Kemampuan Daktilitas Penampang Balok Beton Bertulang Menggunakan Baja Tulangan Dengan Mutu Diatas 500 MPa Untuk Disain Struktur Tahan Gempa

Zulfikar, Anggi Rahmad (2016) Kemampuan Daktilitas Penampang Balok Beton Bertulang Menggunakan Baja Tulangan Dengan Mutu Diatas 500 MPa Untuk Disain Struktur Tahan Gempa. Masters thesis, Institut Technology Sepuluh Nopember.

[thumbnail of 3113202010- Master_Thesis.pdf]
Preview
Text
3113202010- Master_Thesis.pdf - Accepted Version

Download (3MB) | Preview

Abstract

Perkembangan industri baja Indonesia mengalami kemajuan dengan kemampuan
memproduksi baja dengan mutu diatas 500 MPa. Dilapangan banyak digunakan baja dengan mutu
500 MPa yang memiliki nilai tegangan leleh baja (fy) lebih besar, sehingga struktur dengan beban
gravitasi menjadi lebih ekonomis. Baja mutu 500MPa, kurang daktail dan SNI 2847:2013belum
membolehkan pemakaian baja mutu tinggi untuk struktur dengan beban gempa, karena
dikhawatirkan akan memicu gaya geser dan tegangan lekatan lebih tinggi pada saat mencapai
momen leleh. Keadaan ini akan menjurus terjadi kegagalan getas oleh geser. Disain struktur tahan
gempa memakai konsep disain kapasitas dengan detailing yang memungkinkan tercapainya
kemampuan energi disipasi yang optimum di sendi-sendi plastis balok dan kolom. Salah satu
ukuran tingkat daktilitas suatu struktur adalah Curvature Ductility (   )yang merupakan ratio dari
kurvatur ultimit terhadap kurvatur yield (u /y ). Pengukuran   memerlukan diagram teganganregangan
baja ( ) s s f  dan diagram tegangan-regangan beton ( ) c c f  . Penelitian terdahulu
memperlihatkan perilaku deformasi sendi plastis sangat tergantung pada karakteristik fs -  s . Pada
daerah sendi plastis dari balok selama gempa rencana, regangan pada tulangan tarik dapat naik
lebih banyak dari pada regangan baja sebelum first yield karena adanya flat plateau. Selanjutnya
kenaikan yang besar pada kekuatan lentur (flexural overstrength) dari komponen struktur beton
bertulang adalah karena adanya strain hardening. Adanya flexural overstrength ini bila tidak
diperhitungkan akan menyebabkan kegagalan geser. SNI 2847:2013 telah memberikan nilai o =
1,25 untuk fy = 300 sampai fy = 400 MPa. Namun belum memberikan nilai o untuk mutu baja
diatas 500 MPa. Penelitian baja dengan mutu 500 MPa hasil produksi Indonesia ini menghasilkan
diagram f -  baja yang mendekati model diagram f -  baja yang diusulkan oleh Mander .
Diagram f -  baja ini digunakan untuk analisa momen kurvatur. Hasil akhir dari analisa momen
kurvatur, berupa nilai kurvatur daktiliti (   ) yang lebih dari 20 dan nilai flexural overstrength
faktor o  sebesar 1,47 - 1,58.
=======================================================================================================
Development of Indonesia steels industries have progress with ability to produce
steel with fy value above 500 MPa. In work field steel with fy value above 500 MPa is
widely used. Steel with fy value above 500 MPa having bigger yield strength, so the
structure with the load of gravity becomes more economical. The steels with fy value
above 500 MPa, less ductile and SNI 2847:2013 prohibits the use of high quality steels for
the structure to earthquake loads, because it is predicted to arise a shear force and adhesion
tension higher when it reaches the yield moment. This situation will lead to brittle failure
occurs by shear force. The seismic resisting structural design uses the concept of capacity
design with detailing that allows the attainmentof optimum energy dissipation capacity in
the joints of plastic beams and columns. One of the ductility measure level of a structure is
the curvature ductility (   ) which is the ratio of curvature ultimite to the curvature yield (
u /y ). Measurement   requires the steel stress-strain diagram ( ) s s f  and concrete
stress-strain diagram ( ) c c f  .Previous studies showed plastic deformation behavior of
joints is highly depended on the characteristics of fs - s .In the area of the beam plastic
joints during earthquake, tensile strain in the reinforcement can be increased more than the
steel strain before the first yield because of the flat plateau. The next, major increase in
flexural strength of components of reinforced concrete structures are due to strain
hardening. If the existence of flexural overstrenght is not calculated so it will lead to shear
failure. SNI 2847:2013 has provided the value of flexuraloverstrength factor =o = 1.25
for fy = 300 MPa up to fy = 400 Mpa But does not give a value ofo for steel with fy
value above 500MPa. Research of steel Indonesia produces with fy value above 500 Mpa
resulted steel stress-strain diagram closes to the steel stress-strain diagram proposed by
Mander. Steel stress-strain diagram is used for the analysis of moment curvature. The final
results of moment curvatureanalysis are ductility curvature value (   ) which is more than
20 and the flexural overstrength factor o  = 1.47 to 1.58.

Item Type: Thesis (Masters)
Additional Information: RTS 624.183 4 Zul k-1
Uncontrolled Keywords: Disain kapasitas, diagram tegangan-regangan baja dan beton, flexural overstrength faktor o  ,Curvature ductility (   ), strain hardening
Subjects: T Technology > TA Engineering (General). Civil engineering (General)
Divisions: Faculty of Civil, Planning, and Geo Engineering (CIVPLAN) > Civil Engineering > 22101-(S2) Master Thesis
Depositing User: Mr. Tondo Indra Nyata
Date Deposited: 18 Feb 2020 02:08
Last Modified: 18 Feb 2020 02:08
URI: http://repository.its.ac.id/id/eprint/75002

Actions (login required)

View Item View Item