Purnama, Adriyan Candra (2020) Penyembuhan Retak Pada Beton Dengan Penambahan Mineral Dan Mikroba. Masters thesis, Institut Teknologi Sepuluh Nopember.
Preview |
Text
03111750020011-Master_Thesis.pdf Download (5MB) | Preview |
Abstract
Beton merupakan bahan yang tahan dalam menerima gaya tekan namun rawan terjadi keretakan saat menerima gaya tarik. Pembentukan retakan akan berpengaruh pada baja tulangan di beton bertulang , sehingga dapat menyebabkan terjadi korosi baja. Untuk mengatasi keretakan pada beton maka telah ditemukan komposisi beton yang mampu menyembuhkan dirinya sendiri (self healing concrete) ketika terjadi keretakan. Mekanisme self-healing dibagi menjadi dua, yaitu autogenous dan autonomous. Autogenous healing adalah mekanisme penyembuhan retak berbasis reaksi semen terhadap air yang mengalami hidrasi lanjut membentuk C-S-H yang akan menutup retak pada beton. Material yang dapat membantu mekanisme autogenous healing pada beton diantaranya adalah fly ash, bentonite, dan blast furnace slag (BFS). Sedangkan mekanisme autonomous healing adalah proses healing pada beton dengan penambahan mikro organisme yang secara biologis dapat menghasilkan kristal kapur/kalsium karbonat(CaCO3) yang dapat mengendap dan menutup celah keretakan beton. Mikro organisme yang digunakan berupa bakteri sporosarcina pasteurii. Dalam penelitian ini fly ash sebagai material healing akan dijadikan agregat buatan sebagai pengganti agregat natural kasar maupun halus. Pengujian healing akan dilakukan pada benda uji balok beton dan dogbone yang akan diberi retak lentur dan retak putus. Dengan penambahan agregat buatan ,bentonite dan slag pada mix design beton serta dengan pemberian cairan bakteri secara langsung pada celah retak diharapkan mampu menutup celah keretakan pada benda uji. Pengamatan mekanisme healing ditinjau dari luas dan kedalaman retak yang dapat tertutup. Pengamatan dilakukan selama 100 hari, ditambahkan pengujian dari segi biologis dan kimiawi dari material penutup retak yang terbentuk. Hasil menunjukan bahwa penggunaan agregat buatan ,bentonite ,slag dan bakteri cenderung memiliki kemampuan healing yang lebih cepat dibanding dengan campuran beton tanpa penggunaan bentonite dan slag.
=================================================================================================================================
Concrete is a material that is resistant to receiving compressive force but prone to cracking when receiving tensile strength. The formation of cracks will affect the reinforcing steel in reinforced concrete, so that it can cause corrosion of steel. To overcome the cracks in concrete, concrete compositions have been found that are able to heal themselves (self healing concrete) when cracks occur. The self-healing mechanism is divided into two, namely autogenous and autonomous. Autogenous healing is a crack healing mechanism based on the reaction of cement to water undergoing further hydration to form C-S-H which will close cracks in concrete. Materials that can help the autogenous healing mechanism in concrete include fly ash, bentonite, and blast furnace slag (BFS). While the autonomous healing mechanism is a healing process in concrete with the addition of microorganisms that can biologically produce lime / calcium carbonate (CaCO3) crystals that can precipitate and close cracks in concrete cracks. Micro organisms used in the form of sporosarcina pasteurii bacteria. In this study fly ash as a healing material will be made into artificial aggregates instead of natural coarse or fine aggregates. Healing tests will be performed on concrete beam and dogbone specimens which will be given flexural cracks and broken cracks. With the addition of artificial aggregate, bentonite and slag to the concrete mix design as well as by giving bacterial liquid directly to the crack gap is expected to close the crack gap in the test specimen. Observation of the healing mechanism in terms of the extent and depth of cracks that can be closed. Observations were made for 100 days, added testing in terms of biological and chemical aspects of the formed crack cover material. The results show that the use of artificial aggregates, bentonite, slag and bacteria tend to have a faster healing ability compared to concrete mix without the use of bentonite and slag.
Item Type: | Thesis (Masters) |
---|---|
Additional Information: | RTS 620.136 Pur p-1 2020 |
Uncontrolled Keywords: | Retak, Self Healing, fly ash, blast furnace slag (BFS), bentonit, sporosarcina pasteurii, agregat buatan |
Subjects: | T Technology > TA Engineering (General). Civil engineering (General) > TA440 Concrete--Cracking. |
Divisions: | Faculty of Civil, Planning, and Geo Engineering (CIVPLAN) > Civil Engineering > 22101-(S2) Master Thesis |
Depositing User: | ADRIYAN CANDRA PURNAMA |
Date Deposited: | 28 Oct 2024 07:19 |
Last Modified: | 28 Oct 2024 07:19 |
URI: | http://repository.its.ac.id/id/eprint/74138 |
Actions (login required)
View Item |