Kusumawati, Diana Indah (2021) Pengomposan Sampah Popok Sekali Pakai Yang Ditingkatkan Dengan Cyanobacteria (Spirulina Platensis). Masters thesis, Institut Teknologi Sepuluh Nopember.
Text
TESIS_Diana Indah Kusumawati - 03211850012005.pdf - Accepted Version Restricted to Repository staff only until 1 April 2023. Download (2MB) | Request a copy |
Abstract
Sampah popok sekali pakai membawa dampak negatif bagi lingkungan hidup dan kesehatan manusia. Dengan kandungan selulosa yang merupakan polimer yang dapat dikomposkan, kandungan nutrisi pada kotoran manusia yang dapat dipulihkan, serta bukti bahwa superabsorbent polymer dapat meningkatkan retensi air pada tanah, menjadikan pengomposan sebagai metode yang menjanjikan untuk pemulihan sampah popok. Mengingat rumitnya pemisahan polimer plastik berupa LDPE dan PP untuk keperluan daur ulang sampah popok, maka pada penelitian ini pengomposan dilakukan dengan melibatkan semua bagian sampah popok sekali pakai.
Reaktor pengomposan memiliki volume 30 liter dan berbahan plastik bening. Sebanyak 3 kg sampah popok dengan model celana dikomposkan bersama 7 kg sampah makanan (yang terdiri dari nasi, pepaya, wortel, tahu, dan susu), 250 gram sekam padi sebagai agen bulking, dan Spirulina platensis dengan kepadatan 60.000 sinusoid/ml ditambahkan dengan variasi 0 ml (sebagai kontrol); 25 ml; 50 ml; dan 100 ml. Proses pengomposan berlangsung selama 6 minggu atau 42 hari. Parameter yang dianalisis adalah C-Organik, Total N, Rasio C / N, kadar air, pH, temperatur, dan Escherichia coli. Kompos yang dihasilkan kemudian dikombinasikan dengan tanah alami untuk dijadikan media tanam pada uji fitotoksisitas terhadap tanaman cabai rawit dan jagung. Berat media tanam adalah 100 gr tiap polybag dengan komposisi kompos dan tanah antara lain 0:100; 30:70; 50:50; 70:30; 100:0. Uji perkecambahan dan uji pertumbuhan dilakukan dengan mengamati jumlah kecambah yang muncul dan tumbuh normal, lalu panjang batang dan akar diukur untuk menilai pertumbuhannya.
Sistem pengomposan dengan penambahan Spirulina platensis 100 ml menunjukkan laju degradasi paling besar, dengan nilai Decimal Reduction Time (D) 115, jika dibandingkan dengan reaktor 1 (kontrol), 2, dan 3 sebesar 2500, 156, 135. Bakteri Escherichia coli hampir tidak terdeteksi pada kompos yaitu < 1,8 MPN/g, rasio C / N 19,96, dan kadar air 50,1% yang menandakan kompos telah matang dan stabil. Media tanam dengan perbandingan kompos dan tanah 3 : 7 menghasilkan perkecambahan benih relatif terbaik untuk jagung dan cabai rawit, yaitu 100% dan 133%. Sementara Germination Index jagung lebih besar, yaitu 124% sementara cabai rawit 83%.
======================================================================================================
Disposable diaper waste harms the environment and human health. The
content of cellulose which is a compostable-polymer, the recoverable nutrient
content of human waste, and the evidence that superabsorbent polymers increase
water retention in the soil, make composting a promising method for diaper waste
recovery. Given the complexity of separating plastic polymer materials in the
form of LDPE and PP for diaper recycling purposes, in this study, the composting
carried out by involving all parts of disposable diaper waste.
The composting reactor has a volume of 30 litres and made of clear
plastic. A total of 3 kg of diaper waste with the pants model composted together
with 7 kg of food waste (consisting of rice, papaya, carrots, tofu, and milk), 250
grams of rice husks as a bulking agent, and Spirulina platensis with density of
60,000 sinusoids/ml added with variations 0 ml (as control); 25 ml; 50 ml; and
100 ml. The composting process takes six weeks or 42 days. The parameters
analyzed were C-Organic, Total N, C / N ratio, moisture content, pH, temperature,
and Escherichia coli. The compost produced is then combined with natural soil to
be used as a planting medium for the phytotoxicity test of cayenne pepper and
corn. The planting medium weight is 100 gr per polybag with compost and soil
composition, among others 0:100; 30:70; 50:50; 70:30; 100:0. The germination
test and growth test carried out by observing the number of sprouts that appeared
and grew normally, then the stem and root lengths measured to assess their
growth.
The composting system with the addition of 100 ml Spirulina platensis
shows the highest degradation rate, with a Decimal Reduction Time (D) value of
115, compared to reactors 1 (control), 2, and 3 of 2500, 156, 135. Escherichia coli
almost undetectable at the compost, which is <1.8 MPN / g, C / N ratio 19.96, and
water content of 50.1% indicates the compost is mature and stable. Planting media
with compost and soil ratio of 3: 7 produced the best relative seed germination for
corn and cayenne pepper, namely 100% and 133%. Meanwhile, the maize
Germination Index at 124% higher than cayenne pepper that is 83%.
Item Type: | Thesis (Masters) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | germination index, kompos; sampah popok; Spirulina platensis; uji perkecambahan, uji pertumbuhan, compost; disposable diaper waste; germination index; germination test; growth test; Spirulina platensis. |
Subjects: | T Technology > TD Environmental technology. Sanitary engineering > TD796.5 Composting |
Divisions: | Faculty of Civil, Planning, and Geo Engineering (CIVPLAN) > Environmental Engineering > 25101-(S2) Master Thesis |
Depositing User: | Diana Indah Kusumawati |
Date Deposited: | 12 Mar 2021 07:14 |
Last Modified: | 12 Mar 2021 07:14 |
URI: | http://repository.its.ac.id/id/eprint/83419 |
Actions (login required)
View Item |