Pradana, Luthfan Andi (2021) Analisis Defense Scheme Sub Sistem Tanjung Jati 150 KV Tahun 2020. Other thesis, Institut Teknologi Sepuluh Nopember.
Preview |
Text
07111540000083-Undergraduate_Thesis.pdf - Accepted Version Download (5MB) | Preview |
Abstract
Sistem kelistrikan Jawa - Bali merupakan sistem ideal yang digunakan untuk memberikan suplai daya listrik untuk wilaya Jawa dan Bali, pada tugas akhir ini area yang akan dibahas adalah sub sistem Tanjung Jati 150 KV dengan memperhatikan skema pertahanan dari sistem ketika terjadi gangguan lepas IBT 500 KV/ 150 KV 1, 2 Tanjung Jati dan IBT 500 KV/150 KV Ungaran yang mengakibatkan sub sistem terpisah dari sistem kelistrikan Jawa – Bali. Dengan mempertimbangkan kondisi ketika musim kemarau 2018, pembangkit yang beroperasi pada sub sistem Tanjung Jati 150 KV hanya PLTU Rembang dengan daya maksimal 580 MW sampai dengan daya minimal 360 MW. Pada kondisi musim kemarau 2018, sub sistem Tanjung Jati 150 KV memiliki nilai beban puncak sebesar 844 MW, beban rata – rata sebesar 707 MW, dan beban rendah sebesar 590 MW, terlihat bahwa beban lebih besar dari suplai daya PLTU Rembang. Daya pembangkitan pada generator mempengaruhi respon sistem dalam mengatasi gangguan dengan terjadinya fluktuasi frekuensi yang dapat menyebabkan sistem dalam kondisi darurat dan berpotensi terjadi ketidaktabilan frekuensi. Sehingga apabila ketiga IBT Tersebut trip secara serentak, defense scheme existing tidak mampu mengatasi ketidakstabilan dengan suplai daya yang digunakan dan blackout total di dalam sub sistem tidak dapat dihindarkan. Maka dari itu, pada tugas akhir ini dilakukan Analisa kestabilan transien sistem dengan mempertimbangkan rentang daya pembangkitan dari PLTU Rembang pada skenario operasi beban puncak, beban rata – rata, dan beban rendah. Defense scheme dilakukan dengan mengatur ulang suplai daya dari PLTU Rembang dengan tetap mempertahankan Under Frequency Relay (UFR) pada titik – titik lokasi yang sama. Dari simulasi yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa suplai daya pada Pembangkit Rembang harus dijaga pada 520 MW atau sama dengan 89 % dari daya maksimal PLTU Rembang agar defense scheme existing dapat bekerja dan menghasilkan frekuensi dengan respon stabil pada setiap scenario operasi beban yang digunakan. Hal tersebut terjadi karena area island menghasilkan pelepasan beban yang terlalu besar sehingga terjadi overfrequency dan sistem menjadi blackout.
====================================================================================================================================
The Java - Bali electricity system is an ideal system used to provide electrical power supply for the Java and Bali region, in this final project the area to be discussed is the 150 KV Tanjung Jati sub-system by paying attention to the defense scheme of the system when there is a disruption off IBT 500 KV / 150 KV 1, 2 Tanjung Jati and IBT 500 KV / 150 KV Ungaran which resulted in a separate sub system from the Java - Bali electricity system. Taking into account the conditions during the 2018 dry season, the only plants operating in the Tanjung Jati 150 KV sub-system are PLTU Rembang with a maximum power of 580 MW to a minimum power of 360 MW. In the 2018 dry season conditions, the 150 KV Tanjung Jati sub system has a peak load value of 844 MW, an average load of 707 MW, and a low load of 590 MW, it can be seen that the load is greater than the power supply of PLTU Rembang. The generation power of the generator affects the system response in overcoming interference with frequency fluctuations that can cause the system to be in an emergency condition and potentially cause frequency instability. So that if the three IBTs trip simultaneously, the existing defense scheme cannot overcome the instability with the power supply used and the total blackout in the sub system cannot be avoided. Therefore, in this final project, an analysis of the transient stability of the system is carried out by considering the range of power generation from PLTU Rembang in peak load, average load, and low load operating scenarios. The defense scheme is carried out by rearranging the power supply from PLTU Rembang while maintaining the Under Frequency Relay (UFR) at the same location points. From the simulations conducted, it can be concluded that the power supply at the Rembang Generator must be maintained at 520 MW or equal to 89% of the maximum power of PLTU Rembang so that the existing defense scheme can work and produce a frequency with a stable response to each load operating scenario used. This happens because the island area produces too large a load shedding resulting in overfrequency and the system becomes blackout.
Item Type: | Thesis (Other) |
---|---|
Additional Information: | RSE 621.319 21 Pra a-1 2021 |
Uncontrolled Keywords: | Kestabilan Transien, Defense Scheme, Under Frequency Load Shedding, Operasi Island, Transient Stability, Island Operation. |
Subjects: | T Technology > TK Electrical engineering. Electronics Nuclear engineering > TK1010 Electric power system stability. Electric filters, Passive. T Technology > TK Electrical engineering. Electronics Nuclear engineering > TK3226 Transients (Electricity). Electric power systems. Harmonics (Electric waves). |
Divisions: | Faculty of Intelligent Electrical and Informatics Technology (ELECTICS) > Electrical Engineering > 20201-(S1) Undergraduate Thesis |
Depositing User: | Luthfan Andi Pradana |
Date Deposited: | 26 Feb 2021 04:29 |
Last Modified: | 28 Jun 2024 07:26 |
URI: | http://repository.its.ac.id/id/eprint/82803 |
Actions (login required)
View Item |