Suryani, Yuliana (2016) Evaluasi Sistem Drainase Primer dalam Penanggulangan Genangan di Kota Madiun. Masters thesis, Insitut Teknologi Sepuluh Nopember.
Preview |
Text
3314202005-Master_Thesis.pdf - Accepted Version Download (20MB) | Preview |
Abstract
Kota Madiun merupakan kota kecil yang mengalami perkembangan wilayah. Perkembangan ini ditunjukkan dengan peningkatan penduduk dan bangunan yang berdampak pada perluasan lahan terbangun dan penurunan daerah resapan air hujan. Pada sisi lain, kota ini memiliki topografi yang relatif datar sehingga genangan terjadi hampir setiap hujan tiba. Fakta tersebut menunjukkan bahwa pada beberapa daerah aliran saluran drainase di kota ini masih mengalami permasalahan utama yaitu genangan. Maka perlu dilakukan penelitian terhadap kondisi tersebut dengan meninjau aspek teknis, kelembagaan dan lingkungan. Data yang dibutuhkan terdiri dari data primer dan sekunder. Data primer diperoleh dari survey lapangan dan instansional sedangkan data sekunder dikumpulkan dari berbagai sumber pada tiap instansi pemerintahan terkait. Data primer yang dikumpulkan antara lain kondisi fisik saluran drainase, dimensi saluran drainase, lokasi sumur resapan dan kelembagaan. Sedangkan data sekunder yang dikumpulkan antara lain berbagai peta (daerah rawan genangan, administratif, tata guna lahan, drainase), curah hujan, data dimensi saluran dan data lembagaan pengelola saluran drainase. Data yang sudah terkumpul, dianalisa dan digunakan untuk mengevaluasi permasalahan yang ada. Dalam aspek teknis dibahas mengenai analisa hidrologi dan hidrolika. Analisa hidrologi memperhitungkan curah hujan hingga didapatkan debit hujan rencana, sedangkan analisa hidrolika memperhitungkan debit saluran eksisting pada kondisi saluran terdapat sedimen dan tanpa sedimen. Sehingga dapat dievaluasi antara debit hujan rencana dengan debit saluran eksisting. Pada kondisi saluran terdapat sedimen, sebanyak 12 saluran primer tidak memenuhi kapasitas karena debit saluran tidak dapat menampung debit rencana dengan Periode Ulang Hujan 10 tahun. Saluran yang tidak memenuhi kapasitasnya adalah Saluran Slarangan, Semar Mendem, Terate, Terate Barat Hulu, Rejomulyo, Mojorejo, Pelita Tama, Pilangbango I, Nambangan Lor, Kartini, Madiun Lor dan Sumber Umis dengan total debit genangan adalah 35,10 m 3 /detik. Pada kondisi saluran tanpa sedimen, terdapat 7 saluran primer yang tidak memenuhi kapasitas yaitu Saluran Terate, Terate Barat Hulu, Pelita Tama, Nambangan Lor, Kartini, Madiun Lor dan Sumber Umis dengan total debit genangan adalah 10,65 m 3 /detik.
=======================================================================================================
City as a small city is a developing city. The development is shown by the increase in population and buildings that affect the expansion of constructed land and decline of catchment area. On the other hand, the city has a relatively flat topography so that the inundation occurs almost every rainy. These facts indicate that in the catchment area of drainage channels is still in main issue namely inundation. Hence, it is necessary to do a study of these conditions by reviewing technical aspect, institutional and environmental. The required data consists of primary and secondary data. Primary data was obtained from the institutional and field survey and secondary data obtained from various source in each relevant government institutions. Primary data includes the physical condition of the drainage channels, drainage channel dimensions, infiltration wells locations and institutional. While secondary data includes various maps (prone inundation areas, administrative, land use, drainage), intensity of rainfall, dimensional channel data and institution in charge of drainage channel manager. Data were collected, then analyzed and used to evaluate the existing issue. In the technical aspect discussed about the hydrology and hydraulics analysis. Hydrological analysis involves rainfall to obtain the plan rain discharge, while hydraulics analysis involves existing channels discharge where there are sediments and without sediments. So it can be evaluated between the discharge of plan rain discharge with existing channels discharge. There is sediment on all of primary channels, and the 12 primary channels have exceeds capacity based on Rain Return Period of 10 years. The exceeded channels capacity are Slarangan channels, Semar Mendem Terate, Terate Barat Hulu, Rejomulyo, Mojorejo, Pelita Tama, Pilangbango I, Nambangan Lor, Kartini, Madiun Lor dan Sumber Umis with a total inundation discharge is 35,10 m 3 /sec. In the channel conditions without sediment, there are 7 exceeded primary channels are Terate channels, Terate Barat Hulu, Pelita Tama, Nambangan Lor, Kartini, Madiun Lor dan Sumber Umis with a total inundation discharge is 10,65 m 3 /detik.
Item Type: | Thesis (Masters) |
---|---|
Additional Information: | RTL 627.54 Sur e 3100016066266 |
Uncontrolled Keywords: | Saluran, Genangan, Sumur resapan, Metoda SWOT |
Subjects: | T Technology > TE Highway engineering. Roads and pavements > TE215 Drainage |
Divisions: | Faculty of Civil Engineering and Planning > Environment Engineering > 25101-(S2) Master Thesis |
Depositing User: | Yeni Anita Gonti |
Date Deposited: | 27 Jul 2020 06:36 |
Last Modified: | 27 Jul 2020 06:36 |
URI: | http://repository.its.ac.id/id/eprint/76544 |
Actions (login required)
View Item |