Model Distribusi Bahan Pokok Wilayah Kepulauan: Studi Kasus Kepulauan Karimunjawa

Nuryaningtyas, Afifah (2021) Model Distribusi Bahan Pokok Wilayah Kepulauan: Studi Kasus Kepulauan Karimunjawa. Undergraduate thesis, Institut Teknologi Sepuluh November Surabaya.

[thumbnail of 04411640000018_Undergraduate_Thesis.pdf] Text
04411640000018_Undergraduate_Thesis.pdf - Accepted Version
Restricted to Repository staff only until 1 April 2023.

Download (7MB) | Request a copy

Abstract

Dalam 10 tahun terakhir, Kepulauan Karimunjawa banyak dikunjungi wisatawan, baik nusantara maupun mancanegara. Bersama dengan penduduk setempat, para wisatawan tersebut mengunjungi kepulauan tersebut dengan memanfaatkan sarana transportasi laut yang ada. Moda transportasi tersebut selain untuk mengangkut penumpang juga digunakan untuk mengangkut barang kebutuhan sehari hari yang hampir sebagian besar dipasok dari Pulau Jawa daratan. Akan tetapi, kegiatan tersebut seringkali terhambat karena cuaca buruk yang menyebabkan sarana transportasi tersebut tidak dapat beroperasi. Hal tersebut mengakibatkan keterlambatan pasokan bahan pokok, yang membuat bahan pokok menjadi langka dan pada akhirnya mengakibatkan harga kebutuhan tersebut menjadi mahal. Tugas Akhir ini bertujuan untuk merancang model pola operasi pengiriman bahan pokok untuk Kepulauan Karimunjawa terutama yang berkaitan dengan kondisi cuaca. Langkah pertama yang dilakukan adalah mengidentifikasi kondisi cuaca yang kemudian dipakai untuk menentukan hari berlayar. Selanjutnya adalah mengestimasi kebutuhan bahan pokok baik untuk wisatawan maupun penduduk setempat dengan memperhatikan jumlah konsumsi per kapita. Karena penduduk serta lokasi tujuan wisata tersebar di beberapa pulau, beberapa skenario perlu dikembangkan untuk mengangkut kebutuhan sehari-hari tersebut. Metode Travelling Salesman Problem (TSP) untuk menentukan rute perjalanan dari masing-masing skenario yang direncanakan. 3 (tiga) skenario yang digunakan adalah: (i) pola operasi hub and spoke, (ii) pola operasi multiport, dan (iii) pola operasi port to port. Skenario kedua terpilih karena menghasilkan biaya total transportasi laut yang paling rendah yaitu Rp. 774.734.408 per tahun. Skenario ini mampu memenuhi permintaan (demand) sebesar 4.039 ton/tahun dengan kemampuan supply sebesar 4.050 ton/tahun yang sudah disesuaikan dengan kondisi cuaca buruk. Armada kapal yang digunakan adalah kapal barang dengan payload 30 ton. Rute yang dilalui adalah Jepara – Karimunjawa – Nyamuk – Parang – Kemujan – Genting – Jepara dengan jarak total sebesar 133,75 mil laut. Selanjutnya adalah merancang penjadwalan serta menyediakan fasilitas gudang pada pulau tujuan.
======================================================================================================
In the last 10 years, Karimunjawa Islands have been visited by many tourists, both domestic and foreign origins. Together with local residents, these tourists visit the islands using the existing sea transportation facilities. Beside carrying passengers, this mode of transportation is also used to transport daily necessities, most of which are supplied from mainland Java Island. However, these activities are often hampered by bad weather which finally stop this transportation operation. This will caused delays in the supply of basic needs, which makes them scarce and eventually the price of them becomes expensive. This Final Project aims to design a model of basic needs distribution for Karimunjawa Islands by considering weather conditions. The first step is to identify weather conditions which are then used to determine the number of sailing days. Next is to estimate the basic needs of both tourists and local residents by using consumtion per capita rate. Since the population and tourist destinations are scattered in several main islands, scenarios need to be developed to transport these daily necessities. Traveling Salesman Problem (TSP) is used to determine the route of each planned scenario. 3 (three) scenarios are used: (i) hub and spoke operation pattern, (ii) multiport operation pattern, and (iii) port to port operation pattern. The second scenario was chosen because it produces the lowest total cost of sea transportation, namely, Rp. 774,734,408 per year. This scenario is able to meet the demand of 4,039 tons / year with a supply capacity of 4,050 tons / year which has been adjusted to bad weather conditions. The ship fleet used is cargo ships with a payload of 30 tons. The route is Jepara - Karimunjawa – Nyamuk – Parang – Kemujan – Genting - Jepara with a total distance of 133,75 nm. Finally, the schedule is determined and storage facility has to be provided in each destination.

Keywords: Karimunjawa Archipelago, TSP, Multiport, Hub and spoke, Port to port

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Uncontrolled Keywords: Kepulauan Karimunjawa, TSP, Multiport, Hub and spoke, Port to port, Karimunjawa Archipelago, TSP, Multiport, Hub and spoke, Port to port
Subjects: H Social Sciences > HE Transportation and Communications > HE564.A1 Shipping
Divisions: Faculty of Marine Technology (MARTECH) > Marine Transportation Engineering > 21207-(S1) Undergraduate Thesis
Depositing User: Afifah Nuryaningtyas
Date Deposited: 03 Mar 2021 06:50
Last Modified: 03 Mar 2021 06:50
URI: http://repository.its.ac.id/id/eprint/83294

Actions (login required)

View Item View Item