Rahma, Sukma Laksita (2020) Analisis Kebisingan Akibat Perlintasan Kereta Api di Area Pemukiman. Other thesis, Institut Teknologi Sepuluh Nopember.
Preview |
Text
03211640000013-Undergraduate_Thesis.pdf Download (2MB) | Preview |
Abstract
Jalur rel perlintasan kereta api melewati beberapa area pemukiman penduduk yang relatif padat. Salah satu kondisi tersebut ada pada ruas rel Stasiun Gubeng hingga Stasiun Wonokromo. Pada pemukiman tersebut tidak semuanya terdapat barrier yang digunakan untuk meredam kebisingan. Bahkan ada pemukiman yang hanya berjarak +5 meter dari rel. Padahal, sumber bising dari operasional kereta api dilaporkan memiliki risiko 3,47 kali lebih besar untuk terjadinya gangguan kesehatan dibandingkan dengan sumber bising lainnya.
Pada penelitian dilakukan analisis tingkat kebisingan dan pola kontur persebarannya di pemukiman sepanjang rel akibat oprasional Kereta Api. Kondisi dipilih pada lokasi dengan barrier tembok, lokasi dengan rambu palang, dan lokasi tanpa penghalang, untuk analisis fungsi peredam kebisingan. Pengukuran kebisingan sesaat dengan menggunakan Sound Level Meter. Data primer dianalisis dengan model regresi untuk memprediksi kebisingan menggunakan Microsoft Excel kemudian diolah menjadi peta kontur kebisingan menggunakan software Surfer 18. Hasil penelitian lapangan dibandingkan dengan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor Per.13/Men/X/2011 karena kebisingan akibat Kereta Api ini termasuk paparan tidak kontinyu. Pada peraturan tersebut nilai ambang batas kebisingan dengan paparan 2 jam per hari adalah sebesar 91 dBA.
Hasil penelitian menunjukkan kebisingan sumber/kereta yang melintas pada lokasi dengan barrier tembok, lokasi dengan rambu palang, lokasi tanpa penghalang di Surabaya, dan lokasi tanpa penghalang di Nganjuk masing-masing sebesar 119,27 dBA; 128,63 dBA; 107,67 dBA; dan 129,21 dBA. Langkah mitigasi dilakukan dengan pemasangan barrier buatan dengan bahan alumunium atau baja dengan bahan penyerap berdimensi lebar 0,3 m dan tinggi 4 m dengan kemampuan reduksi 22 dBA. Sedangkan barrier alami berupa tanaman Sebe (Heliconia Sp) dengan volume kerimbunan daun 1,792 m3 yang mampu mereduksi 3,4 – 4,2 dBA dan tanaman Johar (Casia siarnea) dengan volume kerimbunan daun 60,74 m3 yang mampu mereduksi 14,7 dBA. Selain itu juga dengan pemasangan jendela berkaca ganda atau triple pada masing-masing rumah penduduk yang mampu mereduksi 15 dBA.
==================================================================================================================
The railroad crossing through several relatively dense residential areas. One such condition is in the railroad sections of Gubeng Station to Wonokromo Station. In these settlements, not all of them have a barrier that is used to reduce noise. There are even settlements that are only +5 meters from the rail. In fact, noise sources from railroad operations are reported to have a 3,47 times greater risk for health problems compared to other noise sources.
In this study, an analysis of noise levels and the distribution of contour patterns in settlements along the tracks due to railroad operations. The conditions were chosen at locations with wall barriers, locations with crossbar signs, and locations without obstructions, for the analysis of the noise suppression function. Measurement of instantaneous noise using a Sound Level Meter. Primary data were analyzed with a regression model to predict noise using Microsoft Excel and then processed into noise contour maps using Surfer 18. The results of the field research were compared with the Regulation of the Minister of Manpower and Transmigration of the Republic of Indonesia Number Per.13 / Men / X / 2011 due to noise caused by trains This fire includes discontinuous exposure. In this regulation, the noise threshold value with exposure to 2 hours per day is 91 dBA.
The results showed that the noise source / train that passed at locations with wall barriers, locations with crossed signs, locations without barriers in Surabaya, and locations without barriers in Nganjuk were 119,27 dBA respectively; 128,63 dBA; 107,67 dBA; and 129,21 dBA. Mitigation measures are carried out by installing artificial barriers made of aluminum or steel with absorbent materials with dimensions of 0,3 m width and 4 m height with a reduction ability of 22 dBA. Meanwhile, the natural barrier is Sebe plant (Heliconia Sp) with leaf dense volume of 1,792 m3 which can reduce 3,4 - 4,2 dBA and Johar plant (Casia siarnea) with leaf dense volume of 60,74 m3 which can reduce 14,7 dBA. In addition, the installation of double or triple glazed windows in each resident's house can reduce 15 dBA.
Item Type: | Thesis (Other) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Kebisingan, Kereta Api, Model Regresi, Sound Level Meter, Surfer 18. Noise, Train, Regression Model, Sound Level Meter, Surfer 18. |
Subjects: | T Technology > TD Environmental technology. Sanitary engineering |
Divisions: | Faculty of Civil, Environmental, and Geo Engineering > Environmental Engineering > 25201-(S1) Undergraduate Theses |
Depositing User: | Sukma Laksita Rahma |
Date Deposited: | 18 Aug 2020 03:56 |
Last Modified: | 17 May 2024 03:02 |
URI: | http://repository.its.ac.id/id/eprint/78719 |
Actions (login required)
View Item |