Girsang, Rony Oki (2016) Analisis Performa Pltgu Pln Sektor Keramasan Menggunakan Software Cycle Tempo. Undergraduate thesis, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya.
Preview |
Text
2111100178-Undergraduate_Thesis.pdf - Published Version Download (2MB) | Preview |
Abstract
Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU)
merupakan pembangkit listrik gabungan antara siklus tenaga gas
dan siklus tenaga uap dengan menggunakan Heat Recovery Steam
Generator (HRSG) sebagai penghubung kedua siklus tersebut.
Energi listrik PLTGU dihasilkan oleh masing-masing generator
yang diputar oleh turbin gas dan turbin uap. HRSG
memanfaatkan gas buang dari turbin gas yang masih memiliki
suhu tinggi (5000 - 6500C) untuk memanaskan pipa - pipa berisi
air, selanjutnya air yang telah berubah menjadi uap setelah
dipanaskan akan dialirkan untuk memutar turbin uap. Salah satu
PLTGU yang ada di Indonesia dan berada di luar Pulau Jawa
berada di Kota Palembang, Sumatera Selatan. Pembangkit ini
mulai dioperasikan PT. PLN (Persero) pada tahun 2013 dengan
kapasitas terpasang sebesar 2x40 MW. Pembangkit ini terdiri dari
2 buah unit yang identik, dengan komposisi 1 Gas Turbine (GT) -
1 HRSG - 1 Steam Turbine (ST) pada setiap unit. Suatu sistem
pembangkit dikatakan baik ketika memiliki performansi yang
tinggi. Performansi tinggi diartikan dengan energi yang masuk
tidak banyak terbuang untuk menghasilkan suatu daya yang
diinginkan.
Saat beroperasi, pembangkit akan mengalami perubahan
pembebanan berdasarkan kondisi kebutuhan listrik yang akan
dihasilkan dan dialirkan ke konsumen. Kondisi lingkungan di
sekitar pembangkit juga merupakan salah satu fenomena alam
yang tidak bisa dikontrol dan berpengaruh terhadap pembangkit.
Beranjak dari pemikiran dimuka, maka perlu dilakukan analisis
performansi pada PLTGU PLN Sektor Keramasan berdasarkan
pengaruh variasi pembebanan serta kondisi lingkungan pada
pembangkit. Penelitian tentang pengaruh variasi pembebanan
terhadap performa pembangkit dilakukan dengan metode analisis
termodinamika dan pemodelan pada software Cycle tempo.
Penelitian dilakukan berdasarkan heat balance dan data operasi
pada pembebanan 50%, 75%, dan 100%. Pada setiap variasi
pembebanan ditetapkan kondisi ambient temperature dan relative
humidity dengan masing – masing kondisi 21,10C; 78,27%,
27,720C, 74%; 340C, 69%
Hasil yang didapatkan dari penelitian ini adalah performa
pembangkit akan semakin meningkat seiring dengan
meningkatnya tingkat pembebanan pada pembangkit, serta
performa pembangkit akan semakin menurun seiring dengan
meningkatnya ambient temperature. Pada tingkat pembebanan
50%, nilai efisiensi terbaik didapatkan dengan nilai sebesar
37,79% dan nilai terendah 37,01% dengan rata-rata penurunan
efisiensi sebesar 0,06% setiap kenaikan 10C. Pada tingkat
pembebanan 75%, nilai efisiensi terbaik didapatkan dengan nilai
sebesar 42,44% dan nilai terendah 42,15% dengan rata-rata
penurunan efisiensi sebesar 0,02% setiap kenaikan 10C. Pada
tingkat pembebanan 100%, nilai efisiensi terbaik didapatkan
dengan nilai sebesar 43,67% dan nilai terendah 42,89% dengan
rata-rata penurunan efisiensi sebesar 0,06 % setiap kenaikan 10C
==============================================================================================
A Combined Cycle Power Plant is one of means to
generate electrical energy of better efficiency. Flue gas of Brayton
Cycle at the upper cycle is employed at the heat source of the
Rankine cycle. The plant heat rate is influenced by the amount of
heat supplied in Rankine Cycle. It is hence necessary to analyze the
porformance of combined cycle power plant due to variation of
load. High performance is defined by the incoming energy is not
wasted to produce a desired power. In its actual operation
condition, the plant will undergo changes in loading conditions
based electricity needs to be generated and supplied to consumers.
Moving on from thinking in advance, it is necessary to analyze the
performance of the Combined Cycle Power Plant by the influence
of variations in loading on the plant. The other variables that also
need to be analyzed is the condition of ambient temperature and
relative humidity. These variables changing all the time based on
weather and season. In this study ambient temperature and relative
humidity set as 21,10C, 78,27%; 27,720C, 74%; 340C, 69%
Thermodynamic based analysis on the performance of 40
MW load is run under Cycle Tempo V.5.1. The data is based on the
available heat ballance sheet of 50%, 75%, and 100% load. To add a more comprehentive approach, a variaton of ambient condition
is also taken into account
The study concludes that performance of the plant
increasing along with increasing the loading rate on the plant. The
result of the simulation also shows that performance of the plant
decreasing along with increasing the ambient temperature input.
In 50% load, the best performance of the plants works on 37,79%
and the worst works on 37,01%, the efficiency decreases 0,06% in
every 0C rises of ambient temperature. In 75% load, the best
performance of the plants works on 42,44% and the worst works
on 42,15%, the efficiency decreases 0,02% in every 0C rises of
ambient temperature. In 100% load, the best performance of the
plants works on 43,67% and the worst works on 42,89%, the
efficiency increases 0,06% in every 0C rises of ambient
temperature
Item Type: | Thesis (Undergraduate) |
---|---|
Additional Information: | RSM 621.312 132 Gir a |
Uncontrolled Keywords: | PLTGU; heat rate; efisiensi; pembebanan; ambient temperature; Cycle-Tempo |
Subjects: | T Technology > TD Environmental technology. Sanitary engineering > TD899.S68 Steam power plants |
Divisions: | Faculty of Industrial Technology > Mechanical Engineering > 21201-(S1) Undergraduate Thesis |
Depositing User: | EKO BUDI RAHARJO |
Date Deposited: | 18 Jun 2020 02:55 |
Last Modified: | 18 Jun 2020 02:55 |
URI: | http://repository.its.ac.id/id/eprint/76179 |
Actions (login required)
View Item |