Apriargo, Diky (2015) Urban Kakofoni. Undergraduate thesis, Institut Teknologi Sepuluh Nopember.
Preview |
Text
3211100075-Undergraduate_Thesis.pdf - Accepted Version Download (2MB) | Preview |
Abstract
Apa gunanya ruang jika tidak ada waktu? Berawal dari pertanyaan ini konsep dan hasil rancangan dimunculkan. Jawaban dari pertanyaan ini pada akhirnya akan memunculkan konsep dan dari konsep tersebut pada akhirnya memunculkan hasil rancangan. Pendekatan yang dipakai dalam menjawab pertanyaan ini adalah logika-matematis, karena memiliki dasar dan implikasi yang konsisten. v=s/t, itu adalah rumus matematis dalam fisika klasik tentang kecepatan. Dapat ditarik kesimpulan jika kecepatan dan jarak berbanding lurus, dan berbanding terbalik dengan waktu. Ini merupakan trilogy dengan tiga variable dan berlaku secara analogis terhadap arsitektur. Ketika kecepatan gerak kita tinggi, jarak atau ruang akan dipersepsi menjadi lebih besar, dengan waktu pengamatan yang semakin kecil, hasilnya adalah persepsi kita terhadap ruang atau tempat menjadi sempit. Begitu juga waktu pengamatan, waktu kita mengolah suatu pengalaman tempat atau ruang dapat didenifisikan sebagai kecepatan gerak kita dikali dengan jarak empiris yang ada. Semakin tinggi kecepatan, waktu akan semakin sedikit, semakin rendah kecepatan, waktu semakin lama dan kesempatan untuk memproses data pengalaman dan memberikannya makna akan lebih kaya. Berangkat dari kesimpulan inilah konsep rancangan yang mampu memperlambat kecepatan gerak masyarakat kota Surabaya tadi dimunculkan. Namun, konsep inipun belum lengkap karena disamping kecepatan adan percepatan, yang merupakan selisih dua kecepatan terhadap waktu. Secara analogis dalam arsitektur tempat dan fungsi dapat berubah, dan perubahan inipun memiliki kecepatan tertentu dengan kerangka waktu yang berbagai macam bisa setiap hari, minggu, bulan tahun, atau abad. Untuk menjaga keberlangsungan ini maka hasil rancangan harus mampu beradaptasi terhadap perubahan terhadap berbagai skala waktu tersebut untuk mengoptimalkan fungsinya. Dengan tapak berlokasi di Jalan Ahmad Yani, depan Gedung Graha Pena dan di sisi selatan Jatim Expo, secara konteks rancangan yang dibutuhkan adalah tempat parker atau lebih tepatnya park and ride. Park and Ride yang secara konsep berpegang pada konsep yang telah disebutkan diatas.
====================================================================================================
What is the meaning of space without time? Begin with this question the design arised. The approach which used to answer this question is mathematical logic because having a strong consistent implication. V=s/t, which is the velocity formula in classic physic. The conclusion is that velocity and stance have linear comparisson and contraposition with time. This is a trilogy with three varibles and analogically complement to architecture. While the vellocity of motion is high, stance or space perceived larger, with lower observation time, this makes the perception of space or place narrowed. Begin with this observation the concept of making slower the urban motion of Surabaya is offered. As the context in Ahamad Yani street, in front of Graha Pena building needs a park and ride, than the design is park and ride alike with the concept that mentioned above.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) |
---|---|
Additional Information: | RSA 725.38 Apr u |
Uncontrolled Keywords: | Kecepatan, Konsep, Waktu, Makna |
Subjects: | T Technology > TL Motor vehicles. Aeronautics. Astronautics > TL175 Parking facilities |
Divisions: | Faculty of Civil Engineering and Planning > Architechture > 23201-(S1) Undergraduate Thesis |
Depositing User: | Yeni Anita Gonti |
Date Deposited: | 27 Mar 2020 03:35 |
Last Modified: | 27 Mar 2020 03:35 |
URI: | http://repository.its.ac.id/id/eprint/75575 |
Actions (login required)
View Item |