Nurliyana, Fatmala Ulfa (2020) Analisis Pola Spasial Densifikasi Perkotaan Dengan Pendekatan Spatial Autocorrelation (Studi Kasus : Surabaya Selatan). Other thesis, Institut Teknologi Sepuluh Nopember.
Preview |
Text
08211640000028_Undergraduate_Thesis.pdf Download (6MB) | Preview |
Abstract
Konsekuensi yang selalu mengiringi pertumbuhan kota adalah peningkatan jumlah penduduk. Hal ini diikuti dengan peningkatan kebutuhan tempat tinggal serta pelayanan akan prasarana dan sarana perkotaan. Fenomena tersebut tentunya mampu meningkatkan kebutuhan ruang atau lahan yang pada akhirnya mengarah sebagai pendorong terjadinya densifikasi. Densifikasi merupakan salah satu tipe pertumbuhan kota yang dilihat berdasarkan sudut pandang kepadatan, yaitu melalui "infill development" dan peningkatan kepadatan. Dalam hal ini, pertumbuhan kota dapat dicapai tanpa mengalami ekspansi yang signifikan, misalnya melalui peningkatan kepadatan populasi atau dengan pembangunan kembali daerah yang ada menggunakan kepadatan yang lebih tinggi. Surabaya Selatan mengalami peningkatan jumlah penduduk pada rentang tahun 2001 – 2016 yang mencapai 24% dengan penambahan 154 ribu jiwa. Hal tersebut diiringi dengan peningkatan area lahan terbangun yakni sebesar 20% dan peningkatan intensitas kepadatan bangunan sebesar 16%.
Dengan demikian, penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pola spasial densifikasi perkotaan yang terjadi di Surabaya Selatan serta melihat apa saja faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya fenomena tersebut. Tujuan dari penelitian ini dicapai melalui beberapa tahapan antara lain yaitu: (1) Mengidentifikasi densifikasi perkotaan di Surabaya Selatan; (2) Analisis pola densifikasi perkotaan di Surabaya Selatan dengan metode pendekatan Spatial Autocorrelation Morans’s Index; (3) Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi densifikasi di Surabaya Selatan.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat 35 kelurahan yang teridentifikasi mengalami densifikasi berdasarkan sudut pandang peningkatan kepadatan penduduk dan 28 kelurahan yang mengalami densifikasi berdasarkan peningkatan kepadatan bangunan. Hasil uji signifikansi Indeks Moran menunjukkan bahwa densifikasi berdasarkan data peningkatan kepadatan penduduk memiliki nilai Z(I)=3.399472>Z0.95=1.645 yang berarti terdapat hubungan atau autokorelasi spasial pada wilayah yang saling berdekatan yang didukung dengan karakteristik pola distribusi clustered. Sedangkan hasil uji signifikansi Indeks Moran pada densifikasi berdasarkan peningkatan kepadatan bangunan menunjukkan nilai Z(I)=0.732907<Z0.95=1.645 yang berarti tidak terdapat hubungan atau autokorelasi spasial pada wilayah yang saling berdekatan yang didukung dengan karakteristik pola distribusi random.
==================================================================================================================
The consequence that always accompanies urban growth is the population increase. This is followed by an increase in housing needs and public facilities. This phenomenon can increase the need for space which eventually leads as a driving factor for densification. Densification is one of the urban growth types seen from the perspective of density, which is through infill development and increasing density. Urban growth can be achieved without significant expansion, for example through increasing population density or by rebuilding existing areas using higher densities. Population increase occurred in South Surabaya in the period 2001-2016 by 24% with the addition of 154 thousand inhabitants. This was also followed by an increase in the built-up area by 20% and the building density by 16%.
This study aims to identify the spatial patterns of urban densification that occur in South Surabaya and to find out the factors influencing densification. The aims of this study achieved through the following steps (1) Identify urban densification in South Surabaya; (2) Analyze the urban densification patterns in South Surabaya using Spatial Autocorrelation Moran's Index; (3) Identify factors that influence densification patterns in South Surabaya.
The results indicate that 35 villages have densification based on the perspective of increasing population density and 28 villages have densification based on the increasing build density. Based on the results of the significance test, it can be seen that densification based on increasing population density has a value of Z(I)=3.399472>Z0.95=1.645 which means there is spatial autocorrelation in neighboring locations that supported by clustered distribution patterns. While the significance test on densification based on an increasing built-up density shows the value of Z(I)=0.732907<Z0.95=1.645 which means there is no spatial autocorrelation in neighboring locations that supported by random distribution patterns.
Item Type: | Thesis (Other) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Densifikasi perkotaan, kepadatan, terbangun, populasi, pertumbuhan, urban densification, density, built-up, population, growth |
Subjects: | H Social Sciences > HD Industries. Land use. Labor > HD30.28 Planning. Business planning. Strategic planning. H Social Sciences > HD Industries. Land use. Labor > HD7293 Housing policy |
Divisions: | Faculty of Civil, Planning, and Geo Engineering (CIVPLAN) > Regional & Urban Planning > 35201-(S1) Undergraduate Thesis |
Depositing User: | Fatmala Ulfa Nurliyana |
Date Deposited: | 21 Aug 2020 05:24 |
Last Modified: | 23 Jun 2023 07:22 |
URI: | http://repository.its.ac.id/id/eprint/79136 |
Actions (login required)
View Item |