Ramadhan, Muhammad Fadhil (2020) Analisis Tingkat Risiko Bencana Tsunami Menggunakan Metode Grid Based Analysis (Studi Kasus: Pesisir Pantai Selatan Blitar). Other thesis, Insitut Teknologi Sepuluh Nopember.
Preview |
Text
03311640000007-Undergraduate_Thesis.pdf Download (4MB) | Preview |
Abstract
Tsunami merupakan salah satu bencana alam paling mematikan yang sering terjadi di Indonesia. Tsunami datang tiba-tiba dan merusak segala yang ada di hadapannya. Dilansir dari situs BNPB, tsunami terdiri dari rangkaian gelombang laut yang mampu menjalar dengan kecepatan mencapai lebih dari 900 kilometer per jam atau lebih di tengah laut. Tsunami dipicu beberapa faktor yakni gempa bumi dan runtuhan di dasar laut, atau karena letusan gunung api di laut. Belum ada teknologi yang mampu memprediksi dengan tepat kapan tsunami akan terjadi. Maka dari itu diperlukan proses mitigasi sebagai persiapan dalam upaya persiapan untuk menghadapi bencana. Posisi geografis pantai selatan Kabupaten Blitar tercatat sebagai daerah yang rawan terhadap bencana tsunami dikerenakan adanya pergeseran lempengan Indoaustralia dan Euroasia serta berbatasan langsung dengan Samudera Hindia.
Pada penelitian ini akan dilakukan analisis tingkat risiko bencana tsunami pada wilayah pesisir Kabupaten Blitar sebagai langkah awal untuk mitigasi bencana guna meminimalisir terjadinya korban menggunakan grid based analysis yang pada prosesnya dilakukan dengan menggunakan data spasial yang berupa point atau titik, yang kemudian dilakukan interpolasi sehingga diperoleh tema baru. Analisis risiko di didapatkan dengan tiga parameter yaitu parameter bahaya, parameter kerentanan, dan parameter kapasitas.
Luas wilayah terdampak Bahaya tsunami di Kabupaen Blitar yang tersebar di 14 desa di Kabupaten Blitar. Luas daerah yang terkena dampak tsunami pada model ketinggian ketinggian 10m seluas 655,76 Hektar. Desa dengan wilayah genangan terbesar berada di Desa Sumbersih seluas 97,52 Hektar. Pada perhitungan tingkat kerentanan didapatkan tingkat kerentanan di kawasan pesisir Kabupaten Blitar termasuk kelas sedang. Selanjutnya pada analisis risiko didapatkan luas wilayah beresiko tsunami pada model run-up 10 meter seluas 655,76 Hektar dengan wilayah beresiko rendah seluas 74,69 Hektar, wilayah beresiko sedang seluas 211,44 Hektar, serta wilayah beresiko tinggi seluas 369,62 Hektar. Pada Kecamatan Bakung tidak terdapat area dengan tingkat risiko tinggi dikarenakan Kecamatan Bakung memiliki nilai kapasitas yang lebih tinggi.
==================================================================================================================
Tsunamis are one of the most frequent deadly natural disasters in Indonesia. The tsunami came suddenly and destroyed everything in their path. Reporting from the BNPB website, a tsunami consists of a series of ocean waves capable of traveling at speeds reaching more than 900 kilometers per hour or more in the middle of the sea. Tsunamis are triggered by several factors, namely earthquakes and debris on the seabed, or due to volcanic eruptions at sea. No technology can predict exactly when a tsunami will occur. Therefore the mitigation process is needed as preparation to face a disaster. The geographical position of the southern coast of Blitar Regency is recorded as a tsunami-prone area due to the shift in the Indoaustralia and Euroasia plates and directly adjacent to the Indian Ocean.
In this study, an analysis of the risk level of a tsunami disaster in the coastal area of Blitar Regency will be carried out as the first step for disaster mitigation to minimize the occurrence of casualties using a grid-based analysis which in the process is carried out using spatial data in the form of points, which are then interpolated so that the new theme is obtained. Risk analysis is obtained by three parameters, namely hazard parameters, vulnerability parameters, and capacity parameters.
The area affected by the tsunami hazard in the Blitar Regency, which is spread over 14 villages in Blitar Regency. The area affected by the tsunami in the 10m-height model is 655.76 hectares. The village with the largest inundation area is located in Sumbersih Village with an area of 97.52 hectares. In calculating the level of vulnerability, it is found that the level of vulnerability in the coastal area of Blitar Regency is in the medium class. Furthermore, the risk analysis shows that the area at risk of tsunami in the run-up model is 10 meters, covering an area of 655.76 hectares with a low-risk area of 74.69 hectares, a moderate risk area of 211.44 hectares, and a high-risk area of 369.62 hectares. Hectares. In Bakung District, there are no areas with a high level of risk because Bakung District has a higher capacity value.
Item Type: | Thesis (Other) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Blitar District, Grid Based Hazard Index, Risk Index, Tsunami Vulnerability Index, Grid Based, Indeks Risisko, Indeks Kerentaan, Indeks Risiko, Kabupaten Blitar, Tsunami. |
Subjects: | G Geography. Anthropology. Recreation > G Geography (General) > G70.212 ArcGIS. Geographic information systems. G Geography. Anthropology. Recreation > G Geography (General) > G70.217 Geospatial data G Geography. Anthropology. Recreation > G Geography (General) > G70.5.I4 Remote sensing G Geography. Anthropology. Recreation > GA Mathematical geography. Cartography > GA139 Digital Elevation Model (computer program) |
Divisions: | Faculty of Civil, Planning, and Geo Engineering (CIVPLAN) > Geomatics Engineering > 29202-(S1) Undergraduate Thesis |
Depositing User: | Muhammad Fadhil Ramadhan |
Date Deposited: | 13 Aug 2020 03:19 |
Last Modified: | 31 May 2023 07:08 |
URI: | http://repository.its.ac.id/id/eprint/77824 |
Actions (login required)
View Item |