pemodelan dengan skenario dike dapat mengurangi tinggi elevasi muka air di dalam area dike masing – masing adalah 100% untuk skenario dike 1 (tipe dike tertutup), 96,14% untuk skenario dike 2 (tipe dike terbuka dengan 7 gap), 99,58% untuk skenario dike 3 (tipe dike semi tertutup dengan 1 gap), 98,00% untuk skenario dike 4 (tipe dike menyesuaikan kondisi reklamasi dengan 5 gap), 86,26% untuk skenario dike 5 (tipe dike terbuka dengan 11 gap).
Kata Kunci : Tsunami, Gunung Anak Krakatau, Tanggul Laut, Tsunami Dike, NCICD Jakarta.

========================================================================================================================

Mount Anak Krakatau is an active volcano in Indonesia. Mount Anak Krakatau continues to show volcanic activity, this is evidenced by the tsunami on December 22, 2018 caused by the eruption of Mount Anak Krakatau. Jakarta as the country's capital and has the most populous population in Indonesia naturally has an early mitigation plan to reduce the impact of the tsunami disaster. In line with these mitigation efforts, the DKI Jakarta Regional Government proposed a 2030 Jakarta spatial plan known as the NCICD (National Capital Integrated Coastal Development) Master Plan. The NCICD Master Plan Guide has a major project in the development of the Jakarta Bay coast, namely the construction of a sea dike. However, according to previous studies the design of NCICD Master Plan sea embankments in the form of garuda was considered less effective in terms of hydraulics. This study aims to model the tsunami propagation caused by the eruption of Mount Anak Krakatau to Jakarta Bay. In addition, the modeling of the plural tsunami scenarios is also modeled as an effort to reduce the height of the tsunami reaching Jakarta Bay. The Initial conditions of sea level rise refer to the tsunami caused by the eruption of Mount Krakatau 1883. Tsunami modeling was carried out with the help of MIKE 21 software. The results of this study showed the propagation of the tsunami for 6 hours, and the elevation of the water level was 1,437 meters at the point of view. While the water level elevation from validation data is 1,451 meters. Modeling with the dike scenario can reduce the height of the water level in the dike area - 100% for the Dike 1 scenario (closed Dike type), 96,14% for the Dike 2 scenario (Open Dike type with 7 gaps), 99,58% for the Dike scenario 3 (semi closed dike type with 1 gap), 98,00% for dike 4 scenario (dike type adjusts reclamation conditions with 5 gaps), 86,26% for dike 5 scenario (open dike type with 11 gaps).
Keywords : Tsunami, Mount Anak Krakatau, Tsunami Dike, NCICD Jakarta.

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Additional Information: RSKe 627.58 Cha p-1
Uncontrolled Keywords: Tsunami, Gunung Anak Krakatau, Tanggul Laut, Tsunami Dike, NCICD Jakarta.
Subjects: T Technology > TC Hydraulic engineering. Ocean engineering
Divisions: Faculty of Marine Technology (MARTECH) > Ocean Engineering > 38201-(S1) Undergraduate Thesis
Depositing User: Nur Chasanah
Date Deposited: 12 Dec 2022 04:37
Last Modified: 12 Dec 2022 04:37
URI: http://repository.its.ac.id/id/eprint/73217

Actions (login required)

View Item View Item