Aslam, Aslam (2020) Pemodelan Debit Aliran Sungai Jeneberang Untuk Memprediksi Daerah Risiko Genangan Banjir. Masters thesis, Institut Tteknologi Sepuluh Nopember.
Preview |
Text
03111850097002-Master_Thesis.pdf Download (7MB) | Preview |
Abstract
Kejadian banjir pada Sub DAS Jeneberang hilir pada tanggal 21 sd 23 Januari 2019 yang diakibatkan oleh meluapnya sungai Jeneberang pada beberapa titik dikarenakan kapasitas penampang sungai tidak mampu lagi menampung aliran debit sungai yang berasal dari outflow bendungan Bili-bili. Tujuan dari penelitian ini adalah Menghitung debit yang mampu dialirkan pada sungai Jeneberang bagian hilir. Menganalisa hasil simulasi model aliran dan kalibrasi model berdasarkan catatan banjir yang pernah terjadi. Menghitung luas genangan banjir pada Sub DAS Jeneberang hilir dengan hujan periode ulang 25, 50, 100, 200, dan 1000 tahun. Serta menganalisis risiko tingkat bahaya banjir untuk mendukung sistem peringatan dini dari bencana banjir.
Data DEM dijadikan sebagai peta dasar dalam perancangan geometry sungai. Analisis hidrologi menggunakan distribusi frekuensi Log Pearson III, intensitas hujan selama 4 jam di jadikan kondisi awal area 2D pada simulasi unsteady flow. Data pencatatan debit outflow jam-jaman selama sepuluh hari di Bendungan Bili-bili dan data rating curve bendung karet di jadikan kondisi batas hulu dan kondisi batas hilir.
Hasil yang di peroleh dari hasil simulasi dengan menggunakan HEC-RAS, kapasitas debit aliran maksimal yang mampu di tampung oleh sungai Jeneberang pada bagian hilir adalah sebesar 837.39 m3/d. Dari perbandingan tinggi genangan hasil pengukuran lapangan dengan tinggi genangan hasil simulasi dengan input hyetograph intensitas hujan selama 4 jam untuk setiap periode ulang, maka di dapatkan hasil bahwa periode ulang hujan 50 tahun paling mendekati dengan hasil data lapangan. Adapun hasil dari luas daerah genangan dengan input hujan periode ulang 25 tahun adalah 18,398 m2, sedangkan untuk hujan periode ulang 50 tahun adalah 20,310 m2. Untuk hujan periode ulang 100 tahun adalah 21,987 m2. Untuk hujan periode ulang 200 tahun adalah 22,850 m2. Dan untuk hujan periode ulang 1000 tahun adalah seluas 25,193 m2. Kecamatan Somba Opu menjadi daerah yang memilki tingkat risiko yang paling besar terjadi banjir, dimana aliran debit membutuhkan waktu 2 jam 10 menit semenjak debit spillway meningkat pada outflow bendungan Bili-bili sampai tiba pada penampang saluran 9027 di kecamatan Somba Opu.
========================================================================================================================
The occurrence of floods in the downstream of Jeneberang Sub catchment on January 21 to 23 January 2019 caused by the overflow of the Jeneberang river at several points due to capacity of the cross section of the river is no longer able to accommodate the river discharge flow originating from the discharge of the Bili-Bili dam. The purpose of this study is to calculate the discharge that is able to flow in the downstream of Jeneberang river. Analyze the results of flow model simulation and calibration data based on records of floods that have occurred. Calculate the area of flood inundation in the Jeneberang Sub-watershed downstream with rainfall periods of 25, 50, 100, 200, and 1000 years. As well as analyzing the risk of flood hazard levels to support the early warning system of floods.
DEM data is used as a basic map in river geometry design. Hydrological analysis using the frequency distribution Log Pearson III, the intensity of rain for 4 hours is made as the initial condition of the 2D area in unsteady flow simulation. Data recording hour-outflow outflow for ten days at the Bili-Bili Dam and rating curve of the rubber dam are made upstream and downstream boundary conditions. With unsteady flow data simulation
The results obtained from the simulation results using HEC-RAS, the capacity maximum flows discharge that can be accommodated by the Jeneberang river downstream is 837.39 m3 / d. From the comparison of the height of the inundation results of field measurements with the height of the inundation results of the simulation with hyetograph input of rainfall intensity for 4 hours for each return period, we get the results that the 50-year precipitation return period is closest to the results of the field data. The result of the area of inundation area with precipitation input for a 25-year return period is 18,398 m2, while for a 50-year precipitation return period is 20,310 m2. For rainfall, the 100-year return period is 21,987 m2. For rain the 200-year return period is 22,850 m2. And for rain the 1000 year return period is an area of 25,193 m2. Somba Opu District is the area that has the highest level of risk of flooding. The flow takes 2 hours 10 minutes since the curve rises until the beginning of the flood in Somba Opu subdistrict.
Item Type: | Thesis (Masters) |
---|---|
Additional Information: | RTS 627.4 Asl p-1 • Aslam |
Uncontrolled Keywords: | Jeneberang, Banjir, HEC-RAS, Daerah Risiko Jeneberang, Flood, HEC-RAS, Risk Area |
Subjects: | T Technology > TC Hydraulic engineering. Ocean engineering > TC530 Flood control |
Divisions: | Faculty of Civil Engineering and Planning > Civil Engineering > 22101-(S2) Master Thesis |
Depositing User: | Aslam Aslam |
Date Deposited: | 24 Aug 2020 06:19 |
Last Modified: | 22 May 2023 02:52 |
URI: | http://repository.its.ac.id/id/eprint/80795 |
Actions (login required)
View Item |