Zenissa, Rana (2020) Pengaruh Ventilasi dan Aktivitas Memasak Selama Waktu Puncak Terhadap CO dan NO2 di Apartemen: Pendekatan Multilevel. Masters thesis, Institut Teknologi Sepuluh Nopember.
Text
03211850012006-Master_Thesis.pdf - Accepted Version Restricted to Repository staff only until 1 April 2023. Download (4MB) | Request a copy |
Abstract
Polutan CO dan NO2 dalam ruangan yang dihasilkan dari kegiatan memasak merupakan penyebab sick building syndrome. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa bukaan jendela sebagai ventilasi dapat mengakibatkan kondisi udara dalam ruangan menjadi lebih buruk karena terjadi infiltrasi. Studi mengenai kemungkinan kondisi tersebut belum banyak dilakukan. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh ventilasi dan aktivitas memasak terhadap konsentrasi CO dan NO2 di dalam ruangan.
Pengambilan sampel dilakukan selama 4 minggu pada bulan Oktober – November 2020 melalui pengukuran konsentrasi CO dan NO2 dengan Aeroqual Seri 500 yang dikalibrasi pabrik. Dilakukan pengamatan lapangan, pengisian kuisioner dan wawancara kepada penghuni tiga unit apartemen di Kota Surabaya. Data hasil pengukuran dianalisis melalui operasi pemodelan multilevel dengan menggunakan tiga model yang memungkinkan koefisien bervariasi untuk masing-masing kelompok. Model dapat mengeksplorasi efek sesi puncak, ukuran bukaan jendela dan aktivitas memasak yang dioperasikan dengan bahasa pemrograman pada software R Studio.
Hasil studi menunjukkan bahwa rata-rata konsentrasi CO dan NO2 pada ketiga unit apartemen memenuhi kadar yang dipersyaratkan Permenkes No. 1077 Tahun 2011 yaitu 9.00 ppm CO dan 0.04 ppm NO2. Rata-rata konsentrasi CO dan NO2 yang terukur pada hari yang diteliti cenderung meningkat ketika penghuni aktif memasak di dalam ruangan, khususnya dengan kompor LPG. Konsentrasi CO meningkat 0.35 ppm dan 0.63 ppm ketika jendela dibuka 25% dan 50% pada saat memasak, akan tetapi turun 0.5 ppm untuk bukaan 100%. Sebaliknya konsentrasi NO2 turun sebesar 0.001 ppm untuk bukaan 25%, 0.0004 ppm untuk bukaan 50% dan 0.002 ppm untuk bukaan 100%. Konsentrasi CO dan NO2 turun pada unit 3 yang terletak di lantai yang tinggi ketika memasak dilakukan dengan membuka jendela maksimal karena unit di lantai rendah memiliki jendela yang lebih dekat dengan area parkir yang padat. Memasak dengan membuka jendela pada jam non puncak memberikan kontribusi negatif terhadap konsentrasi CO sebesar 0.03 ppm dan NO2 sebesar 0.001 ppm. Rekomendasi diberikan kepada pengembang apartemen untuk menyediakan saluran exhaust cooker hood pada setiap unit sebagai upaya pengendalian kualitas udara dalam ruang. Sedangkan penghuni disarankan untuk selalu menggunakan cooker hood ketika memasak dan membuka jendela ketika memasak pada jam non-puncak.
====================================================================================================
Indoor CO and NO2 pollutants resulting from cooking activities are the cause of sick building syndrome. Several studies have shown that window openings for ventilation can lead indoor air conditions worse due to infiltration. There have not been many studies on this possible condition. Therefore, this study was conducted to determine the effect of ventilation and cooking activities on indoor CO and NO2 concentrations.
Sampling was carried out for four weeks in October - November 2020 by measuring indoor CO and NO2 concentrations using a factory calibrated Aeroqual 500S. Field surveys were conducted, filling out questionnaires and interviews with residents of three apartment units in Surabaya. The measured data were analyzed through a multilevel modeling operation using three models that allowed the coefficients to vary for each group. The model can explore the effect of peak sessions, window opening size and cooking activities operated by programming language in R Studio software.
The results of this study showed that the average CO and NO2 concentrations in three apartment units meet the levels required by Permenkes No. 1077 of 2011 in the amount of 9.00 ppm CO and 0.04 ppm NO2. The average concentrations of CO and NO2 measured on the day under study tended to increase when occupants were actively cooking indoors, especially with an LPG stove. The CO concentration increased by 0.35 ppm and 0.63 ppm when the window was opened by 25% and 50% when cooking, but decreased by 0.5 ppm for 100% openings. Otherwise, the concentration of NO2 decreases by 0.001 ppm for 25% openings, 0.0004 ppm for 50% openings and 0.002 ppm for 100% openings. The CO and NO2 concentrations in unit 3 on the high floor units will decrease when cooking by opening the windows because the lower floor units have windows that are closer to the congested parking areas. Cooking by opening the window during non-peak hours has a negative contribution to CO concentration by 0.03 ppm and NO2 concentration by 0.001 ppm. Recommendations are given to apartment developers to provide exhaust cooker hood in each unit as an indoor air control strategy. While residents are suggested to always turn on the cooker hood when cooking and open windows when cooking during non-peak hours.
Item Type: | Thesis (Masters) |
---|---|
Additional Information: | publication corresponding author: dipareza@enviro.its.ac.id |
Uncontrolled Keywords: | ambien, apartemen, kualitas udara, memasak, pemodelan multilevel, ruang rumah, ambient, apartment, cooking, indoor air quality, multilevel models |
Subjects: | T Technology > TD Environmental technology. Sanitary engineering > TD883 Air quality management. T Technology > TD Environmental technology. Sanitary engineering > TD883.5 Air--Pollution |
Divisions: | Faculty of Civil, Planning, and Geo Engineering (CIVPLAN) > Environmental Engineering > 25101-(S2) Master Thesis |
Depositing User: | Rana Zenissa |
Date Deposited: | 04 Mar 2021 01:41 |
Last Modified: | 04 Mar 2021 01:41 |
URI: | http://repository.its.ac.id/id/eprint/83354 |
Actions (login required)
View Item |